1

7 2 0
                                    

2012, Oktober 11

Hana's Pov

Pagi ini, Busan diguyur hujan yang sangat lebat. Ayah dan Ibu menyarankan untuk tidak pergi kesekolah dulu hari ini, karena terlalu beresiko.

Tapi satu yang mengejutkanku saat itu, saat Jeon Jungkook berdiri dengan tegapnya dengan payung bermotif bunga milik Ibunya berteriak memanggil namaku- sama seperti yang sering dia lakukan setiap hari.

Aku yang masih mengenakan pakaian piyamaku keluar untuk menjamunya dengan umpatan kasar mungkin, "Kook, Kau gila? Hujan petir begini masih berangkat sekolah?"

Bukannya ketakutan tapi Pria itu hanya tertawa kecil sambil masuk kehalaman rumahku meletakan payungnya disana. Rambutnya basah sepertinya baju dan tasnya juga basah.

Aku bisa tau pasti Jungkook akan segera demam, karena wajahnya sudah sangat merah.

"Sebentar" ucapku masuk kedalam rumah sambil mengambilkannya handuk dan jaket milikku. Beruntung aku sedikit gempal, jadi jaketku muat untuk Jungkook yang sekecil genggaman ku.

Hatchi!

"Kenapa memaksakan diri?"ocehku sambil menyodorkan segelas teh hangat.

"Hehehe, Maaf. Ayah dan Ibu tidak ada dirumah, Hyung juga tidak ada- jadi Aku kesini karena takut"

Benar juga, Jungkook tidak seberani itu dirumah sendirian saat hujan. Terakhir kali hujan besar juga Jungkook melakukan hal yang sama. Bocah itu terlalu penakut.

"Jungkook?"kaget Ibu karena melihat Jungkook yang lengkap dengan seragam ada diteras rumahnya dengan handuk dan jaket putri kesayangannya.

"Pagi, Bibi. Maaf Aku kesini karena-"

"Ya! Hana-ya, kenapa Kau biarkan Jungkook diluar! Ayo masuk diluar dingin"bentak Ibu kepadaku, ya- jika ada Jungkook dirumah sudah dipastikan Aku akan menjadi anak tirinya.

Ibu terkadang lebih sayang pada Jungkook daripada diriku, wajar saja keluarga kami tak punya pria. Isinya perempuan semua. Dan juga- Aku tidak bisa sepandai Jungkook disekolah.

"Ish! Ayo Jungkook-ah"titah Ibu masuk kedalam rumah. Sementara aku hanya menekuk wajahku sambil membawa tasnya yang agak basah itu.

***

Jungkook telah berganti pakaian hangat, Ibu juga tadi membuatkan Coklat panas untuk Jungkook. Sekarang kami berdua sedang ada dikamarku, Ya- kalau Jungkook datang pasti dia akan pergi kekamarku. Dia bilang kamarku harum jasmine, dia suka.

"Kau mendaftar trainee dimana jadinya?"

Ohya, Jungkook itu pekan lalu ikut K-star tapi tidak lolos. Suaranya benar-benar lembut, tapi dia selalu malu untuk bernyanyi didepan kelas atau didepan orang lain.

Tapi jika didepanku suaranya sangat lancar tanpa hambatan, karena itu kemarin dia mengajakku untuk menemaninya audisi Kstar itu. Tak disangka saat keluar dari tempat audisi, Jungkook mendapatkan banyak kartu nama perusahaan besar.

Jungkook tetap Jungkook, sipenakut dan pemalu. Dirinya belum menentukan pilihannya hanya karena takut tidak bisa bernyanyi sebaik dirinya bernyanyi didepanku.

"Tidak tau ah, Aku hanya ingin bernyanyi untukmu saja"

Cih, selalu seperti itu. Padahal bakat Jungkook akan menjadi dobrakan besar untuk industri hiburan Korea Selatan. Dirinya juga mudah menangkap semua pelajaran walau sebenarnya dia sangat pemalas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LEGGO | JKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang