In which the System Torments the Protagonists: My Wife is My Life!

Chapter 36

Dia melihat wajah khidmat dan serius Lu Lixing dan tiba-tiba merasa khawatir.

Mungkinkah?

Mungkinkah ... bahwa karena dia hampir mati, dia mengoceh omong kosong dari penurunan kognitif?

Jadi, dia mengikuti kata-kata Lu Lixing sebelumnya. "Aku istrimu. Kamu tidak perlu khawatir. Aku seorang wanita yang pria lain tidak akan pernah dapatkan!"

Dengan putus asa, Lu Lixing berkata, "Biarkan aku selesai berbicara."

"... Oh, oke. Katakan apa saja yang kamu mau."

"Kecantikanmu membuat wanita lain malu untuk menunjukkan wajah mereka. Aku mohon, tolong jangan ..." Lu Lixing tersendat. Mengucapkan kata-kata ini melanggar intinya. "Tolong jangan merayu orang lain dengan dirimu yang malang ..." *

(T / N: Hanya untuk memperjelas, dia tidak mengulangi hasil pencarian Baidu dengan tepat. Mungkin, terlalu memalukan untuk mengatakannya?)

Ji Qingqing tergagap, "Aku tidak ..."

Mungkinkah Lu Lixing menguliahi dia?

Apakah dia salah paham akan sesuatu?

Ji Qingqing merasa bahwa dia telah berperilaku sangat baik di rumah keluarga Lu. Bahkan ketika dia melihat mantan kekasihnya, Lu Liting, dia mengabaikannya. Lu Lixing tidak akan menyuruhnya berpakaian seperti wanita Arab dengan cadar di wajahnya, kan?

"Kamu bunga mawar di tengah-tengah bunga, kuncup bunga di tengah-tengah bunga lili, bintang paling terang di langit malam, putri duyung terindah di laut dalam. Kamu berwajah malaikat. Kamu dewi paling cantik di hatiku ! "

- "Tugas selesai. 5 poin telah ditambahkan ke hidup Anda. Saat ini Anda memiliki lima jam untuk hidup."

"Kenapa ... Kenapa kamu mengatakan semua itu?"

Wajah Lu Lixing tidak merah, dan jantungnya juga tidak berdetak kencang. Dia berpura-pura tidak gentar, "Memujimu."

Sudut bibir Ji Qingqing berkedut. Dia benar-benar sangat terkejut.

Ternyata, dia mengatakan semua kata-kata itu untuk memuji dia?

Anda benar-benar bisa melihat dan mendengar apa pun jika Anda hidup cukup lama.

Gaya memuji Lu Lixing benar-benar sangat ... unik.

Itu sangat aneh karena Lu Lixing menatapnya dengan sungguh-sungguh dengan wajahnya yang serius dan tenang ketika dia mengatakan pujian itu. Dia benar-benar ingin tertawa.

Ji Qingqing ingin tertawa, tetapi tidak pantas melakukannya di depan orang yang sakit. Dia menundukkan kepalanya ketika dia mencoba menahan tawanya, tetapi dia tidak berhasil. Tawanya lepas. Ketika dia melihat ke atas, dia melihat bahwa Lu Lixing sedang menatapnya.

"Um ... terima kasih atas pujiannya. Aku ... aku sangat senang hahaha ... hahaha" Ji Qingqing tidak bisa menjaga wajah serius. Dia tahu bahwa itu buruk baginya untuk tertawa tanpa menahan diri di depan Lu Lixing, tetapi dia benar-benar tidak bisa menahan diri. Dia membungkuk dan tertawa sampai perutnya sakit dan wajahnya terasa sakit karena terlalu banyak tersenyum.

"Apakah itu lucu?"

Ji Qingqing tiba-tiba menutup mulutnya. Pipinya memerah karena menahan tawanya. Dia dengan keras menggelengkan kepalanya. "Ini tidak lucu. Sama sekali tidak lucu. Umm ... Kamu banyak bicara. Kamu mau minum ... haha ​​haha ​​... air .... haha ​​..."

Lu Lixing meremas kata-kata: "Tidak! Terima kasih! Kamu!"

Sangat sulit bagi Ji Qingqing untuk menahan tawanya. Tubuhnya bahkan bergetar. Menggigit bibirnya untuk mengendalikan diri, "Karena kamu tidak mau minum air ... Haha ... Aku akan pergi dulu untuk pergi menemui Penatua Lu."

Dia bahkan tidak berani melirik Lu Lixing. Dia tidak ingin membuatnya merasa lebih buruk dengan tertawa lagi. Dia berlari keluar dari kamar.

"Nyonya muda ... Ada apa? Apa kamu baik-baik saja?"

"Hah? Aku ... aku baik-baik saja. Kenapa ada yang salah denganku?"

"Apakah terlalu panas? Apakah Anda ingin saya menurunkan termostat? Atau, apakah ini reaksi alergi? Mengapa wajah Anda begitu merah?

"Ini ... sedikit terlalu panas. Tapi, tidak apa-apa. Aku akan segera baik-baik saja."

Lu Lixing memandangi pintu. Bersandar di sandaran kepalanya, dia menutup matanya dan menghela nafas berat.

Hidup benar-benar tanpa ampun baginya.