Part 3 Mereka Yang Memburu

5 1 0
                                    

Derap langkah sepatu booth terdengar bergema di lorong gelap sebuah gedung pencakar langit di kawasan Sudirman. 5 orang laki-laki dan 2 wanita tampak berjalan cepat menyusuri ruang-ruangan yang dulunya kantor tersebut. Mereka berjalan dalam gelap dan hanya mengandalkan cahaya bulan yang masuk dari kaca-kaca jendela yang pecah. Misi mereka Cuma satu, memunsnahkan sarang tawon penyebar virus-virus keparat itu.

Redit, memimpin pasukan kecil hunter tersebut. Dia yang paling senior dan sedikit memiliki keahlian militer. Ujarnya dia sempat bergabung dalam Batalyon Infanteri Raider Angkatan Darat tapi dia tidak bisa menujunkan dari Yonif mana dia berasal. Dia hanya membanggakan sebuah lencana keprajuritan, lencana berlambang pisau dengan latar belakang hitam putih itu dan guratan-guratan luka disekujur tubuhnya yang tinggi besar itu membuat yakin hunter muda bahwa dia memang mahir menggunakan senjata. Hunter-hunter muda kerap memanggilnya Kapten.

Redit berjalan terlebih dulu di depan. Dengan menggunakan isyarat tangan, dia menginstruksikan untuk bawahannya agar menunggu sebentar. Dia akan memeriksa sebuah ruangan di ujung koridor itu. Tak lama Redit masuk ke ruangan tersebut dan senyap menyelubungi. Hunter-hunter muda yang kurang pengalaman itu menunggu dalam diam, tak ada satupun dari mereka yang berbicara, bahkan nafas mereka pelankan sebisa mungkin.

Lalu tiba-tiba terdengar suara kepakan sayap tawon. Hunter yang paling belakang terkejut. Dia memberitahukan teman-teman yang lain di depannya. Serentak mereka menundukkan kepala dan menutupi tengkuk mereka. Tawon itu berputar-putar di atas mereka. Semuanya menahan nafas sampai akhirnya suara kepakan sayap tawon itu tak terdengar kembali menuju saluran udara di atas mereka.

Redit muncul dari kegelapan.

"Negatif, sarang mereka tidak ada di lantai ini." Ujar Redit berbisik

"Ada tawon sedang patroli. Kemungkinan sarang mereka ada di lantai atas." Seorang hunter wanita, Rezki, menegaskan hal itu kepada Redit. Dia menunjukkan sebuah lubang udara tepat di atas kepalanya. Saluran udara itu terhubung dengan ruangan di atas mereka.

"Malam ini malam purnama. Pencahayaan paling bagus dan awan tidak menggantung. Aku tidak yakin cuaca akan bersahabat seperti ini di lain hari. Kita harus memusnahkan sarang itu saat malam ini juga."

Beberapa muka hunter muda tampak tak bersemangat. Pengalaman dilewati tawon itu telah membuat mereka bergidik ngeri. Selain Redit dan Rezki, hunter yang lain baru pertama kali melakukan perburuan. Mereka adalah anak-anak muda, belum 20 tahunan yang selamat dari serangan tawon. Selama ini mereka tinggal di bawah tanah bersama orang-orang selamat lainnya. Masa depan mereka tanpa harapan. Terkadang mereka harus hidup dari mengais sisa-sisa makanan yang ada. Anak-anak muda ini kemudian di rekrut oleh Redit dan komplotan hunter-nya. Tanpa pengalaman apa-apa, mereka harus dihadapkan dengan kondisi sulit ini. Tanpa perlindungan dari komplotan hunter, mereka tidak dapat hidup sehari pun di tengah-tengah keadaan ini. Sehingga mereka mau tidak mau mengikuti perintah Kapten.

Redit bergerak gesit diikuti yang lainnya. Mereka menuju 1 lantai di atasnya melalui tangga darurat di ujung koridor. Langkah demi langkah mereka diiringi rasa was-was tawon-tawon itu akan muncul. Namun di malam hari, kecuali tawon patroli, tawon yang lain dalam keadaan tertidur. Apabila tawon patroli ini mengidentifikasi masalah, dia akan dengan segera mengirimkan sinyal berupa senyawa kimia tanda bahaya kepada kawanan yang lain dan dengan serentak akan membangunkan mereka semua. Itu bisa menjadi masalah besar bagi para hunter-hunter tersebut.

Sesampainya di lantai atas, pemandangan menjadi lebih menyeramkan Zombi-zombi itu menunggu dalam diam di sekitaran ruangan tersebut. Tidak salah lagi, lantai ini adalah sarang dari tawon tersebut.

Sudah beberapa hari ini Redit menyasar gedung ini dan dia menduga ada sarang besar tawon di dalamnya. Dugaannya tidak salah. Setelah berburu tanpa hasil, hari ini dia menemukan sarang tersebut. Dan malam ini menjadi kesempatan paling baik untuk memusnahkan sarang tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 07, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

In The Heart of ZombieWhere stories live. Discover now