chapter 5

7 0 0
                                    

Aku menangis dalam bilik kamar ku..
Taklama aku mendengar suara ketukan pintu.

Tok..tok..

"mina aku mintaa maaf buka pintunya hm? Aku tidak berencana mengatakan itu, maaf itu membuatmu sakit"
Aku tidak menjawab sudah tentu saja aku tau itu hyujin berbicara diluar pintuku.
" minaa.." rengeknya lagi di luar sana.
Aku masih tidak menjawab.
Lalu terdengar suara isakan diluar pintu.
" hiks..hikss aku minta maaf"
Wtf kan aku yang sakit hati kenapa dia yang nangis njir, dengan berat hati aku langsung membuka pintu dan melihat hyujin sedang merengek rengek lalu tersenyum melihatku.

" apaan ini? Kenapa kau menangis!"
"a aku tidak ha hanya saja aku lapar dan tidak ada apa apa yang bisa dimakan" jawabnya dengan malu
" apakau bodoh, bisakah kau tidak menggangguku kau hanya perlu memasaknya"
Dia hanya terdiam sambik mengerucutkan bibir, yang akutau pasti dia tidak bisa memasak apapun.
Melihat wajah puppy nya tersebut membuat ku serangan jantung tanpa sadar tangan kh membelai rambut pinknya.
Tentu saja kami berdua bertatapan lalu aku tersadar dengan hal bodoh yang aku lakukan sekarang dan segera mengambil reaksi refleks untuk mencairkan suasana.
"baiklah aku akan memasak ramen"

Huftt... Kalau begini terus aku yang akan kehilangan akal dan memperkosanya, bagaimana bisa dia terlihat begitu menggemaskan.
Batinku mengumpat diriku sendiri dalam hati saat sedang memasak.

"ini sudah selesai, makanlah aku tidur duluan" menyodorkan ramen ke arahnya yang sudah ad di meja makan sejak dri tdi memerhatikan aku memasak.
" hm disinii sajaa aku tidak ingin makan sendirian dengan mood ku tidak bagus" dia merengek rengek dengan mata puppynya.
Entah kenapa setelah kejadian mabuk malam itu dia lebih ingin ditemani dan membuat ku kesal dengan rengekannya. Kadang kadang dia terliat mainly ketika berbicara kasar dan merengek rengek seperti perempuan ketika menginginkan sesuatu.

"baiklah" jawabku pelan karena tentu saja aku tidak bisa mengatakan tidak dengan rengekannya.

"hm aku sudah selesai" dia beranjak bangun dan meletakkan mangkok ke wastafel.
"baiklah aku mau tidur" sahutku melangkah berjalan kearah kamar.
Tapi dia menyuruhku menunggu dan dia berlari kecil kekamarnya membawa bantal. Entah apa maksudnya tetapi dia mengikutiku masuk kekmarku.
"kau! Mengapa kau masuk kekamarku?!"
"aku tidak ingin tidur sendirian hm minaaa" rengeknya lagi
" jangan membuat kesabaran aku habis setan" aku mengumpat karena kehabisan kesabaran melihat bocah ini terus merengek.
Tetapi dia menangis dan beranjak pergi.
" hiks.. Hiks.. Jahatt memang semua orang jahatt" dia menangis saat berjalan keluar dari kamarku.
Aku menarik tangannya tidak tega dengan dia yang menangis apalgi dia masih stress soal woobin.

"baiklah tidur disini dan jangan menangis atau kau kusuruh keluar"
"oke" jawabnya dengan tersenyum dan mata berbinar binar.

Saat tidur berdua yang kami lakukan hanyalah tidur, sampai hyujin membuka pembicaraan.

"apakah mencintai sejenis itu salah? Mengapa semua orang jijik akan itu"
"sepertinya tidak salah,, cinta tidak pernah memandang jenis dia akan datang pada siapapun" jawabku dengan halus.
Dia menatap ke arahku lalu mendekapku dan menangis tentu saja dia menangis didadaku bahkan untuk lelaki bukankah itu sesuatu yang sangat manja.
Tetapi aku tidak menepis kepalanya kubiarkan saja agar itu menenangkannya, semua yang dia jalani saat ini pasti begitu berat.
Tanpa sadar aku membelai rambutnya mengusapnya perlahan sampai kami berdua tertidur dalam posisi itu sampai pagi.
.
.
.
.

Ini adalah hari syuting pertama setelah kami menyetujui untuk mengikuti acara reality show "pengantin baru" bulan madu yang di biayai tim produksi.
Sepertinya kami akan pergi ke ukraina.

" minaa hm" rengeknya didepan pintu kamarku.
"berhentilah merengek kau anak setan!" hehwh kira kira memang mulutku sering mengumpat yang entah kenapa ketika aku kesal itu selalu saja keluar.
" aku bingung harus membawa berapa baju sedangkan koperku sudah tidak muat" dia menjeleskan perihal kenapa dia merengek.
" berapa sudah kopermu?"
"dua"
" itu terlalu banyak, kau seperti pergi tidak akan pulang! Lagian ini hanya seminggu!" aku kesal dan mengomel ngomel

Setelah kuperiksa ternyata baju yang di bawanya tidak tersusun rapi lantas membuat koper tersebut terlalu cepat penuh.

"pilih baju yang akan kau bawa! Yang tidak penting tinggalkan" pekikku kesal.
" oke " dia tersenyum seolah olah berhasil membuatku kesal pagi ini.

Lagian dia bukan perempuan kenapa harus bingung untuk menentukan baju yang akan dia pakai. Tingkahnya benar benar membuat aku gemayy. Mungkin ini adalah sisi wanitanya yang baru baru ini dia tunjukkan padaku, tentu saja lelaki diluar sana menyukainya.
.
.
.

Setelah sampai di bandara ukraina kami segera menuju apartemen yang telah disediakan, hanya beberapa kru yang ikut kami ke ukraina tetapi mereka tidak mengikuti kami sampai ke apartemen hanya meninggalkan sebuah kamera vlog yang harus kami pakai untuk merekam kegiatan kami selama liburan.

Karena acara liburan ini kami tidur bersama, saling berpelukan saat tidur, bahkan morning dan night kiss saat bangun dan sebelum tidur walau semuanya sudah di rencanakan.

Hari ini kami akan berwisata kesebuah tempat pantai dimana film descendants of the sun dibuat disana huhu.. Film kesukaanku dan pemain filmnya.

Setelah sampai kami dan ditemani para kru mulai merekam kegiatan kami dipantai.

" ayo kita bermain game" dia bersorak saat bermain dengan air.
Tingkahnya sungguh seperti anak anak.
Dia mengajakku bermain game gudukan pasir yang diatasnya di tancapkan kayu kecil apabila kayu tersebut jatuh ketika mengambil pasir maka hukumannya yang kalah harus menggendong yang menang.

Namun hyujin tidak mau kalah bahkan saat kamera merekam kegiataan kami, dia menang lalu memintaku untuk menggendongnya.
Lalu aku tertawa dan memeluknya sambil membisikkan sesuatu.

"kau gila! Bagaimana aku menggendongmu ketika kamera merekam. Apa apaaan istri menggendong suami"
Lalu dia mulai mengerti dan tersenyum kemudian menjawab
" tapi nnti gendong aku ya" dia tersenyum lalu menggendongku ala bride style yang sontak membuatku kaget dan refleks mentautkan tanganku di lehernya.
Entah sengaja atau tidak dia menjatuhkan kami berdua ke air.
.
.

EpochTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang