01.

1.1K 93 4
                                    

A/n: Ada beberapa perombakan kata-kata disini. Aku mau minta kesan kalian juga untuk penggunaan bahasanya. Menurut kalian lebih baik ku ubah jadi bahasa yang biasa kita pakai agar lebih santai atau tetap baku?? Karena disini bahasanya setelah ku baca agak kaku. Pendapat kalian gimana???




- CLTCL -



Wendy melirik arloji merah muda di tangan kanannya berulang kali. Sudah hampir 15 menit Wendy menunggu Irene, sahabatnya, memilih ice cream cake. Wendy mendesah sebal begitu mengingat penolakan Irene ketika dia, sang pecinta makanan manis, dengan sukarela menawarkan diri untuk memilih kue kesukaannya itu dengan dalih bahwa Wendy pasti memilih kue dengan cita rasa termanis dan hal itu akan menyebabkannya terkena diabetes.

Wendy berdecak sebal begitu meningat bahwa pertandingan basket sekolahnya akan dimulai 30 menit lagi. Dan jika dia terlambat, dia akan melewatkan segalanya termasuk melihat siswa favorit gadis itu yang sudah disukainya sejak ia berada di tahun kedua sekolah menengah pertama, tepat saat dia baru saja menjadi warga Korea Selatan setelah sekian tahun tinggal di Kannada.

Cinta pada pandangan pertama.

Wendy melirik Irene dengan tatapan sebal. Gadis berambut coklat gelap itu kini tengah tersenyum bahagia dengan sepiring besar ice cream cake ditangannya. Irene meletakkan piring kue itu diatas meja kemudian mengambil posisi duduk tepat dihadapan Wendy yang sedang menatapnya dengan tatapan paling menjengkelkan.

“Maaf lama. Kamu tau kan? Aku nggak terlalu pinter milih.” Irene memberi alasan yang menurutnya paling logis. Wendy memutar bola matanya bosan, sedikit merasa jengah dengan tingkah sahabatnya yang menyebalkan itu.

“Pertandingannya 30 menit lagi. Kamu bikin kita telat dateng ke pertandingan kakakku, tau!”

“Ya ya… Kamu nggak akan melewatkan pertandingan kakakmu ataupun cowok yang menjadi idolamu itu. Nih! Makan!” Irene menyodorkan potongan kue ke piring dihadapan Wendy kemudian mengambil bagiannya dan memakannya dengan lahap.

“Kalau kita telat kamu harus traktir aku ice cream cake!”

Wendy melahap kue nya masih dengan perasaan jengkel dan Irene hanya mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan sahabatnya yang sedang berada dalam tingkat kekesalan paling akut. Setidaknya itu bisa membuat Wendy menghilangkan sedikit rasa kesalnya.

.
.
.
.
.

Wendy berlari sekuat tenaga sambil melirik arlojinya.

15 menit!

Gadis-gadis itu terlambat 15 menit dipertandingan penting ini. Wendy menatap Irene yang sedang berjalan santai dibelakangnya dengan tatapan horor kemudian kembali berlari sekuat tenaga menuju aula olahraga tempat pertandingan di adakan.

Dengan nafas tersenggal-senggal Wendy membuka pintu aula, menimbulkan suara riuh para penonton pendukung sekolah masing-masing dapat terdengar jelas di indra pendengarannya.

Wendy memperhatikan ke arah pemain yang sibuk mendrible dan berusaha merebut bola basket itu dari tangan lawan dan berusaha memasukkannya ke ring lawan.

“Kak, semangat!!” Wendy berteriak histeris begitu melihat sang kakak, Dongwoon, tengah mendrible bola yang baru saja ia dapatkan dari tangan lawannya. Dongwoon sang ketua tim mengoper bola itu ke teman satu timnya, yang diketahui Wendy bernama Woohyun kemudian pria itu melambaikan tangannya ke arah Wendy.

Wendy tersenyum senang kemudian berjalan ke arah bangku penonton terdekat diikuti Irene dibelakangnya.

“Kamu nggak mau ngasih semangat ke pangeranmu?” Irene menyikut Wendy begitu ia melihat sosok siswa yang menjadi idola Wendy atau lebih tepatnya cinta pertama sang sahabat. Wendy melirik Irene kemudian menatap siswa yang di tunjuk Irene.

Crazy Little Thing Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang