Criminal (▶)

Prolog

→«♡»←

"Na-namaku Naruto, ha-hanya Naruto. Sa-salam kenal semua." Gadis bersurai kuning keemasan yang di kepang dua sedikit membungkuk setelah memperkenalkan dirinya di hadapan teman sekelasnya.

Gadis itu memegang kedua tangannya gugup, sesekali ia memperbaiki kacamata bulatnya sambil menunduk. Takut dengan respon teman sekelasnya.

"Baiklah, silahkan duduk-....." Sebelum sang guru bermasker melanjutkan kalimatnya, seorang gadis memotong kalimatnya.

"Hei bitch! Tutup mulutmu dan matilah!" Ucap sang gadis bersurai bubble gum dengan tawa mengejek di wajahnya, diikuti oleh kedua temannya yang lain.

'Sialan kau pinky, lihat saja kau nanti, akan ku patahkan lehermu dan akan ku buat kau bisu.' Batin Naruto dan melemparkan tatapan tajam ke gadis bubble gum itu.

"Hei nak, jaga mulutmu, kau masih siswi baru disini, jaga sopan santunmu." Sang guru bermasker, atau panggil saja dia Kakashi, mengintrupsi si gadis bubble gum.

"Ha'i ha'i, sensei~" Gadis bubble gum itu membalas dengan santai, lalu melemparkan permen karet kedalam mulutnya.

Kakashi menatap Naruto dan memintanya untuk duduk, "Silahkan kembali ke tempat dudukmu." Perintahnya dan diangguki oleh Naruto.

Perkenalan terus berlanjut hingga ke siswa terakhir.

"Uchiha Sasuke." Oke, tanpa basa-basi, singkat, padat dan jelas.

Kakashi menatap muridnya malas, "ingin bertanya?" Tanya Kakashi tidak ada niat untuk mengajar.

Rata-rata hampir seluruh gadis di kelas X.A mengangkat tangan mereka.

"Uchiha-kun, apa kamu mempunyai kekasih?"

"Sasuke-kun, apa kamu mau jadi kekasihku? Tentu saja maukan?"

"Uchiha-kun, apa warna favoritmu?"

"Apa aku boleh mengetahui nomor handphone-mu, Uchiha-kun?"

"Sasuke-kun, ayo kita kencan."

Dan banyak lagi pertanyaan tidak berguna lainnya. Dan Sasuke hanya menatap mereka dengan wajah datar tanpa berniat menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan para gadis itu.

Di kursi Naruto, ia hanya bisa menatap tajam si pinky dan dua temannya yang hanya cengengesan saat ia tatap tajam dari balik kacamata bulatnya.

"Hei Naru, maafkan aku, tapi kau harus seperti itu sampai lulus, hihihi." Si pinky, atau Sakura, hanya terkikik geli.

"Sialan! Awas saja kalau gara-gara kalian aku tak memiliki teman, apalagi sampai di bully." Ucap Naruto berbisik pelan, tapi tidak menghilangkan nada geram di ucapannya.

Sakura, Ino dan Hinata tertawa pelan, mengejek nasib sang sahabat karib yang begitu mengenaskan karena mendapatkan Dare dari sang pemimpin.

Tiba-tiba bel tanda jam istirahat berbunyi nyaring, Kakashi pun menyudahi kelasnya hari ini.

"Baiklah, sampai disini saja pertemuan pertama kita, Nara-kun, karena anda adalah ketua kelasnya sekarang, tolong atur temanmu dengan baik." Ucap Kakashi dan setelah itu pergi keluar kelas dan langsung menuju ruang guru.

Nara Shikamaru mendesah malas, lalu kembali rebahan diatas meja dan kembali tidur.

"Ini akan menjadi hari yang panjang." Gumam Shikamaru malas.

Sakura, Ino dan Hinata berdiri dari kursinya untuk pergi menuju ke kantin, tapi sebelum mereka melangkah, seorang gadis bersurai merah menghentikan langkah mereka bersama beberapa temannya.

"Hei girls, ingin bergabung dengan kami? Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai sesama orang sederajat." Ucap si gadis merah berkacamata dengan angkuh dan menatap sengit Naruto yang terlihat menunduk takut.

Sakura, Ino dan Hinata saling tatap, lalu tersenyum meremehkan.

"Maaf, kami akan tetap bertiga. Hei blonde." Ucap Hinata dan memanggil Naruto.

Naruto mengangkat wajahnya pelan dan menatap Hinata dengan sedikit gemetaran.

'Ouh, akting yang sangat bagus Nona Muda.' Batin ketiganya bertepuk tangan.

"Jangan mau di bully, karena hanya kami yang berhak melakukan itu." Ucap Ino melanjutkan perkataan Hinata, lalu mereka bertiga pergi sambil tertawa.

'Cih, brengsek! Oh hidup tenangku, selamat tinggal.' Batin Naruto nelangsa.

→«♡»←

Prolog End

Hi Readers *tersenyum malu-malu

Diri ini kembali membawa remake'an cerita Yakuza and Mafia. Dan mohon maafkan Reina ini yang tak pernah muncul di wp.

Okelah, sampai jumpa disaat saia apdet yang entah kapan itu.

*kabur sebelum dicincang Readers