Prologue

265 20 6
                                    

'Prologue'

"Dimanapun kamu berada, aku akan terus merindukanmu." - Nana.

•••

"Nana jangan nakal ya kalau nanti kakak gak ada."

Anak perempuan yang berumur 5 tahun itu menoleh ke arah lelaki yang sudah ia anggap sebagai kakaknya.

"Emangnya kakak mau kemana?" Tanya anak perempuan itu dengan pengucapan yang sempurna.

"Gak kemana-mana. Kakak kan sayang kamu, kakak gak mungkin ninggalin kamu." Lelaki itu tersenyum ke arah perempuan yang dipanggil Nana tersebut.

Tapi tidak dengan Nana. Ia terlihat kaget saat melihat cairan berwarna merah keluar dari hidung kakaknya. Saat Nana ingin menyentuhnya, tangannya ditahan oleh kakaknya dan menggeleng pertanda bahwa Nana tidak boleh menyentuh cairan itu.

"Kakak pulang dulu mau bersihin ini." Ucap kakaknya sambil menyeka darah yang keluar semakin deras.

"Kakak kenapa? Kak! Kakak!" Nana mencoba untuk mengejar kakaknya tapi ia malah tersandung batu dan membuat lututnya terluka.

Ada buliran bening yang siap keluar dari kedua mata indah milik Nana. Entah kenapa tapi rasanya sakit saat melihat hidung kakaknya mengeluarkan banyak darah. Ia tak mengerti sebenarnya apa yang terjadi pada kakaknya. Apa mungkin kakaknya salah makan? Atau ternyata kakaknya tidak bisa makan nugget yang ia bawa tadi? Nana tidak tahu. Yang ia tahu hanya ada rasa khawatir yang besar di dalam dadanya.

"Nana juga sayang kakak.."

***

Hari demi hari pun berganti. Tetapi sosok yang ditunggu tunggu tidak pernah lagi datang menemui si putri kecil di taman favorite keduanya. Setiap hari nya tidak pernah ada lagi senyum manis yang terukir di wajah cantik Nana.

Kehilangan kakaknya sejak hari itu-hari dimana Nana melihat hidung kakaknya berdarah, tak pernah lagi terukir senyum manis di wajah cantik Nana. Hanya suara tangisan kecil di setiap malam nya.

Nana merasa bersalah atas kejadian itu. Nana yakin bahwa hidung kakaknya berdarah karna kakaknya memakan nugget yang dibawa oleh Nana.

Sampai Nana beranjak dewasa, Nana benar-benar tak pernah bertemu lagi dengan kakaknya itu. Apa kakaknya masih mengingatnya? Atau bahkan kakaknya sudah tidak ingin bertemu lagi dengannya?

Tapi sampai kapanpun Nana tetap berharap agar ia dan kakaknya dipertemukan kembali untuk melepas rindu selama 10 tahun lebih.

•••

Semoga kalian paham bagaimana cara menghargai karya seseorang.

Next...

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang