"Putra putri sakit hati . Ayah ibu sendiri.
Komitmen lama mati. Hubungan yang menepi.
Wisata masa lalu. kau hanya merindu.
Mencari pelarian. Dari pengabdian yang terbakar sirna.
Mengapur berdebu. Kita semua gagal.
Ambil sedikit tisu. Bersedihlah secukupnya" (lyrics by : Hindia – Secukupnya)
Memandang langit yang sangat cerah. Matahari membulat dan sungguh terik. Menyinari seisi kota ini. Membantu mengeringkan baju baju basah. Burung pun menikmatinya. Mondar mandir berterbangan. Mencari teman untuk sekedar "say hello". Atau berbincang untuk membicarakan sesuatu. Tetapi ihsan pun tersadar. Bahwa semesta tidak selamanya mendukung kita. Dengan segala tangisan yang ada. Dengan meratapi hati yang telah patah ini. Dengan masalah yang sangat besar ini. Ihsan mulai meratapi sebuah kehilangan. Kehilangan kasih sayang dan cinta dari orang tuanya yang sangat ia cintai.
Depresi masih melanda ihsan di pagi ini. Tanpa ada kasih sayang dan cinta. Tanpa ada sapaan dan pembicaraan di pagi ini dengan orang tua. Ihsan hanya mengurung di dalam kamarnya. Berperilaku seperti introvert, tidak mau menerima semua orang. Hanya ingin mendengarkan lagu dan lagu. Bahkan lagu yang baru saja ia unduh. Lagu Secukupnya dari Hindia, ia putar terus menerus untuk menemani kesedihan yang ia terima. Sampai pagi hari berganti menjadi siang hari hanya mengurung di dalam kamarnya.
Ihsan mulai merasakan kesepian. Tak tau arah mau bagaimana lagi. Ia butuh seorang teman. Gawai yang ia pegang sebelumnya mulai mencari aplikasi chatting untuk mencari teman perempuan. Ia hanya ingin bercerita ke teman perempuan karna ia merasa enjoy jika bisa cerita ke teman perempuan. Merasa bahwa teman perempuan adalah sosok yang selalu membawa perasaan dan mampu memahami isi hati siapapun. Dari atas ia scroll sampai bawah mencari kontak yang mungkin bisa ia curhati. Sehingga ia menjatuhkan pilihannya kepada satu kontak yang menurutnya mungkin ia mampu memahami isi hatiku. Ia chat sosok tersebut berharap mendapat balasan yang cepat.
"Hai yu. Aku mau curhat dong. Kamu sibuk gak hari ini?" bunyi pesan dari Ihsan. Ihsan langsung mematikan gadget miliknya untuk menikmati lagu yang masih ia dengarkan.
Menit demi menit, Ihsan masih cek gawainya selalu untuk melihat apakah ada notif dari ayu. Ayu adalah teman perempuan yang akhir akhir ini sangat dekat dengan Ihsan. Sampai Ihsan sebenarnya menjatuhkan hatinya pada Ayu. Menurut Ihsan, Ayu adalah perempuan yang sangat pintar, jago debat dengan siapapun karna ayu selalu mengikuti lomba debat dan bahkan pernah memenangkan juara 2 mewakili universitas yang sama dengan Ihsan. Ihsan memang jatuh cinta dengan Ayu. Berharap ayu mampu memahami isi hati Ihsan saat ini. Bunyi notif dari gawai ihsan yang sangat ihsan nantikan. Iya betul sekali, notif dari pesan Ayu.
"iya kenapa mas? Gak lagi sibuk sih tapi ini mau keluar bentar." Balas pesan Ayu yang membuat Ihsan sangat senang.
Saat membacanya Ihsan sebenarnya merasa agak tidak percaya diri untuk curhat ke Ayu karena ia takut ayu akan balas sangat late respon sekali. Tapi Ihsan memberanikan diri cerita ke Ayu tentang masalah yang ia alami. Hingga sampai 7 pesan yang ia kirim untuk mewakili sedang laranya hati yang ia alami saat ini.
Ketakutan ihsan ternyata benar, ihsan hampir menunggu 2 jam untuk menunggu balasan dari Ayu tetapi tak kunjung dapat balasan dari Ayu. Sampai Ihsan mulai memberanikan diri untuk cek salah satu social media milik Ihsan dan melihat story dari Ayu yang baru saja Ayu upload. Antara kepo dan tak berani melihat story dari Ayu. Jemari Ihsan mulai tak sanggup untuk menahan melihat story dari Ayu dan ternyata ia sedang keluar bersama seorang pria yang membuat Ihsan teringat bahwa sebenarnya ia dan Ayu sedang terlibat cinta segitiga dengan seorang pria tersebut. Hati Ihsan mulai tidak teratur kembali. Emosi melanda dan ia berfikir bahwa Ihsan merasa ia belum menjadi prioritas bagi Ayu.
®®®®®
Ihsan membuka matanya. Menatap langit langit rumah. Ia tersadar bahwa ia ternyata tertidur. Menatap jam dinding berada di kamarnya dan menunjukkan jarum jam berada pada sudut 1200. Jam menunjukkan pukul 16.00 . Ihsan mendengarkan suara sepeda motor yang tak asing baginya. Ia tersadar, orang tuanya telah pulang dari tempat kerja. Tangan ihsan mulai mencari gadget miliknya. Mengambil kacamatanya dan memasangnya agar radiasi sinar dari gadget miliknya tidak semakin merusak mata Ihsan. Jemari ihsan masih sama yang ia tuju. Aplikasi musik penyedia lagu lagu genre pop punk yang ia suka. Setengah lagu ia putar dan Ihsan mendengar ketukan dan suara dari balik pintu kamarnya. Suara yang tak asing baginya. Suara yang tidak ingin ia dengar. Tetapi tidak sopan jika ia menghiraukan suara tersebut.
"Dek, ibu mau masuk." Suara Ibu ihsan dari balik pintu kamar.
"masuk saja bu."
"dek ibu mau ngomong. Ibu gak mau tau kamu harus bisa semester 8 selesai loh. Gak mau tau pokoknya. Kamu udah pesen tiket ke malang? Ndang pesen. Selesaikan masalah kuliahmu yang bener. Gak mau tau ibu."
Emosi makin melanda ihsan hingga tak sadar ihsan mengeluarkan nada tinggi membentak orang tuanya sendiri.
"ibu bisa gak? Pengertian sama aku gitu. Tolong lah buk ngerti. Aku mau liburan dulu. Kalau ibu nekan kayak gini. Kalau aku depresi trus aku bunuh diri gimana?"
"gak usah ngomong aneh aneh. Lakukan dan kerjakan. Pesan tiketmu. Masak iya kamu mau seneng seneng terus. Segera pesan tiket pokoknya !!!!"
Ihsan tidak menanggapi lagi. Ia tutup aplikasi pendengar lagu yang berada di gawai milik ihsan dan membuka aplikasi pemesan tiket kereta api untuk mencari tiket kereta ke malang pada hari Senin. Ia lakukan perintah orang tuanya karna merasa Ihsan tidak mau terlalu durhaka. Ibunya langsung meninggalkan kamar Ihsan meninggalkan Ihsan sendirian di kamar. Tak terasa air mata Ihsan menetes perlahan. Ihsan tak mampu membendung tangisannya. Mengijinkan air matanya turun membasahi pipinya.
Masalah ihsan semakin besar. Ia cek aplikasi chatting belum ada balasan juga dari Ayu sampai ia memutuskan untuk unsend chat dia. Entah Ayu berfikir ada sesuatu yang aneh atau tidak karna Ihsan unsend saat mengecek ruang obrolan mereka. Ihsan tidak tau. Ihsan hanya memutuskan bahwa mungkin Ayu tidak ingin mendengarkan isi hati kakak tingkatnya yang tersakiti ini. Hingga Ihsan memutuskan untuk chat sahabatnya theo saja untuk memberitau ia akan balik ke Malang.
"Theo, hari senin sibuk gak? Kalo sibuk jemput aku ya di stasiun" bunyi pesan Ihsan yang tidak lama di read oleh theo dan langsung ia balas.
"kok cepet amat? Perasaan baru jumat kemarin tak anterin ke stasiun sekarang udah balik ajah." Balas theo seperti merasa bingung dengan Ihsan.
"ada masalah ya?" timpal theo sekali lagi.
"iya bro, ada masalah sama orang tua." Balas Ihsan yang disusul kemudian ia ceritakan semuanya dari awal termasuk chatnya yang tidak dibalas oleh Ayu.
"yang sabar ajah. Sebaiknya kamu selesaikan ajah dulu masalah yang ada dirumah jangan kabur bro. Tenangin dulu ajah pikiranmu. Baru balik ke malang." Balas pesan dari Theo.
"oh iya kalau mas bro butuh temen perempuan buat curhat. Ini aku ada aplikasi yang mungkin mas bro bisa unduh buat iseng ajah sih sapa tau dapet kan ya? Unduh ajah dating apps. Cari yang terbaik menurut mas bro" balas theo sekali lagi.
Ihsan mulai penasaran dengan dating apps yang dimaksut oleh Theo. Ia mulai mencari aplikasi dating apps yang menurutnya paling terbaik dari segi rating maupun ulasan dari orang lain. Hingga dia memutuskan salah satu aplikasi bernama "TINDER". Registrasi telah dilakukan oleh Ihsan hingga ia saat ini mempunyai akun dating apps untuk mencari teman baru pengganti Ayu yang sampai saat itu belum membalas pesan dari Ihsan untuk sekedar menanyakan kenapa unsend pesannya Ihsan atau kepo dengan curhatan dari Ihsan.
IPD | Sabtu, 28/12/2019
®®®®®
YOU ARE READING
Hati yang berduka & Terjebak Rasa Nyaman
RomanceKehidupan seorang pria bernama Ihsan yang mengalami sebuah masalah besar yang membuatnya hampir bunuh diri. Depresi tingkat tinggi. Kesepian, hening, tak ada yg mampu mengerti Hingga datanglah seorang perempuan yang mampu mengerti isi hatinya. NYAMA...