(3)

739 58 4
                                    

Pagi ini dengan kicauan burung yang merdu dan langit pagi yang cerah, aku menyambutnya dengan senyum mengembang. Menuruni anak tangga dengan perlahan untuk menuju ruang tamu.

Kulihat kak jimin yang sedang memakan camilan dipagi hari ditemani secangkir teh hangat. Matanya terpaku pada benda pipih dengan beragam kegunaan.

Aku duduk disampingnya, ia yang menyadari itu sekilas melirik ke arahku. Baru saja ingin mengambil satu biji camilannya, dengan cepat ia menepis tanganku.

"Ih bagi si, pelit banget" kataku sembaru melipat kedua tanganku di depan dada.

"Gaboleh, ini punya gue. Sana ambil sendiri di dapur" mendengar kalimat itu, aku berjalan menuju dapur yang terdapat jisung yang sedang menenggak air.

Ia melihat ke arahku yang sedang mencari sesuatu. "Cari apa ka?" Tanyanya.

"Camilan dimana?"

Ekspresi heran pada wajah tampannya itu terlihat jelas "camilan udah abis. Yang ka jimin makan itu camilan terakhir"

Aku mengepalkan tanganku, berjalan ke arah ka jimin yang sekarang sedang asik menonton acara televisi kegemarannya yaitu dora.

Bugh

Ku lemparkan satu buah bantal yang berada tak jauh darinya dan tepat sekali pada sasaran.

"Apaan si sakit tau" ringisnya sembari masih melindungi camilan yang ada pada toples.

"Bagi camilan, katanya ada camilan di dapur. Mana camilanya" mataku menatap sinis ke arahnya.

Kulihat ia sedikit menjauh dariku dan camilannya masih ada pada pelukanya.

"Mana gue tau, tadi ada kok di dapur. Dimakan jisung kali"

"Gadoyan gue cemilan lu" kata jisung yang tiba-tiba datang dan duduk di sampingku. "Bohong tu ka" lanjutnya yang mendapat satu lemparan bantal dari kak jimin.

"Berisik lo ye" nadanya berubah sedikit marah.

Aku dan jisung saling menatap dan tersenyum.

"Ngapain kalian senyum-senyum?" Tanya ka jimin yang menatap ke arah kami dengan sinis.

"Gapapa" jawabku dan jisung bersamaan.

Jisung kemudian berpamitan untuk pergi ke kamarnya untuk bermain game. Memang anak itu tidak bisa seharipun tanpa game. Bahkan ketika hari ujianpun dia akan tetap bermain gamenya. Alasanya si untuk menghilangkan bosan.

Aku menatap ke arah ka jimin yang menatap ke arahku sembari tangannya menyuapi mulutnya dengan camilan. "Apa liat-liat?"

Dirinya menggeleng dan kembali melihat ke arah televisi untuk menonton kartun yang sangat kepo itu.

"Ka" panggilku membuatnya menengok sekilas.

"Kenapa?" Tanyanya sembari matanya kembali menatap pada layar dihadapanya.

"Cabs skuy"

"Kemana?"

"Enaknya kemana?" Tanyaku.

Ia menaruh toples camilan yang isinya sudah habis di meja yang berada tepat di depannya dan menyilangkan kakinya kembali "pantai aja"

Aku sedikit berfikir dan menyetujui sarannya itu.

Sudah lama sekali tidak hangout berdua bersama ka jimin. Pantai memang tempat yang selalu kami kunjungi dulu. Tapi karena sekarang sedang sibuk dengan urusan masing-masing jadi kami jarang pergi bersama.

Different time ~lee haechan. indo [REVISI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang