Sebelum Pertemuan

6 0 0
                                    

'Perjalanan Anda telah sampai di Stasiun Surabaya Gubeng. Terima kasih telah mempercayakan perjalanan Anda pada kami. Sampai jumpa pada perjalanan berikutnya.'

Tidak terasa perjalanan ini telah sampai di Stasiun Surabaya Gubeng. Seperti biasa perjalanan yang sangat melelahkan. Bagi para penumpang ingin segera menuju ke pintu keluar bersamaan dengan para penumpang lain untuk segera menuju kerumah masing masing karena pasti akan ada orang yang menunggu di rumah atas kedatangan kami semua. Situasi pada stasiun sangatlah bervariasi, ada yang langsung dijemput oleh keluarga tercinta dengan mobilnya, ada yang masih kebingungan mencari transportasi mungkin karena ingin berlibur sendiri atau mungkin keluarga dirumah sedang sibuk sehingga tidak bisa menjemput, ada juga yang masih bercengkrama dengan teman yang juga satu penumpang di salah satu cafe di stasiun tersebut. Sangatlah beragam situasi di stasiun.

Seorang pemuda lengkap dengan tas ranselnya segera memakai tas ranselnya saat menuju pintu keluar yang sebelumnya hanya dia pakai 1 tali saja sehingga sekarang tas ranselnya sempurna bersandar di bahu pemuda tersebut. Pemuda dengan berkacamata besi bulat berwarna hitam yang sangat melekat dengan wajahnya yang kotak dan berkulit sawo matang sehingga kacamata tersebut sangatlah cocok dengannya. Pemuda tersebut sangat kebingungan seperti mencari orang yang akan menjemputnya di depan gerbang masuk stasiun. Dan tak lama, Suara yang lantang terdengar di telinganya. Suara yang tak asing baginya seperti pernah ia dengar.

"heh ayo cepet. Keburu hujan. udah gerimis soale" ucap seorang laki laki tua dengan sepeda motor honda beat jingganya dengan memberikan helm yang beliau bawa. Pemuda tersebut segera menghampiri laki laki tua tersebut dengan sedikit berlari kecil menggapai helm yang diberikan laki laki tua tersebut.

"oke siap yah. ayo yah" ucap pemuda tersebut. Yang ternyata laki laki tua tersebut adalah ayah dari pemuda tersebut. Dengan segera ayahnya membawa sepeda motornya melaju dengan cukup cepat menuju rumahnya.

Seperti biasa, pemuda tersebut membuka merogoh saku miliknya hendak mengambil hp miliknya. Hp dengan layar 4,2 inchi berwarna hitam dengan case hitamnya. Kemudian pemuda tersebut menyentuh fingerprint hpnya dengan jempol kanannya. Wallpaper layarnya adalah jadwal kuliahnya dan secara tidak sengaja terlihat nama dirinya di jadwal kuliahnya. Yah nama pemuda tersebut adalah Ihsan Petra. Ihsan segera membuka whatsapp miliknya ternyata ada 1 pesan yang belum ia baca. Segeralah ia baca pesan tersebut karena sepertinya sangatlah penting baginya.

"gimana? Udah ketemu ayah ta? Gak kehujanan kamu?" bunyi pesan whatsapp tersebut

"udah ketemu ayah kok. Iya ini masih rintik rintik sih" balas ihsan yang ternyata pesan yang ia terima itu adalah dari ibunya.

Saat perjalanan hampir menuju setengah perjalanan, hujan melanda kota surabaya dan membasahi ihsan dan ayahnya. Dengan segera, ayah ihsan membawa sepeda motornya lebih kencang lagi. Ihsan yang merasa sangat penasaran melihat speedometer sepeda motor tersebut. Terlihat hampir 80km/jam kecepatannya. Ihsan paham maksut ayahnya, ayahnya tak ingin terlalu lama di perjalanan sehingga membuat baju mereka sangat basah saat sampai dirumah karena ayahnya lupa membawa jas hujan di bagasi motornya.

Tidak lama perjalanan mereka telah sampai di depan rumah berwarna ungu. Dengan segera ayahnya mengerem sepeda motornya sehingga tepat berhenti di depan rumah tersebut. Mereka berdua dengan segera turun dari sepeda motor dan segera masuk kedalam rumah. Dari balik pintu rumah itu muncul seorang perempuan tua dan membuka pintu rumah untuk membantu menyegerakan mereka berdua masuk agar tidak terlalu basah lagi.

"basah semua ya? yaudah segera ganti baju trus jangan lupa diangin angikan bajunya trus besok dijemur" ucap perempuan tua tersebut mengarahkan ihsan untuk segera mengganti bajunya yang telah basah.

Hati yang berduka & Terjebak Rasa NyamanWhere stories live. Discover now