A..... ndai #20

12 1 0
                                    

Mencoba berdamai dengan andai, mencoba menerima yang terlihat Yang terasa berangkali hanya sebuah perasaan lelah namun masih berpikir untuk berhenti

Kamu pernah jadi lelahku menatap, juga alasan segala harap tapi akhirnya berujung hatiku tiarap

Mengingat kumpulan memori yang akhir akhir ini sering ku intip sengaja di galeri handphoneku seolah membangkitkan ingatan bahwa saat itu aku pernah bahagia

Aku pernah tertawa keras karena ocehanmu, juga menangis karena kisah pilumu, juga menautkan jari kelingking kita menandakan kita berjanji akan sebuah hal

Aku pernah marah kala hal yang tidak baik untukmu masih saja kau kerjakan seperti tidur terlalu larut malam

Kita pernah tak saling sapa karena hal sederhana, meninggikan ego, menurunkan ego lalu berbaikan begitu saja

Kisah kita pernah berakhir cuma cuma, menangis lalu kembali lagi dengan alasan kita masih pantas bersama

Mataku pernah lelah karena keasikan bertukar pesan denganmu hingga akhirnya semesta sudah menyambut pagi lagi

Pernah kita menikmati senja di sepanjang jalan ataupun negeri tempat tinggalmu menjadi hal favorit untuk kita sekedar bertukar cerita diujung hari

Telingaku pernah panas karena berjam-jam teleponku menempel disana sekedar melepas rindu yang tak ada habisnya katamu

Dan banyak hal yang masih berputar diotakku  hingga malam ini

Namun, tak melulu bahagia. Ada fase dimana aku merasa kamu sudah berubah dan lebih mementingkan egomu, kita lupa gambaran besarnya begitu kata fiersa penyair ulung

Hingga titik lelah menguasai diriku, menyatakan untuk melepas yang ada entah itu ikatan maupun kenangan. siap tidak siap sepeti nya ini harus. Tak bisa jika terus dipaksakan

Waktu kita bukan hanya mengurusi kekanakan kita sajaa, jalan masih panjang. Jika setiap kesalahan terus di maaafkan. Maaf hanya menjadi kata formalitas sebagai pembaik keadaan saja. Bukan lagi sebuah kata bermakna penyesalan yang sebenarnya beratikan tidak lagi diulangi.

Kita terlalu sibuk mengurusi kita tanpa tau diri belum menguasai kata kita dengan baik, kita terlalu jauh berjalan hingga di persimpangan tiba tiba aku tersadar bahwa ada hal yang tidak bisa dipaksa lagi

Walau sebenarnya berpisah arah denganmu merupakan hal paling tidak ku ingini dari awal kisah ini, namun kembali lagi sepertinya ini bukan tentang ingin lagi namun ada sebuah keharusan yang harus dijalani

Selamat berbeda arah
aku enggan mengucapkan selamat tinggal karena sebenarnya aku masih mengharapkan jalan masing masing kita jalani merupakan jalan pintas untuk menemukan tujuan kita . Semoga saja.

Terjebak Pada Suatu RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang