Prolog

2.1K 60 8
                                    

Happy Reading
•••••••••••••••••••••••••••••••

Kawasan ini penuh dengan anak anak yang merasa kesepian mereka butuh kehangatan sebuah keluarga,tapi hanya disinilah mereka mendapatkan keinginannya itu,berbeda dengan seorang gadis yang berjalan perlahan menuju sebuah bangku kosong, dirinya memainkan handphonenya menghitung menit menit waktu yang terlewati sampai akhirnya dimulainya acara.

Jika sampai waktu sudah menunjukkan waktu dimulainya acara tetapi acara belum juga dimulai perempuan tersebut akan memutuskan untuk pergi, karena dirinya memegang kata kata time is money. Waktunya sangat berharga bahkan tidak dapat dibeli.

Jika waktu memang dapat ditukar dengan uang maka dirinya akan melakukan itu sedari dulu,dirinya lebih membutuhkan waktu daripada lembaran lembaran uang yang membuat semua orang gelap mata.

" Tiga..Dua..dan Satu " Ucap perempuan tersebut kala melihat waktu yang berada di ponselnya telah habis yang artinya sudah seharusnya sekarang acara dimulai, perempuan itu akan melangkah pergi karena dirinya sangat tidak suka keterlambatan,tetapi seseorang memanggilnya.

" ANDIRA " Teriak orang tersebut,dan perempuan itu tersenyum sembari menghampiri orang yang memanggilnya tadi.

Orang yang memanggilnya tadi sedang mengecek motor yang akan dia gunakan untuk balapan ini,kawasan yang elit ini tentu dihadiri orang orang yang tidak biasa bukan ? Ya kita semua adalah sekumpulan orang orang dari keluarga penghasil uang terbanyak.

Tetapi karena sibuk menghasilkan uang sehingga mereka terbiasa melupakan anak mereka,yang membuat mereka mencari kebahagiaan yaitu disini, lebih baik ditempat balapan bukan daripada di club ?. Andira bahkan sangat mensyukuri bahwa jalan pikiran mereka masih sedikit jernih.

Penampilan Andira seperti biasa,tidak terlalu mencolok,tapi memiliki aura tersendiri.

Baju yang semuanya bernuansa hitam,dan cara berjalan yang pelan mencari ciri dominan dirinya, semua orang tidak bisa mengalihkan atensinya dari dirinya,dan dia sudah terbiasa dengan itu.

" Im coming " Ucap Perempuan yang memiliki nama Andira Ravanda dan bermarga Dirgantama yang melekat dalam dirinya. Kalian akan tahu bahwa marga Dirgantama adalah keturunan yang selalu dinanti-nantikan.

" Semangat Andira " Ucap salah satu sahabatnya menepuk bahunya, berusaha menyemangati Andira dari pertandingan ini, pertandingan yang teramat penting untuk dimenangkan.

" Lo tahu bahwa ini semua percuma,gue bakal tetep kalah,tapi seenggaknya gue kembali dengan tubuh yang masih bernafas " Ucap Andira tersebut kepada sahabatnya,senyum yang membuat semuanya ingin mendapatkannya. Bahkan jarang sekali diperlihatkan.

Andira naik ke motornya dan memakai helmnya, ah sungguh mengganggu lebam di pipinya yang kadang berdenyut nyeri,itu ia dapatkan karena percekcokan yang tidak sengaja tetapi cukup menyenangkan.

Oh bahkan sekarang saja Andira sudah dapat merasakan aura kekalahan,siapa orang yang dapat mengalahkan seorang Bara Gregociouse. Bara yang dominan dengan kelicikannya siapa yang dapat mengalahkan ?

Bahkan Bara seakan bangga dengan sifatnya itu,seringkali semua orang hanya pasrah dengan sifatnya yang sangat membuat muak itu. Tetapi aku bagaimana lagi Bara Gregociouse adalah seorang pendendam.

" Apakah sudah siap kalah nona Dirgantama ? " Tanya Bara yang tiba tiba menghampiri Andira dengan rokok yang berada di mulutnya,Andira hanya mengibar-ngibarkan tangannya,karena dia sangat membenci bau asap rokok.

" Tentu,kalah lebih baik daripada menang dengan kelicikan,benar bukan ? " Tanya Andira sedikit menantang kepada Bara,dirinya bahkan sekarang menatap bara dengan senyum miringnya

" Let's start " Ucap Bara sembari berjalan meninggalkan Andira setelah menepuk bahunya, Bara terlihat duduk di kursi sembari mengamati gerak-gerik Andira.

" Hahaha gue pasti kalah,dan si Bara itu bangga dengan kelicikannya " Ucap Andira sedikit membuat memunculkan smirk,dan itu tentu dilihat oleh sebagian orang.

Dor

Tembakan awalnya balapan sudah terdengar yang artinya Andira harus segera menarik gas motornya agar dapat cepat-cepat merasakan bagaimana rasanya kekalahan,karena selama ini dia selalu menantikan kekalahannya.

Semua orang yang melawan Andira terus berusaha membuat motornya memasuki jurang yang menghimpit jalan,tetapi tentu Andira tidak semudah itu untuk dikalahkan. Sungguh cara yang tidak sportif,seakan kemenangan balapan ini akan membuat mereka dapat membeli dunia.

" Membosankan " Gumam Andira kala sebagian lawannya sudah menyerah melawannya, setelah melihat lawan-lawannya berjatuhan Andira mempercepat laju motornya agar segera mencapai garis finis

Dor

Suatu tembakan tiba tiba mengenai ban motornya yang otomatis membuat motornya yang berada di kecepatan maksimal kehilangan keseimbangannya. Andira hanya dapat berdecak marah,sepertinya sebentar lagi dia akan terjun ke jurang itu seperti lawan lawannya.

Andira dan motornya berjatuhan ke jurang, setelah terkapar di jurang dengan keadaan mengenaskan Andira segera melepas helmnya dan membuangnya asal,lihatlah benar bukan yang Andira katakan bahwa kekalahan akan terjadi jika melawan seorang Bara Gregociouse.

" Aish sepertinya ini hari terakhirku " Ucap Andira kala merasakan kepalanya yang bercucuran darah dan pandangannya yang mulai menggelap bersamaan dengan motornya yang meledak hangus.

Sebelum benar-benar kehilangan kesadarannya dirinya melihat seseorang dengan postur tubuh yang sangat dia kenal tengah tersenyum smirk kearahnya sembari meniup pistol yang barusan menembak ban motornya.

" Gak mungkin " ucap Andira lemah kala pikirannya langsung tertuju pada seseorang,dirinya menepis pikiran buruknya itu. Setelah itu Andira terlukai pingsan dengan darah yang sudah bercucuran di kepalanya.

•••••••••••••••••••••••••••••••

Thanks for reading


🎉 Kamu telah selesai membaca A N D I R A (𝑇𝐴𝐻𝐴𝑃 𝑅𝐸𝑉𝐼𝑆𝐼) 🎉
A N D I R A (𝑇𝐴𝐻𝐴𝑃 𝑅𝐸𝑉𝐼𝑆𝐼)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang