Luka

986 78 1
                                    

Give me 30 vote












Dream Senior High School

Sekolah mewah yang menjadi idaman para remaja di kota Seoul.
Sekolah ini memiliki fasilitas lengkap, guru-guru yang profesional. Banyaknya siswa-siswi berprestasi juga menjadikan sekolah ini sekolah yang paling diminati.

Namun bukan tidak mungkin, di dalamnya juga terdapat rasisme dan bullying.

Seperti yang sedang terjadi saat ini, seseorang sedang duduk meringkuk, bersembunyi di salah satu sudut ruangan.
Tubuhnya bergetar, menangis.

Tak lama ia mendongak kemudian meluruskan kaki, dengan kedua tangan di atas pahanya.

Sangat miris. Ia meratapi kebodohannya. Menyalahkan diri sendiri, mengapa ia begitu lemah di hadapan mereka.

Yah,

Pemuda malang itu, adalah korban bully.

🌺🌺🌺

Lee Donghyuck atau yang biasa di sapa Haechan, pulang dengan memar pada pelipis dan sudut bibirnya sedikit robek.

Rambut yang berantakan dan ada bekas darah dekat kerah bajunya.

"Aku pulang."

Ucap Haechan sesaat setelah pintu megah itu ia buka.

Seperti biasa. Sepi, tak ada jawaban.

Ia masuk dengan pelan. Kedua kakinya limbung bahkan nyaris terjatuh. Kakinya sudah tidak kuat menahan berat badannya.

Haechan capek dan lelah!

Ia merasa seperti tidak mempunyai siapa-siapa di dunia ini. Ia merasa seperti tidak ada yang memerdulikan dia.

"Astaga, Haechan! Apa yang terjadi?"

Bibi Seulgi, salah satu pelayannya, berlari mendekati Haechan dengan raut wajah panik.

"Apa yang terjadi nak? Kenapa wajahmu penuh memar begini?" Masih dengan ekspresi kaget namun intonasi suara bibi Seulgi mulai melembut.

Haechan menggeleng lalu berkata, "Tadi.. Tadi jatuh dari pohon." Ujar Haechan dengan tawa khasnya.

"Ngapain naik pohon? Jatuh kan jadinya?"
Dengan hati-hati Seulgi menyentuh memar di pelipis anak itu. Haechan meringis menahan rasa sakit.

"Ganti baju dulu ya, bibi masakan sup untukmu setelah itu bibi akan mengobati luka ini." Seulgi mengelus pelan rambut hitam pekat Haechan.

Pemuda bermata sayup itu mengangguk lalu bergerak berjalan menuju kamarnya.

Terlahir menjadi anak orang kaya, lantas tak membuatmu bahagia. Punya banyak uang dan harta, apapun bisa kau beli.
Tapi jika karena itu, kau tak pernah merasakan kasih sayang orang tua. Apa gunanya?

Air mata itu berhasil lolos lagi dari mata indahnya. Lagi-lagi Haechan menangis. Bukan karena sakit pada bekas pukulan itu. Tapi karena ia benci terlahir sebagai anak orang kaya.


🌺🌺🌺

Pukul 19.45 KST

Seulgi menatap sendu pemuda manis yang sudah terlelap itu. Mengelus lembut surai madu Haechan.

Seulgi merasa sangat sedih melihat luka memar yang mulai bengkak dan membiru itu.

"Kau tumbuh menjadi anak yang kuat Haechanie."



























Haiiii, cerita ini aku revisi lagii

Selamat membacaa

Beautiful Time || nct dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang