chptr 2

14 2 0
                                    

Tak terasa sudah 3 hari mereka mengikuti kegiatan MOS dan sekarang dua hari terakhir mereka semua akan berkemah di puncak. Hari ini mereka sengaja dipulangkan lebih awal untuk prepare acara kemahnya. Shasha berjalan beriringan dengan David menuju parkiran yang terlihat sangat ramai. Sedari tadi shasha terus mengomel karena David memaksanya untuk ikut kemah, padahal ia tidak suka dengan acara acara seperti ini yang pastinya akan sangat melelahkan.

"aku gamau ikut David, nanti pasti disana kita dimarah marahin kaya waktu SMP dulu trus nanti disuruh ini disuruh itu trus apalagi nanti pasti ada jurit malam ihh aku gamau ikut pokonya". Keukeuh shasha yang tidak mau ikut kemah.

"tapi seru loh sha, justru MOS tuh yang paling seru itu waktu kemah kaya gini, terakhiran loh sha ikut ya". Ucap David sambil memasangkan helm dikepala shasha.

"tapi nanti David bantuin aku prepare ya".

"pasti dong, yaudah sekarang kerumah kamu ya". shasha mnggeleng.

"engga, aku mau ketemu sama mamih". Ucap shasha dengan nada manja nya.

"ohh yadah kita kerumah dulu baru nanti kerumah kamu". Kata David sambil memasangkan jaketnya ke tubuh shasha karena cuaca hari ini sedikit mendung. Shasha hanya diam sambil melihat wajah tampan David yang sedang me-resleting jaketnya. Jujur saja menurut shasha David itu sangat tampan, tak heran jika banyak cewek cewek yang iri melihat dirinya dekat dengan David.

"David ganteng deh". Celetuk shasha sambil menatap bola mata David.

"kamu mau apa?".

"pengen makan, laperrr". Jawab shasha sambil menyengir kearah David.cowok itu pun hanya menggeleng pelan melihat tingkah shasha yang seperti anak kecil.

"yaudah ayok, mau makan ga?". Shasha terdiam dan langsung naik motor ninja kesayangan David itu. Tak lama mereka berdua meninggalkan lingkungan sekolah yang masih terlihat ramai. Dua manusia tadi tidak menyadari bahwa dari kejauhan, dipta memperhatikannya dengan perasaan yang tidak bisa ditebak. Dipta menghela nafas Panjang dan bejalan menuju vespa matic nya dengan mood yang tidak baik. Entah kenapa ia ingin cepat cepat pulang untuk tidur, karena tubuhnya yang mulai Lelah dan perasaannya yang aneh. Tapi sebelum itu ia menyempatkan diri untuk berkunjung kesuatu tempat.

***

Hari ini saatnya SMA adi bakti melakukan kemah di daerah puncak. Pagi pagi sekali, david sudah berada di rumah shasha untuk membangunkan sahabatnya itu. Namun saat david hendak membuka pintu rumahnya ia dikejutkan dengan sarah, orang tua shasha yang hendak berangkat kerja.

"eh astaga". Ucap sarah yang terkejut dengan kehadiran david.

"yaampun maaf tante". Kata david sambil sedikit membungkuk.

"ehh david ngagetin aja, tumben kamu pagi udah disini? Ini baru jam setengah 6 loh".

"ohiya tante, hari ini disekolah ada acara kemah di puncak jadi kita harus udah kumpul pagi pagi".

"ohgitu kok tante gatau ya, shasha juga gapernah bilang kalo ada kemah".

"eem.. Mungkin shasha lupa ngasih tahu tante". Jawab david sedikit canggung.

"iya kali ya. yaudah deh tante berangkat dulu ya takut telat, tante titip shasha sama kamu ya tolong jagain". Ucap sarah sambil menepuk bahu david pelan.

"ohiya tante siap, hati hati tan". Sarah mengangguk dan berjalan meninggalkan david yang masih di ambang pintu. David tersenyum tipis saat sarah sudah pergi meninggalkan rumahnya menggunakan sedan hitam miliknya.

David berjalan menaiki anak tangga dan berjalan menuju kamar shasha. Belum sempat david membuka pintunya, shasha sudah keluar dengan rapih. Gadis mungil yang menggunakan celana jeans yang dipadukan dengan kaos putih polos dan rambut yang dicepol asal serta make up yang sangat natural membut shasha sangat menggemaskan dimata david.

"nah gini dong cantik". Puji david.

"baru sadar kalo aku cantik?"

"engga sih kamu emang cantik kok, yaudah yuk." ajak david sambil membawakan ransel shasha dipunggungnya.

***

Murid SMA adi bakti sudah ramai berdatangan di lapangan. Sudah ada 3 bus yang akan mengantarkan mereka ke tempat berkemah. Shasha sedari tadi berdoa agar ia bisa satu bus dengan david, karena selama MOS kemarin ia belum menemukan teman baru.

"semoga aku satu bis sama david yallah". Gumam shasha sedari tadi da david yang mendengarnya pun hanya terkekeh.

Sebelum masuk bus, semua murid berbaris dan menunggu antrian namanya untuk mendapatkan bus yang sesuai. Dipta dan fedrian selaku ketua dan wakil ketua osis adi bakti sedang memanggil nama nama murid yang akan menaiki bus 1.

Shasha terus berdoa dalam hati semoga namanya tidak tercantumkan di bus 1. Namun ternyata doanya tidak terkabulkan. Namanya telah disebut oleh fedrian.

"sharelia anshara aditama putri". Sebut fedrian dan membuat shasha tidak bersemangat.

"yah ga satu bus sama david". Ucapnya sambil menatap sahabatnya itu.

"gapapa, jalan ke puncak cuma 1 setengah jam doang kok, nannti kan ketemu lagi disana". Shasha menghela nafas panjang dan mengangguk pasrah.

"yaudah aku duluan ya". David mengangguk sambil mengacak rambut shasha gemas.

"senyum dong". Shasha tersenyum kecil dan langsung naik ke bus. Sebelum ia naik bola matanya bertemu dengan bola mata dipta yang ternyata sedari tadi sedang memperhatikannya. Karena tubuhnya yang kurang tinggi, ia kesulitan untuk menaiki tangga bus nya. Dengan sigap dipta yang ada didekatnya pun membantu shasha untuk naik kedalam bus.

"thanks ka". Ucap shasha dengan senyuman manisnya dan hanya dibalas anggukan oleh dipta.

"hati hati". Shasha mengangguk dan masuk kedalam bus dengan hati hati.

Cukup lama shasha memilih tempat duduk yang kosong, hingga akhirnya ia menemukan dua bangku kosong yang berada di deretan paling belakang. Shasha berjalan menuju bangku itu dan ia ingin menaruh tas ranselnya di bagasi atas, namun lagi lagi karena tubuhnya yang kurang tinggi membuat ia kesulitan.

"ck coba ada david, aku pasti gabakal kesusahan gini". Gumamnya pelan. Dan saat itu pula tiba tiba ranselnya ada yang menarik dan menaruhnya di bagasi atas. Shasha terkejut saat melihat dipta kaka kelasnya yang lagi lagi membantu shasha disaat kesulitan seperti ini. Yang lebih dibuat terkejutnya lagi, dipta berada persis dibelakang shasha dan jarak antara mereka pun sangat tipis sehingga shasha bisa mencium aroma parfume milik kaka kelasnya itu.

"sekali lagi makasih ka". Ucap shasha sambil bergerak untuk duduk di bangku pojok dekat jendela. Ia terkejut saat teryata dipta juga ikut duduk disebelahnya.

"gue boleh duduk disini kan?" tanya dipta.

"ah oh iya boleh ka silahkan". Jawab shasha sambil mengeluarkan handphonenya dari dalam tas. Dan tak lama akhirnya mereka berangkat menuju puncak. Shasha merasa sangat bosan karena ia lupa membawa earphonenya tadi, sehingga yang bisa ia lakukan hanya diam sambil melihat kearah luar dengan wajah bete namun menggemaskan.
Dipta sedari tadi hanya menahan senyum saat melihat wajak adik kelasnya itu yang terlihat sangat menggemaskan menurutnya.

"mau denger musik?" tanya dipta.

"emm boleh deh ka, aku juga bosen bangt". Dipta mencopot earphone yang sebelahnya dan memberikannya pada shasha.

"nih".

"thanks ka". Dipta tidak menjawab lagi, ia menoba untuk menutup matanya yang terasa sangat berat. Shasha menikmati lagu nya, ternyata gendre lagu yang didengarkan dipta sama dengan gendre lagu yang sering didengarkan shasha. Hingga tak sadar shasha pun ikut larut disebelah dipta dengan musik yang masih menyala.

Dipta membuka matanya saat merasa ada sesuatu yang menyentuh pundaknya. Dipta tersenyum kecil saat ternyata shasha sedang tertidur lelap di pundaknya. Hal kecil seperti ini mampu membuat detak jantung dipta tak karuan. Dilihatnya wajah shasha yang sangat cantik juga menggemaskan. Dipta memutuskan untuk memejamkan matanya kembali untuk menetralkan detak jantungnya yang sedang meronta ronta.


***

Heyyo jngn lupa vote ya:)

SHAPTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang