"kenapa kau menyimpan batu?" hyujin bertanya padaku.
"konon katanya jika aku membawa batu ini pulang, aku bisa kembali kesini untuk mengembalikan batu ini" jawabku sambil memainkan beberapa batu.
"kalau begitu mari pilih batu ini dan berjanji kita akan kembali kesini bersama" ditersenyum ke arahku dan memberika sebuah batu putih ke arahku. Lalu kami meninggalkan pantai tersebut.
.
.
.Ini sudah seminggu kami berada di ukraina dan hari terakhir ini jadwalnya kami melihat salju di ukraina yang katanya hanya bisa dilihat 100tahun sekalk aatau 1000 tahun sekali (authornya lupa).
Dan kami berdua sangat beruntung.
"ini sangat dinginn" dia merengek rengek sambil mengesek gesekkan tangan kirinya ketangan yang lain, tentu saja itu hyujin siapa lagi kalau bukan dia.
Lalu aku mengambil tangannya meniupkan hembusan nafas hangatku dan meletakannya dalam kantong mantelku.
Dia menatapku seolah tak percaya apa yang kulakan saat ini. Bahkan akh sendiripun tidak percaya apa yang sedang aku lakukan.
.
.
.
.Siang ini kami pulang kembali dan sampai pada malam pukul 7.
Riuh riuh dalam apartemen mulai lagi.
" bisakah kau untuk membereskan barang barangmu" aku kesal dan berteriak melihat hyujin yang mencampakkan kopernya asal dan barang barang yang dia beli di ukraina.
Tetapi dia tidak menjawab dan langsung mengecup bibirku.
Cupp...
"ini sudah malam berhentilah menjadi nenek lampir" lalu dia berlari sambil tertawa.
Aku yang tadi disana masih mematung dan melemparkan bantal sofa ke arahnya dan strike.. Kena ke leher belakangnya.
" Ya kau setan tutup mulutmu mesum!" cicit ku mebentak marah marah.Jika ini dibiarkan semakin lama aku akan menyukai hubungan diantara kami. Batinku mengutuk diriku sendiri didalam hati..
.
.
."pakai ini untuk nanti malam dan jaga sikapmu di sana" hyujin menyodorkan sebuah tas belanja ke arahku
"kita mau kemna?" tanyaku sambil mengambil tas tersebut.
" acara makan malam dengan para teman teman artis, jangan membuat ku malu" dia langsung beranjak pergi."kau sudah selesai?" tanya hyujin sambil mengetuk pintu kamarku.
Lalu aku keluar dengan mengenakan dress yang diberikan hyujin siang tadi. Itu sebuah dress selutut bewarna merah dengan kain renda bewarna hitam, rambut pendek sebahuku digerai dengan penjepit bewarna perak di dekat telinga, sedangkan anting anting dan sebuah kalung berbentuk bulan telah terpampang cantik di leher dan telingaku serta sepatu hitam berhak yang berkilau."cantik" hyujin memujiku sambik tersenyum dan menarik hidungku.
"kau juga" balasku dengan menepuk pantatnya.Hyujin juga terlihat cantik dengan jas hitam dan kemeja dalamannya bewarna merah dengan rambut pinknya serta anting anting di telinga sebelah kiri bewarna hitam, jangan lupakan bahwa dia juga merias wajahnya dengan sedikit eyeshadow bewarna cokelat dan bibir kecilnya yang pink.
Dia cantik bahkan dalam wujud laki laki batinku dalam hati..
.Setelah sampai keacara banyak wartawan dan awak media disana itu seperti pertemuan artis tentu saja wartawan juga ada disana.
"tunggu disini dan jangan kemana mana" perintah hyujin kepadaku lalu dia pergi meninggalkan aku yang tengah berdiri menikmati secangkir wine merah pekat itu.
Setelah satu jam aku tidak tau hyujin dimana lalu aku memutuskan mencarinya. Berkeliling di acara itu dari toilet, belakang panggung, meja makan, sampai aku melihatnya di balkon yang jauh dari pesta tersebut.
Dia menangis tetapi dia tidak sendiri, aku melihat orang lain bersamanya dan tentu saja itu woobin dan kekasihnya seorang wanita."bukan kah sudah cukup jelas apa yang ku katakan!" woobin berteriak ke arah hyujin.
"hiks..hiks.. Apa ini karena aku lelaki? Apa kau bosan denganku?" hyujin menjawab terisak isak sambil menarik lengan jas woobin.
Kejadian itu benar benar membuat ku ingin berontak dan memukul woobin tapi aku tidak bisa, ini bukan urusan ku.
" aku hanya bermain main denganmu jalang!!" dia menepis tangan hyujin dengan kasar.
Sontak membuat ku langsung berontak dan mendorong hyujin lalu berteriak lantang." kau berhentilah bermain main dengan perasaan seorang! Siapa yang kau sebut jalang disini hah!" aku berteriak sembil menunjuk ke arah wajahnya.
"hah kau membela lelaki banci ini ternyata? Apa karena kau di bayar?" dia menyangkal omonganku sambil menampakkan smirk iblisnya.
Plakkk ...
Aku menampar woobin karena sudah tidak tahan dengan omongannya.
" aku mencintainya asal kau tahu! Dan kau harus tahu kau itu menjijikkan" lalu aku menarik tangan hyujin dan berjalan pergi.
.
.
.Hyujin masih terus menangis bahkan setelah sampai di apartemen kami.
" jangan menangis lagi ya?" aku mengusap usap rambutnya yang sedari tadi kepalanya menempel didadaku karena dia memelukku.
"hiks..hikss.. Mina apa kau benar mencintaiku?" dia bertanya dengan mata puppynya terarah ke arahku.
Aku terdia tidak tau harus menjawab seperti apa, jujur saja aku mulai menyukai hal hal kecil dari dia.
"jangan menyukaiku karena itu sudah kita sepakati di dalam kontrak" dia memberi ucapan lagi dengan mata puppy bengkaknya dan menyenderkan kepalanya di dadaku kembali.
"tentu saja aku tidak akan menyukaimu" lalu mengusap pelan surai lembut pink itu kembali.
.
.
.Itu membuat hatiku sakit menyadari bahwa kami tidak bisa bersama tanpa perjanjian tersebut.
.
.
.Esok paginya kami memulai hari hari kami seperti biasa, hyujin yang selalu susah di bangunkan untuk pergi syuting.
Dan kembali pada malam hari.Malam itu aku tidak bisa tidur memutuskan untuk menonton tv di sofa. Ternyata aku tertidur disana dan mendengar sebuah pintu terbuka, aku terlalu malas untuk membuka mata karena aku yakin itu adalah hyujin, siapa lagi yang tahu pasword apartemen selain kami berdua.
"minaa..." Rengeknya pelan
Lalu berjalan kearahku.
"kau menungguku?" dia tersenyum dan membelai pipi ku.
Aku terlalu takut untuk bangun dan memutuskan untuk terus menutup mata.
Dia membalai pipiku dan poni depanku, mengecup pipi ku pelan.
Cupp...
Aku membuka mataku karena terkejut, yang kudapat adalah hyujin yang juga terkejut lalu menundukkan kepalanya setelah aku menatapnya.
Dan berpura pura lari masuk kekamar.
.
.
.
Pagi harinya kejadian semalam membuatku sangat canggung bahkan ketika sarapan kami tidak bersuara sampai hyujin membuka pembicaraan terlebih dahulu.
" ibu memintaku pulang"
" hm" jawabku singkat.
"kau mau ikut?"tanyanya kembali.
" tidak" jawabku singkat dan beranjak pergi untuk mencuci piring.
" tapi ibu menyuruhku mengajakmu"
"alasanmu"
" minaa... Itu membosankan ketika aku disana sendirian ikutt ya hmm" rengeknya kembali yang tiba tiba sudah disampingku membantuku mencuci piring.
"berhenti merengekk!"
"Kalau begitu kau pergi kan"
"iya" jawabku singkat.
"dengaku kan?"
"iya setan" dia tertawa karena berhasil memancing emosiku sambil menyenderkan kepalanya di bahuku.
Tetapi aku langsung bergerak pergi membuat kepalanya hampir jatuh, dan itu sangat lucu hingga aku ingin tertawa.
.
.
.
