It's A Match

2 0 0
                                    

"Pagi ini masih sama dengan pagi yang kemarin. Tanpa ada kasih sayang, tanpa ada cinta, tanpa ada sapaan. Sudah merasa seperti hidup di goa. Sepi, hening, tak nyaman. Hidup segan, mati tak kunjung datang."

Pagi yang sangat dingin di kota Surabaya membuat seseorang merasa ingin untuk tidak beranjang dari ranjang. Pagi yang sangat dinantikan oleh warga Surabaya, pagi yang cerah, tidak ada matahari yang terik. Mungkin beberapa orang merasa hanya ingin tertidur pulas melanjutkan mimpi indah bersama orang yang mampu membuat kita bahagia. Tetapi itu semua tidak dirasakan oleh Ihsan. Ia masih merasa bahwa pagi ini masih sama dengan pagi yang kemarin. Jika orang lain bahagia, ia mungkin sendirian di kota Surabaya tersebut yang masih merasa kesepian.

Hari ini adalah hari minggu. Seperti biasa rutinitas Ihsan setiap minggu pagi. Berjalan jalan menikmati minggu pagi ke Car Free Day. Tempat yang paling utama dikunjungi warga Surabaya untuk berlibur sederhana dengan keluarga tercinta. Tetapi Ihsan sekali lagi memutuskan untuk jalan jalan sendirian ke Car Free Day. Dan hal terbodoh yang dilakukan oleh Ihsan, ia ke CFD yang berjarak hampir 6,5 km dari rumah ia tempuh dengan jalan kaki. Bukan dengan jogging yang seperti ia lakukan atau keluar dengan sepeda motor untuk menemaninya. Tidak. Ihsan memutuskan untuk jalan kaki. Entah apa yang terpikirkan oleh Ihsan.

"mau kemana kamu?" ucap ibu Ihsan yang sedari tadi sudah duduk di ruang tamu.

"mau ke taman bungkul." Balas ihsan dengan tidak menatap mata ibunya lagi.

"gak naik motor? Jalan kaki kamu."

"iya." Balas ihsan yang dengan segera keluar dari rumahnya tanpa meminta ijin atau pamit ke ibunya terlebih dahulu. Yah masih ada lara di hati Ihsan saat itu.

Langkah demi langkah dijalani oleh Ihsan. Ia hanya ingin sendiri untuk mencari inspirasi, untuk melupakan masalahnya, untuk mencari hiburan, untuk mencuci mata. Hanya ingin itu. Bukan bermaksut untuk kabur dari masalah. Bukan bermaksut untuk menambah masalah menjadi makin rumit. Bukan itu. Ia menikmati setiap perjalanan yang ia lalui untuk menuju CFD. Ada yang sedang berlari lari kecil (jogging), bersepeda dengan keluarga, atau jalan jalan dengan motor berduaan bersama pacar. Yah banyak situasi yang ditemui oleh Ihsan di perjalanan menuju CFD.

Perjalanan ihsan terhenti pada sebuah tempat yang mampu mengacaukan pikiran Ihsan. Pikiran Ihsan mulai tak beraturan. Mulai berfikir yang enggak enggak. Mulai mengkhayal sesuatu yang dilarang oleh Allah. Matanya memandang suatu aliran air yang tenang dibawah jembatan yang saat ini ia pijak. Sebuah sungai yang menurutnya jika ia bunuh diri disana mungkin bisa cepat mati dan bisa menjemput ajalnya secepatnya. Ihsan mungkin merasa bahwa hidupnya sudah tidak diinginkan oleh siapapun. Ia merasa kesepian. Sama seperti saat dia meninggal, sepi, hening di alam kubur sana. Kaki Ihsan mulai memanjat jembatan tersebut dan ingin segera meloncat. Mata Ihsan mulai terpejam.

"Hei segitukah usahamu?" suara terdengar di pikiran Ihsan. Ihsan tidak tau keberadaan suara itu. Ia membuka matanya. Turun dari pijakan jembatan dan mencari orang yang berbicara dengannya yang sebelumnya ia berfikir bahwa ia ketahuan oleh warga setempat.

Ia cari keberadaan suara tersebut. Tetapi Ihsan tidak menemukan keberadaan suara tersebut. Entah dari mana datangnya suara tersebut. Ihsan mulai berfikir apakah itu adalah hati nuraninya? Atau Malaikat yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan pesan kepada Ihsan? Tidak tau. Yang terpenting bahwa Ihsan sadar. Bunuh diri bukanlah solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalahnya.

Ihsan melanjutkan perjalanannya menuju CFD tanpa ada pikiran lagi untuk bunuh diri atau sekedar menabrakkan dirinya ke truk tangki pertamina yang mengangkut bahan bakar. Ia hanya berfikir bahwa hari ini harus mendapat hiburan untuk melupakan masalahnya. Hanya ingin mencuci mata saja. Hingga perjalanan 6,5 km Ihsan telah sampai di area CFD. Ia berjalan menelusuri tempat CFD. Banyak anak kecil umur 10 tahun sedang bermain bola bersama teman temannya. Ada juga yang sedang berjalan berduaan bersama pasangannya sangat lekat sekali seperti perangko dengan amplop seolah olah dunia milik mereka berdua. Ada juga yang berolahraga, lari kecil kecilan, senam, bersepeda, dan yang lainnya.

Hati yang berduka & Terjebak Rasa NyamanWhere stories live. Discover now