Enemy | PJM x YJY

4.사

Sebelum ceritanya mulai, aku cuman ingin bilang

HAPPY 300 READERSSSSSSS🥳🥳🥳🥳
Kansahapnidaaa
Gomawooo
Arigatooo
Pokoknya terima kasih yaaa
Oh ya, maafin ya minggu kemarin aku gak apdet, banyak tugas soalnya hehe :v
Sekarang, balik ke ceritanya:)

Jeongyeon berlari sambil mencari-cari keberadaan Mina dan Momo, ia terlihat sangat panik dan ketakutan.

Cafe, Pukul 19.45

Jimin menyeruput secangkir kopi yang ia beli di cafe tersebut sambil memainkan ponselnya. Ia memandangi jendela cafe yang tepat berada di samping kanannya.

Ia melihat seorang perempuan sedang kebingungan dan panik di tengah keramaian. Awalnya ia abaikan, tapi setelah melihat perempuan itu berkali-kali, ia seperti tidak asing melihat muka perempuan itu.

Dengan cepat, ia menelepon Jeongyeon, muka perempuan itu terlihat seperti Jeongyeon.

POV Jimin

"Sebentar, perempuan itu tidak terlihat asing"-Batin Jimin.

"Mungkin kah itu Jeongyeon?"-Jimin bertanya pada dirinya sendiri.

"Atau aku yang sedang memikirkan nya?"-Jimin bingung.

"Ah!, sotoy saja kau Jimin"-Jimin bingung.

"Ku telepon saja lah"-Jimin.

POV Jeongyeon

"Trrtrtt"-Suara ponsel Jeongyeon.

Jeongyeon menoleh kearah ponselnya.

"Apa sih?!, tidak sekarang!"-Jeongyeon kesal.

Jimin berkali-kali menelepon Jeongyeon, tetapi tidak dijawab, karna Jeongyeon sedang panik.

POV Jimin

"Ih kenapa sih!"-Jimin kesal.

"Aku samperin saja lah"-Jimin.

Jimin berjalan menuju tempat ramai dimana ia melihat perempuan panik itu.

POV Jeongyeon

Jeongyeon berdiam sebentar sambil melihat dan menoleh ke sekitar arcade. Ia mempunyai firasat buruk, sepertinya ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Ia menoleh dan...

"Hai Jeong!"-Jimin.

"Kau bikin kaget saja!"-Jeongyeon.

"Mianhae"-Jimin.

"Gwaenchanha!"-Jeongyeon.

"Kau kenapa sih?, aku telepon tidak bisa"-Jimin.

"Aku sedang panik, dan kau terus meneleponku!"-Jeongyeon.

"Mianhae, memangnya kau kenapa?"-Jimin.

"Jadi, aku ke sini bersama Momo dan Mina, tetapi ia pergi dan aku tidak tahu mereka dimana!"-Jeongyeon.

"Santai mbak, ya sudah, mau ku antarkan?"-Jimin sangat berbaik hati.