Huang Renjun

654 75 3
                                    

Update‼️

Give me 30 vote✌












Haechan berjalan menyusuri koridor sekolah dengan perasaan was-was. Pagi ini dia ke sekolah mengenakan Hoodie abu dengan kupluk yang menutupi kepala.
Kejadian beberapa waktu lalu masih membekas dan membuat ia sedikit cemas.


BRAKKK!!!

"Aduh..." rintihnya.

Karena terlalu takut dan terburu-buru, Haechan tidak sengaja menabrak seseorang saat ia hendak berbelok.

"Maaf kak." ujar orang itu dengan wajah kaku.
Ia tahu betul siapa orang yang di tabraknya. Lee Donghyuck anak donatur terbesar Dream Senior High School.

Ia menyodorkan tangan, berniat membantu Haechan berdiri.

Anak itu mengerutkan kening, tanpa sadar tangannya meremas kuat tangan Haechan membuat pemuda itu sedikit merintih.

"Hoii..! Park Jisung! Ngapain sih, ayo cepat bentar lagi bel."

Park Jisung menarik tangannya, membungkuk sopan kemudian pergi begitu saja meninggalkan Haechan yang mengibas telapak tangannya.

"Anak sekecil dia memiliki genggaman tangan yang sangat kuat?"





Kelas X-A

"Park Jisung? Pagi ini aneh sekali, tidak ribut seperti biasanya." ucap seseorang berkulit putih yang kini menatap Jisung heran.

Jisung menoleh, "aku melihatnya lagi Chenle!"

Dahi Chenle berkerut, "kau pernah bertemu kak Haechan sebelumnya?"

Jisung menggeleng, "bukan... Bukan itu Chenle."

"Lalu?"

"Kekuatanku! Aku mendapatkannya kembali!"

"Itu mustahil!" Ujar Chenle tak percaya.
























🌺🌺🌺

Hidup tidak selalu indah dan berjalan sesuai yang kita inginkan.
Kita pernah lelah, kita pernah jatuh, kita pernah berada di titik terendah.

Dan tidak banyak orang yang mampu melewati masa itu.

Semua pilihan ada pada kita.

Bertahan..

Atau

Menyerah..

Seseorang berahang tegas keluar dari mobil, mengeluarkan sebuah koper besar. Dan menariknya agak jauh dari tempat mobil itu terparkir.

Langkahnya terhenti.

Kejadian beberapa tahun yang lalu kembali terputar dalam benaknya. Bagaikan rol film, ingatan itu semakin terasa jelas.

"Ibu tolong jangan sakiti aku. Ibu tolong berhenti."

"Diam kau! Dasar anak pembawa sial!"

Pemuda itu menarik nafas kemudian menghembusnya kasar.

Wanita yang ia panggil Ibu, menyalahkannya atas kematian sang suami. Ia sendiri merasa bingung karena ayahnya murni meninggal kecelakaan tunggal.

Beruntung Tuhan mempertemukan ia dengan seorang wanita berhati baik yang bersedia merawat dan membesarkannya.

Sedetik kemudian pemuda itu mengambil ponsel, mencari kontak seseorang lalu meneleponnya.

"Katakan pada bibi Seulgi. Aku sudah tiba." ujarnya setelah seseorang disebrang sana menjawab panggilannya.








"Welcome back to Seoul, Huang Renjun."















TBC

Beautiful Time || nct dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang