06. Terungkap

502 54 5
                                    

"Aku merindukanmu, Wendy!" pendatang itu langsung memeluk Wendy dengan erat membuat Irene yang lagi-lagi menjadi 'si orang yang tak tahu apapun' menampakkan ekspresi lebih terkejut.

'Oh Tuhan apa lagi ini?!' pikir Irene sarkatis.

"Wendy, kau terlihat berbeda. Apa kau sakit?"

'pendatang' itu melepas pelukannya karena merasa tak mendapat respon berarti dari gadis itu. Ia memperhatikan Wendy yang terdiam akibat keterkejutannya yang luar biasa -berlebihan.

"A-aku-"

"Kapan kau tiba, Taehyung?" Luhan menghampiri orang yang dipanggil Taehyung itu seakan berusaha mengalihkan perhatian lelaki itu dari gadis yang kini tengah mengatur kembali kesadarannya.

"Luhan! Aku tak menyangka kau di Korea maksudku disini. Ah aku baru saja tiba." Luhan mengangguk kemudian memperhatikan Wendy dengan ekspresi 'apa kau akan baik-baik saja?'.

"Wendy, kau hanya diam, apa kau sakit, dear?" Taehyung meletakkan tas yang disandangnya ke kursi kemudian memastikan keadaan Wendy dengan meletakkan punggung tangannya dikening Wendy. Terlihat begitu khawatir. Sangat.

"Aku baik."

.
.
.
.
.

Luhan dan Taehyung kini sedang mengobrol dengan orang tua Luhan. Mereka berbicara begitu akrab satu sama lain bahkan Taehyung juga membuat kedua orang tua si kembar aneh itu senang dan terpukau atas segala yang Taehyung ceritakan mengenai prestasi serta pencapaiannya selama bersekolah di Paris.

Wendy mengamati mereka berempat dari tangga sambil sesekali menghela nafasnya. Bagi Wendy bertemu Taehyung setelah tiga tahun lamanya adalah sesuatu yang luar biasa. Mereka cukup akrab satu sama lain dan Taehyung merupakan lelaki yang baik. Sungguh.

Tapi begitu Wendy ingat apa yang terjadi tiga tahun lalu membuatnya merasa jika pertemuan kembalinya dengan Taehyung akan menjadi sesuatu yang kacau.

"Apa yang kau lihat?" Dongwoon yang baru saja keluar dari kamarnya memilih berhenti tepat disebelah Wendy yang masih berdiri di tangga. Wendy menoleh pada Dongwoon kemudian ia tersenyum dan menggeleng kecil.

"Kau masih ingat kejadian tiga tahun lalu kan?"

"Aku tidak ingin membahasnya, kak."

"Kau benar. Lagipula, kurasa Taehyung sudah berubah. Ayo kita turun." Dongwoon tersenyum pada Wendy kemudian mendorong Wendy kebawah dengan memegangi bahunya.

Taehyung tersenyum begitu melihat Wendy yang muncul bersama Dongwoon. Wendy balas tersenyum kemudian mengambil posisi duduk ditengah kedua orang tuanya. Sang ayah membelai rambut sang putri satu-satunya itu dengan sayang kemudian kembali melanjutkan pembicaraannya yang tertunda tadi.

"Mulai besok kalian akan berada disekolah yang sama. Ayah sudah memberi tahu Taehyung jika kalian berdua berada dikelas yang sama, kalian harus membantu Taehyung disekolah barunya, mengerti, sayang?" Wendy dan Luhan mengangguk serempak setelah keduanya saling berkomunikasi lewat pandangan mata mereka.

"Selamat datang dirumah, Taehyung!" ucap Dongwoon dan ibunya ramah.

.
.
.
.
.

"Aku sudah bicara pada 'nya'. Ayah bilang semuanya sudah diselesaikan dan kau akan ke Paris."

"Apa kau ingin aku pergi?"

"Itu jauh lebih baik untukmu, Tae. Aku tak ingin kau terkena masalah."

"Aku ingin melindungimu!"

Crazy Little Thing Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang