Firts Meet

122 35 39
                                    


**×**

Sesuai surat undangan yang dikirimkan oleh pihak Universitas, jika Sintha harus menghadiri pertemuan dengan pihak Dekan membicarakan kelanjutan dari beasiswa yang di ajukan Sintha pada Universitas.

"Jadi kamu lulusan terbaik di SMA Citra Bangsa? " Kini ketua Dekan tengah membaca berkas Sintha. Ia kemudian menatap Sintha di depannya yang terus menunduk.

"Kami tidak makan orang Nak Sintha! " ujar Ketua Dekan. Tidak lupa ia tersenyum kebapakkan kepada calon mahasiswinya ini.

"I-Iya, Pak." jawab Sintha dengan nada Gugupnya.

"Kenapa memilih Jurusan Seni Rupa Murni? " kali ini yang bertanya adalah Wakil Dekan 1. Ia cukup penasaran dengan pilihan Mahasiswinya ini mengingat nilai ijazahnya akan berguna jika mendaftar di fakultas kedokteran.

"Saya menyukai Seni, pak. "

" Kenapa tidak di kedokteran saja? Aku yakin kamu pasti jadi yang terbaik di sana mengingat nilai sempurna di beberapa mata pelajaran."

" Saya tidak ingin jadi dokter pak! Bukankah akan lebih baik jika kita mengambil jurusan yang membuat kita nyaman? "

" Em, kamu benar! Kalau begitu selamat datang di Fakultas kami Sintha Aleani Chandra. " ketua Dekan menjulurkan tangannya bermaksud ingin menjabat tangan Mahasiswinya.

Sintha dengan senang hati menyambut uluran tangan ketua dekan, dan menjabat tangan yang lain dengan sopan.

"Terima kasih pak, karena sudah menerima saya." ujar Sintha sopan. Ia menunduk sedikit dan meninggalkan ruang dekan.

**×**

''Kenapa terasa menegangkan di dalam..?" Sintha kini tengah berada di koridor kampus, sebelum pulang ia akan menyelesaikan berkas pendaftarannya terlebih dahulu.

BRUKKK..!!

karna ia berjalan sambil melamun, membuat dirinya menabrak seseorang di depannya.

" Maafkan saya, " Sintha segera meminta maaf pada orang di depannya saat dirinya tak sengaja melihat raut tak suka yang ia tabrak.

" Sudahlah, ayo kita pergi! " gadis yang di tabrak Sintha itu, mengabaikan dirinya dan berlalu dari sana bersama kedua temannya.

" Astaga dia sombong sekali" innernya tak jelas. Malas pusing dengan kejadian tadi ia memunguti kertas-kertas yang kini telah berceceran di lantai.

PUKK..!

" Kau tidak apa? " tepukan di bahunya membuat Sintha kaget dan melihat sang pelaku penepukan.

" Saya.? " tunjuk Sintha pada dirinya, pria di depannya mengangguk. " I-iya sa-saya baik.!" lanjutnya dengan nada gugup yang kentara.

Pria itu tersenyum melihat kegugupan Sintha, dengan cepat ia mensejajarkan dirinya pada Sintha dan membantunya berdiri.

" Namaku Lintang! " ujarnya sambil menjulurkan tanganya dihadapan Sintha.

" Sintha! " balasnya singkat.

" Kau semester berapa? " tanya Lintang lagi.

" Aku semester tiga "

" Tiga?.. Tapi kenapa aku baru melihatmu? " Lintang tentu bingung dengan jawaban Sintha, karna ia yakin jika dirinya tak perna melihat Sintha sebelumnya.

" Aku mahasiswi pindahan dan hari ini aku harus mengurus berkas pindahku, sekaligus pendaftaranku sebagai mahasiswi beasiswa. " Jelas Sintha, tidak lupa map yang ia pegang sedikit di ayunkan keudara. Bermaksud menunjukan kepada Lintang.

True Friends || Sintha AleaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang