Satu bulan

75 2 0
                                    

Detik, menit, jam, hari, dan bulan berlalu. Tak terasa kini satu bulan kepergian Kylie saat kecelakaan pesawat yang ia tumpangi. Tak ada tanda-tanda jenazah ataupun tubuh Kylie

Evakuasi sudah diberhentikan, total penumpang yang ditemukan adalah 93 orang. 80 meninggal dunia, dan sisanya kritis. Keluarga Kylie dan juga Iqbaal tidak berhenti berdoa, dan optimis bahwa Kylie masih hidup.

Iqbaal seperti kehilangan jiwanya kembali, ia belum bisa menerima kepergian Kylie yang begitu cepat, bahkan Kylie belum sempat menjelaskan bahwa ia sudah mengingat masa lalunya.

Iqbaal berubah menjadi sosok pendiam kembali sama seperti saat Kylie meninggalkannya ke Swiss saat kecil, tapi kini berbeda. Kylie dulu mungkin meninggalkan Iqbaal ke Swiss, bukan ke alam lain.

Tidak! Bagi Iqbaal Kylie masih hidup, dan ia yakin bahwa Kylie akan menepati janjinya untuk menjadi kekasihnya.

"Gue tau perasaan lo baal, bahkan walaupun lo ketemu sama wanita lain. Lo gaakan pernah lupa sama Kylie" ucap Adara, sahabat kecil Iqbaal ketika Kylie pergi ke Swiss.

Mereka sedang berada di sebuah taman, taman kesukaan mereka berdua. Walaupun jika dilihat mereka seperti sepasang kekasih, tapi hubungan mereka adalah sebatas kakak-adik.

"Gue ga nyangka kalo Kylie bakal ninggalin gue secepet ini" ucap Iqbaal lirih menatap taman yang sepi ini

"Apa lo percaya kalo Kylie udah gada?" ucap Adara menepuk bahu laki-laki itu

"Apa dengan kepergiannya selama satu bulan dan dia tidak ditemukan di perairan itu gue harus bilang kalo dia masih ada? Gue mungkin sebulan optimis kalo dia akan selamat. Tapi gue gamungkin bohongin diri gue sendiri, kalo faktanya menyakitkan" ucap Iqbaal menahan tangisnya

"Kematian gapernah kita prediksi, mungkin besok atau nanti gue atau lo bakal dipanggil juga. Kita sebagai hambanya cuma bisa mengikhlaskan, dan menerima takdir. Kita bisa apa kalo Tuhan suatu saat kembaliin Kylie ke kalian?" ucap Adara, Iqbaal berusaha mencerna kata-kata yang terlontar dari mulut Adara.

"Apa dia akan dikembalikan?" ucap Iqbaal menatap Adara di sampingnya, kemudian Adara tersenyum

"Apa yang Tuhan ga bisa lakuin?" ucap Adara bukan menjawab pertanyaan Iqbaal.

"Kita balik kerumah ya, gue mau ketemuan sama pacar gue. Don't crying boy! I'am sure everything gonna be okay!" ucap Adara menyemangati sahabatnya ini. Sebenarnya ia juga merasa sedih melihat Iqbaal selama 7 tahun menunggu gadis spesialnya, dan sekarang gadis itu kembali pergi. Bahkan kepergiannya ini sangat menyakitkan.

😭😭😭

Disisi lain, gadis dengan paras cantik, putih pucat dengan beberapa alat yang menempel di sekujur tubuhnya sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Gadis ini belum juga sadar dari komanya.

"Ma, kenapa dia belum sadar ya?" ucap gadis menatap sendu melihat gadis yang tak ia kenal ini.

"Sabar sayang, kita harus lakukan yang terbaik buat dia" ucap Mamanya.

"Keluarganya dimana ya Ma? Apa dia bakal ingat keluarganya?" ucap gaids itu lagi

"Dia bukan amnesia sayang, dia cuma mengalami luka-luka yang buat dia ga sadar. Dan koma sampai sekarang" ucap Mamanya

"Udah 3minggu ma dia koma, aku harap dia bisa berkumpul sama keluarganya" ucap gadis itu dan mamanya tersenyum

"Kamu emang baik, Caramel" ucap Mamanya

Tak lama tangan gadis itu bergerak, Caramel dan mamanya sangat terkejut dan langsung memencet tombol dekat bankar gadis itu agar dokter segera memeriksanya.

Tak berlangsung lama, dokter dan suster datang untuk mengecek kondisi pasien yang koma selama 3 minggu

"Bagaimana dok?" ucap Caramel saat dokter sudah selesai memeriksanya. Dokter itu tersenyum

"Akhirnya gadis ini bisa melewati masa kritis dan komanya, dia sudah membaik. Ini sungguh ajaib, karna sebenarnya ia sudah sangat kritis, dan hanya sedikit kemungkinan gadis ini selamat" ucap Dokter itu

"Terimakasih dok, apa saya boleh masuk?" ucap Mamanya

"Boleh bu, silahkan. Tapi jangan tanya-tanya terlalu banyak. Sepertinya ia masih shock" ucap Dokter itu dan mereka berdua mengangguk.

Mereka berdua kemudian masuk dengan hati-hati. Dan mereka melihat gadis itu sepertinya shock dan juga bingung

"K-kalian s-siapa? A-aku d-dimana?" ucap gadis itu panik

"Hi tenang, gue orang baik. Dan sekarang lo udah membaik. Lo 3 minggu koma, lo gaperlu mikir apa-apa ya! Lo harus segera pulih" ucap Caramel tersenyum

"T-terima k-kasih" ucap gadis itu berusaha tersenyum

"Kamu masih ingat keluargamu?" ucap Mamanya dan gadis itu mengangguk

"A-ku dima-na?" ucap gadis itu berusaha berbicara

"Kamu gausah banyak bicara dulu, istirahat lah. Kami orang baik" ucap Mama tersenyum dan gadis itu tersenyum

🙏🙏🙏

2 Minggu Kemudian

📍Jakarta, Indonesia

"Kita sudah anggap Kylie tidak ada, kami sudah mengikhlaskannya" ucap Mama Elena menahan tangisnya

"Tante El, kenapa tante percaya itu?" ucap Iqbaal dengan tatapan iba

"Iqbaal, sekuat apapun kita menentang takdir. Kita harus terima faktanya" ucap Mama El berusaha tersenyum

"Kami turut berduka cita untuk Kylie. Bahkan saya dan Ody belum sempat bertemu. Kami ingin sekali bertemu tapi kami sudah mendengar kabar yang sangat menyakitkan" ucap Ayah Iqbaal

"Mama, aku gamau di Indonesia kalo gada Kylie. Aku mau balik ke Jerman aja ma" ucap Zidny menangis

"Sayang, jangan karna Kylie kamu malah meninggalkan teman-temanmu di Indonesia. Kylie akan selalu bersama kita. Dihati kita" ucap Papa Ray mengelus keponakan yang sudah ia anggap anaknya ini

"Kami turut berduka cita om, kami ga nyangka. Gadis cantik yang baru beberapa minggu kita kenal sudah meninggalkan kita" ucap Bastian

"Terimakasih buat kalian sudah berkumpul disini. Dan mohon maaf atas kesalahan saudari Kylie jika semasa hidupnya berbuat tidak berkenan dihati kalian" ucap Papa Ray menitikkan air mata

"Kita berdoa disini, untuk Kylie" ucap Papa Ray, kemudian mereka berdoa

TOK TOK TOK

Suara ketukan pintu itu membuat Papa Ray menyelesaikan doanya bersama yang lain pula.

"Itu siapa?" ucap Zidny kemudian mereka menggeleng tak tahu, saat ingin beranjak untuk membuka pintu.

Childhood Friend Where stories live. Discover now