Annoying

57 23 13
                                    


**×**

Setelah kejadian ia tertidur dikelas dan parahnya ketahuan Dosen membuat Sintha mendapat hukuman. Ia tidak masalah mendapat hukuman seorang diri tapi yang ia permasalahkan kenapa harus ada ketua kelas yang menjadi pengawas dadakannya.

" Ahrrk  menyebalkan! " Sintha mengaruk kepalanya yang tidak gatal dengan sangat brutal. Ia frustasi dengan mahkluk jejadian didepanya ini.

" Kau mengucapkan apa barusan? " Angga mendekatkan dirinya sambil mengaruk telinga memastikan jika telinganya masih berfungsi atau tidak.

" Jangan mengangguku!  Kerjakan saja tugasmu " balas Sintha kesal,  dan ia kembali melanjutkan hukumannya.

" Hey,, aku sedang menjalankan tugasku kok. " Angga tidak terimah jika Sintha malah menuduhnya.

" Dasar ketua kelas gandungan"

" Yakk! "

" Apa?  Mau marah eoh? "

" Aiss,  sana lanjutkan tugas mu" tak ingin menghadapi singa betina, Angga memilih meninggalkan Sintha sendiri di lapangan Indoor, tapi tenang saja ia hanya pergi sebentar dan akan kembali lagi untuk mengawasi gadis manis incarannya.

" Kenapa ngak dari tadi sih perginya. " sungutnya,  melihat Angga yang sudah hilang di balik pintu Indoor membuat dirinya kegirangan. Dengan semangat ia kembali mengepel lantai lapangan yang luasnya tak terkira.

**×**

" Dimana Sintha? " Lintang yang baru saja datang entah dari mana,  langsung menyambar pertanyaan kepada tiga orang yang kini tengah bingung melihatnya.

" Kenapa menanyakan Sintha..? Ck.  Kau bahkan tidak perduli soal kami. " Nelta melihat Lintang dengan tatapan tak sukanya,  ia benci dengan Lintang yang begitu terbuka dan blak-blakkan menjauhi mereka..

" Apa itu mempengaruhi kalian.? " balasnya tak kalah sinisnya.

Brakk.!

" Tentu saja sialan! " Nellta yang tak bisa menahan emosinya, memukul meja dengan begitu keras dan manatap Lintang sengit. Mengabaikan penghuni kantin lainya yang kini tengah menatap mereka penuh minat.

" Nell, tenangkan dirimu" Ifa menarik tangan Nellta dengan begitu pelan dan menyuruhnya duduk kembali. Nelta segera membuang muka tak ingin melihat wajah Lintang lagi.

" Kau berubah Lin" cicit Ifa begitu pelan,  ia menatap Lintang dengan ekspresi sendu.

" Bukan aku.  Tapi kalian.! " jawab Lintang dengan begitu sarkasnya. Jarinya menunjuk kearah Arwin yang diam sedari tadi.  " Terutama kau! Pengecut.! " sinisnya.

"LINTANG..!!" Ifa meninggikan suaranya ia tidak terima jika Lintang menyalahkan semua masalah kepada mereka,  seharusnya Lintang mengerti jika ini bukan kesalahan Arwin sepenuhnya.

" Jangan menyebut namaku,  itu tidak pantas!" setelah mengatakan kata kasar,  ia berlalu dari kantin meninggalkan ketiga orang yang kini tengah dilanda amarah.

" Apa-apaan dia.  Seenaknya saja menyalahkan ini semua kepada kita. " Ifa memukul meja dengan begitu keras mengabaikan tanganya yang bisa saja terluka, makan dalam keadaan emosi benar-benar memuakkan. Tanpa menghiraukan kedua temannya Ifa berlalu begitu saja. Ia butuh sendiri saat ini.

Melihat kepergian Ifa dengan keadaan emosi membuat Arwin maupun Nelta terdiam di tempatnya masing-masing.  Bukannya tak ada niatan untuk menenangkan Ifa tapi mereka tau jika sahabat mereka butuh sendiri untuk meredakan amarahnya.

" Semua jadi kacau begini, aku tidak tahu harus bagaimana lagi" Nelta memejamkan kedua matanya.  Ia bingung harus bagaimama lagi untuk menghadapi situasi rumit seperti ini.  Sontak saja perkataan Nelta menarik perhatian Arwin dan kini tengah memandangi dirinya.

True Friends || Sintha AleaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang