→«♡»←
Suara baku tembak memenuhi area pertarungan di sebuah pelabuhan di Tokyo. Adegan baku tembak terus terjadi hingga sang pemimpin keluar dari atas kapal dengan menyeret seorang pria gendut yang telah berlumuran darah dan melemparnya ke para anak buah sang pria gendut itu.
"Pemimpin kalian telah kalah, jadi tunduklah padaku!" Ucap sang pemimpin dengan aura mencengkam yang menyebar luas.
Di belakang sang pemimpin berdiri 3 orang gadis yang memakai topeng berbeda. Sosok yang memakai topeng kucing pun berseru.
"Tunduklah kalian pada sang Kitsune!" Serunya dan berlutut di hadapan sang Kitsune, diikuti oleh semua bawahannya dan para anak buah si pria gendut itu yang berlutut dengan badan gemetar.
"Bagus, dan serahkan wilayah kalian padaku." Ucapnya dan menyeringai di balik topeng rubahnya.
Angin malam berhembus dan mengibarkan jubah hitam sang Kitsune yang menambah suasana mencengkam di pelabuhan yang sudah menjadi kolam darah dan mayat itu.
→«♡»←
"Oh yaampun, Kakashi-sensei sangat kejam, padahal aku hanya tidak mengerjakan 1 soal saja tapi malah di suruh ngerjain PR 5 kali lipat dari sebelumnya, astaga bunuh saja aku Kami-sama!" Gerutu Naruto kesal, ia menelungkupkan kepalanya diatas meja dan bergerutu panjang atas kejamnya sang guru yang memberikan tugas rumah.
2 minggu telah berlalu semenjak hari pertama di SMA, dan sejak hari itu pula Kakashi, selaku wali kelas X.A mulai membebankan para muridnya dengan tugas yang menggunung.
"Hei blonde." Sapa Sakura sambil meniupkan permen karet dimulutnya.
Naruto memutar bola matanya malas dari balik kacamata bulatnya dan berdecak kesal, "Ck, jangan menggangguku pinky. Sudah cukup kalian mempermalukanku 3 hari yang lalu." Ucap Naruto ketus, masih kesal.
Sakura nyengir tak berdosa, lalu Ino mulai berbicara, "Maafkan kami blonde, itu tak sengaja, hahaha!" Ino tertawa keras.
"Apanya yang tidak sengaja?! Sudah jelas sekali ku lihat kalian menumpahkan milkshake di rambutku! Tega!" Naruto mau nangis rasanya saat mengingat kejadian 3 hari yang lalu, dimana Sakura, Ino, dan Hinata yang secara bersamaan menumpahkan milkshake di rambutnya.
"Hihihi, habisnya tampangmu yang sekarang sangat cocok untuk di bully." Ucap Hinata tertawa lembut.
Naruto kesal, serius. Pengen rasanya ia melemparkan mereka bertiga ke kandang harimau, biar dijadikan santapan makan siang sang harimau.
Saat akan membalas perkataan Hinata, seseorang mendengus keras hingga ia dan 3 teman-nya ini menoleh.
"Ini yang kalian namakan membully? Setelah kalian bully lalu meminta maaf dan berteman? Wow." Gadis berambut merah yang memakai kacamata berucap sinis.
Karin, si merah berkacamata menyeringai, lalu mendekati Naruto tanpa rasa takut.
Huh, untuk apa aku takut pada sampah seperti dia? Pikirnya meremehkan.
Dan tanpa perasaan ia menarik rambut Naruto kasar dan mengambil kacamata Naruto lalu menghancurkannya.
"Akh! Sa-sakit! Ku-kumohon lepaskan." Rintih Naruto kesakitan saat rambutnya ditarik kasar.
"Ini yang harusnya kalian sebut dengan membully!" Ucap Karin lalu melepaskan rambut Naruto kasar dengan sedikit mendorongnya.
"Girls, lanjutkan." Perintahnya pada Shion dan Tayuya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal (▶)
Fanfiction⚠SLOW UPDATE⚠ "Apakah salah jika Aku mencintai seorang penjahat?" - US & NN