chptr 3

3 0 0
                                    

malam ini merupakan malam keakraban untuk seluruh siswa adi bakti. setelah tiga hari mereka menjalani hari yang melelahkan dan sekarang saatnya mereka untuk bersenang senang bersama. fedrian selaku wakil ketua OSIS Adi bakti sedang mengisi acara dengan pertunjukan stand up comedy nya. cowok itu memang humoris sehingga dapat mencairkan suasana yang dingin ini menjadi hangat. shasha duduk bersebelahan dengan David yang sedang tertawa terbahak bahak. dilihatnya wajah David yang sangat tampan itu, matanya yang menghilang saat ia tersenyum, bibirnya yang merah, alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung  serta lesung pipitnya yang menjadi daya tarik setiap wanita. Dan tak jauh dari tempat duduk mereka Dipta juga melakukan hal yang sama. cowok itu menatap wajah shasha dari kejauhan dan enggan berpaling seakan akan gadis itu merupakan objek yang sangat indah.

"dip!" panggil seseorang yang baru saja datang dan duduk disebelahnya. dipta tidak menggubris siapa yang tadi memanggilnya, pandangannya masih menatap lurus kearah shasha yang sedang terdiam sambil memainkan handphonennya.

"liatin apasih?" tanya seseorang yang tadi memanggilnya dan ternyata itu intan, sekertaris OSIS Adi bakti. Dipta terkejut saat intan mendekatkan tubuhnya dengan sengaja.

"eh ada lo". ucap Dipta sambil sedikit bergeser untuk memberi jarak ada Intan.

"liat apa tadi? kok serius amat sampe gadenger waktu gue panggil?" tanya Intan yang masih penasaran.

"ah engga, gue lagi bengong aja tadi jadi gakedengeran". alibi Dipta sambil mengeluarkan handphonennya dari saku jaket. Dipta sibuk dengan handphonennya sementara sedaritadi Intan terus mengoceh tentang dirinya sendiri.

"tau ga sih dip, sebenernya gue tuh gasuka sama udara dingin gi..." belum selesai intan berbiara namun tiba tiba ada panggilan masuk dari handphone Dipta dan dia langsung pergi menjauh dari tempat itu.

"sorry ada telepon". Dipta berlari kecil mencari tempat yang agak sepi supaya tidak berisik. Intan yang melihat itu pun hanya mencibir karena perlakuan Dipta. Lagi lagi ia ditinggal oleh Dipta saat dirinya sedang mendekati cowok itu.

***

Dipta berlari kearah tenda siswi dan menjawab panggilan masuk dari orang tuanya. ia sedikit menjauh dari kerumunan itu agar suaranya terdengar. setelah menjawabnya ia bergegas untuk kembali lagi ke tempat tadi untuk memantau acaranya.

'iya bun, paling besok aku udah dirumah'

'iya'

'assalamuallaikum'.

ucap Dipta sambil memasukkan kembali handphonennya kedalam saku jaket dan berbalik ke tempat acara berlangsung. saat ia berbalik, ia dikejutkan dengan seorang gadis bertubuh mungil yang hampir menabrak dirinya.

"astaga!" ucap Dipta saat melihat gadis itu. Dan ternyata itu shasha, gadis itupun sama terkejutnya dengan Dipta.

"sorry ka". kata shasha sambil berdiam di depan Dipta. Dipta hanya diam sambil menatap shasha dengan intens. shasha yang merasa ditatap oleh kakak kelasnya itupun cepat cepat pergi ke tenda nya untuk mengambil power bank.

"misi kak, aku mau ke tenda". tak ada jawaban dari Dipta dan dia hanya menggeser tubuhnya untuk memberi jalan. shasha masuk ke dalam tenda yang berada persis dibelakang Dipta. cowok itu hanya diam di tempat dan enggan untuk meninggalkan gadis itu. Tak lama gadis itu keluar tenda dan diam didepan Dipta yang sedari tadi masih menatapnya.

"lohh kakak masih disini?" tanya shasha yang melihat keberadaan Dipta disitu. cowok itu hanya mengangguk dan bertanya.

"nyari apa?" tanya dipta pada shasha.

"aku cari power bank".

"ada?"

"gaada, kayanya ketinggalan dirumah".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHAPTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang