Prolog

27 1 0
                                    

Makhluk ini tidak berakal. Dengan badan penuh luka dan beberapa bagian tubuhnya menampakkan organ bagian dalamnya, yang terkadang masih terlihat berdetak detuk. Kulit mereka kasar (ada yang sekujur tubuhnya ditutupi ruam dan benjolan-benjolan berisi nanah) dan rambut mereka panjang kusut dan tak terurus, tapi banyak juga yang botak. Kulit mereka tidak kuat menahan akar rambut mereka Bau bangkai menyeruak dari bekas-bekas luka yang sudah membusuk di gerogoti belatung, santapan nikmat untuk para bakteri pengurai. Namun mereka tidak merasakan itu semua alias mereka mati rasa.

Insting mereka hanya untuk makan, karena memang bergerak juga butuh energy dan energy itu di dapat dari daging. Daging apapun. Namun, beberapa makhluk itu ada yang memakan rerumputan atau dedaunan kering. Bunga pun mereka lahap dengan cepat. Kulit-kulit kerang pepohonan, ranting-ranting kering dan basah, getah-getah karet mereka hisap, bunga-bunga mereka kunyah. Taka da yang mengapa mereka melakukan hal itu.

Dan apabila membayangkan bagaimana mereka bergerak, beberapa diantaranya ada yang bisa berlari dan melompat, bergidiklah bulu roma. Gerakan mereka terasa janggal, kaki diseret-seret, bagian tubuh atas mereka digoyangkan ke depan dan ke belakang seperti diayun-ayunkan tidak beraturan, gerakan kepala mereka yang patah-patah, bola-bola mata yang bergerak liar ke kanan dan ke kiri (banyak di antaranya sudah tidak memiliki mata bahkan), lidah mereka terjulur keluar dan masuk, mengeluarkan air liur yang sudah bercampur dengan bekas-bekas darah dan daging yang membusuk. Gigi-gigi mereka, jangan lupa, berubah menjadi kuning dan tidak rata beraturan seperti contoh gigi buruk di ruang-ruang klinik dokter gigi, bahkan lebih buruk dari itu.

Itu tipikal gambaran luar seorang (apakah masih pantas menyebut mereka orang) Zombie. Menakutkan dan penuh infeksi virus berbahaya yang dapat menulari makhluk lain yang terpapar cairan tubuh si Zombie. Jangan-jangan coba mendekati mereka kalau tidak mau menjadi bagian dari "keluarga" Zombie.

Namun tidak dengan zombi dicerita kali ini. Dari luar mereka tampak seperti manusia sehat, normal. Tak tampak aneh apabila kita tidak melihat dan memperhatikan lebih detail, lebih dekat dengan mereka. Melihat lebih jauh dan dalam ke mata mereka yang ternyata kosong itu. Tubuh mereka sudah tidak dalam kendali mereka lagi. Sejenis virus yang ditularkan melalui sengatan tawon yang mengalami mutasi, telah merampas kesadaran mereka. Virus yang telah mewabah dan menjadi pandemik di seluruh dunia

Lalu, bagaimana jadinya apabila kita jatuh cinta dengan zombi tersebut? Apakah masih ada perasaan di dalam hati zombi-zombi itu? Atau mereka sudah sepenuhnya mati rasa dan nilai-nilai kemanusiaan mereka sudah hilang seutuhnya dari mereka? Apakah mereka masih bisa diselamatkan dan dikembalikan ke kondisi normal mereka sebelum terinfeksi virus tersebut?

Itulah yang coba dijawab oleh Arlan,seorang ilmuwan muda yang selamat dari kekacauaan yang disebabkan seranganbrutal dan sporadis tawon-tawon dari neraka yang membawa virus kehancurantersebut. Di dalam perjalanannya, Arlan menemukan berbagai halangan rintanganyang akhirnya mempertemukan dia dengan kebenaran menyeramkan di balik krisisyang melanda dunia tersebut.

***

In The Heart of ZombieWhere stories live. Discover now