Desire to be Normal

898 80 7
                                    

Jinhwan POV

"Hentikan, Hanbin-a!", perintahku ketika Hanbin terus menciumi leherku.

Sebenarnya aku sangat menyukainya. Aku menyukai sentuhan - sentuhan lembut yang Hanbin lakukan. Tapi, untuk malam ini aku sangat lelah.

"Wae?", tanya Hanbin kecewa.

"Mian, tapi aku lelah.", jujurku.

"Ah, baiklah. Aku akan berhenti sekarang.", kata Hanbin dengan berat hati.

"Hanbin-a.", panggilku tiba-tiba.

"Apa lagi?", tanyanya lembut sambil sibuk menyelimuti tubuh naked kami.

"Eommaku sebenarnya menyuruhku untuk menjauh darimu.", kataku pada akhirnya.

"Apa karena eommamu tau kalau kita ini adalah sepasang kekasih?", tanya Hanbin.

"Sepertinya begitu.", kataku.

"Aigoo, lalu bagaimana?", tanya Hanbin panik.

"Molla.", jawabku singkat.

"Aku tak ingin hubungan kita berakhir.", kata Hanbin serius.

"Aku juga tak ingin hubungan kita berakhir.", kataku.

Jinhwan POV End

3 Hari Kemudian

Hanbin POV

"Hanbin-a, kau ingin pergi lagi?", tanya eomma.

"Eoh, eomma.", jawabku singkat.

Hari ini aku berencana ingin makan malam bersama Jinhwan.

"Kau selalu saja pergi saat makan malam. Tak bisakah malam ini kau tetap dirumah? Makan malamlah bersama eomma dan appa.", kata eomma.

Sungguh, Jinhwan adalah pria yang paling kucintai didunia. Bahkan, aku lebih mencintai Jinhwan daripada keluargaku sendiri. Jadi jelas bahwa aku akan lebih memilih untuk makan malam bersama Jinhwan.

"Mianhae, eomma. Aku tak bisa.", tolakku.

"Aku pergi.", lanjutku sambil berjalan keluar rumah.

"Hanbin-a, tunggu!", teriak appa.

Lalu, aku memilih berhenti untuk membalikkan tubuhku menghadap kedua orang tuaku.

"Appa tak mau tau, malam ini kau harus ikut makan malam bersama. Karena kita akan kedatangan tamu yang sangat penting.", kata appa.

"Tamu yang sangat penting?", tanyaku.

Ani, aku hanya heran saja. Jika itu tamu appa, kenapa aku juga harus ikut makan malam?

"Eoh, ada juga hal yang ingin appa bicarakan padamu nanti. Ini menyangkut masa depanmu. Jadi, urungkan niatmu itu untuk pergi malam ini.", kata appa.

Tamu penting? Membicarakan hal tentang masa depanku?
Jadi, apa hal yang ingin appa bicarakan ada hubungannya dengan tamu itu?

Aku jadi penasaran.

"Baiklah, aku tak jadi pergi malam ini.", kataku pada akhirnya.

Setelah itu, aku langsung mengirim pesan pada Jinhwan bahwa aku membatalkan janji kami.

"Ah, kuharap Jinhwan tak kecewa karena aku membatalkan acara makan malam kami begitu saja.", kataku (dalam hati).

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

ONESHOOT JENBINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang