Chapter 01

1.7K 114 1
                                    

Tetap berikan dukungan untuk cerita ini meski sudah tamat ya 😁😍💜

























Di bawah cahaya rembulan sosok gagah bernama Jeon Jungkook sedang mencoba membuat pikirannya tenang. Usapan lembut yang ia dapatkan benar-benar sangat membantunya untuk mendapatkan ketenangan yang sedang ia butuhkan. Tangan mungil itu selalu menjadi kesukaannya. Tangan kecil yang selalu mengusap rambutnya ketika sedang stres karena pekerjaan, tangan kecil yang selalu menenangkannya ketika ia merasa takut akan kehilangan dan tangan kecil yang selalu bisa membuatnya merasa nyaman ketika sedang saling berpelukan.

Kedua matanya tidak pernah bosan untuk menatap sosok indah yang sedang memangku kepalanya. Hidungnya tidak pernah merasa sakit untuk mencium aromanya yang menenangkan. Mulutnya tidak pernah lelah untuk terus tersenyum, mengucapkan kata-kata manis dan memberikan ciuman. Telinganya tidak pernah merasa jenuh untuk selalu mendengarkan setiap kalimatnya. Pikirannya tidak pernah lelah karena selalu memikirkan sosok indah yang mungil itu. Dan juga hatinya tidak pernah merasa lelah untuk terus mencintainya.




"Jangan tertidur." Suara yang lembut dan manis menghampiri telinga pemuda Jeon. Ia membuka kedua matanya dan menatap tepat ke mata bulat sang pujaan hati. Kecupan hangat ia berikan di punggung tangan sang kekasih, tidak lupa dengan sebuah senyuman hangat setelahnya.

Sosok itu tersenyum malu. Pipinya memerah hingga ke telinga. Jungkook segera duduk dan menatap lekat kedua bola mata hitam sang kekasih hati. Ia meraih kedua tangannya untuk digenggam dengan erat setelah memberikan kecupan singkat di bibir.


"Aku mencintaimu, Park Jimin." Kecupan hangat ia berikan di kedua punggung tangan mungil sang kekasih. Ia benar-benar pandai mempertahankan rona merah di wajah cantik sang pujaan.

"Kau tahu aku juga mencintaimu, Jeon."

Keduanya saling berpelukan, mengusap punggung satu sama lain dengan sangat lembut kemudian melepaskannya. Mata tajam pemuda Jeon menatap lembut mata bulat pemuda Park. Setelahnya pemuda Jeon menarik dagu sang kekasih, mencium bibirnya, memasukkan lidahnya ke dalam mulut sang kekasih untuk saling bermain lidah.

Ciuman mesra itu terlepas ketika Park Jimin membutuhkan oksigen. Pemuda Jeon menatap penuh cinta sang kekasih yang sedang mengatur napasnya. Tidak pernah berkurang 0,1 persen pun rasa cintanya pada pemuda cantik bernama Park Jimin. Rasa cintanya terus bertambah dan terus bertambah setiap harinya. Dan hari ini ia merasa sangat senang karena hubungan mereka sudah menginjak usia yang keempat tahun.


"Hyung." Pemuda Jeon terlihat sedang gugup. Ia memasukkan tangan kanannya ke saku jas kemudian keluarlah sebuah kotak beludru berwarna biru muda.

Kotak berbentuk hewan lumba itu dibuka perlahan. Sebuah cincin berwarna perak terlihat jelas di sana. Ada sebuah permata kecil yang menghiasi cincin perak itu. Jungkook mengambil cincin itu dan menutup kotak berbentuk ikan lumba itu.

Sebuah tawa kecil keluar dari mulut pemuda Jeon ketika melihat sang kekasih sudah menangis dengan wajah yang sangat memerah. Kecupan hangat ia berikan lagi di bibir manis sang kekasih kemudian menghapus air mata yang terus menangalir di wajah putihnya.

"Aku rasa malam ini adalah waktu yang tepat untuk menyerahkannya pada pemilik yang sebenarnya." Jungkook mengutarakan apa yang ia rasakan. Mulai dari niatnya untuk membeli cincin hingga ia yang akan memberikan cincin itu pada sang kekasih.

"Cincin perak ini bisa berubah menjadi cincin emas yang lebih indah jika kau mau menikah dan menghabiskan sisa umurmu bersamaku, hyung."

Mulutnya seketika tidak mampu digunakan untuk berbicara. Ia menganggukkan kepalanya secepat mungkin dan beberapa kali sampai ia bisa merasa sedikit pusing. Tentu saja ia akan menerima lamaran pemuda Jeon di hadapannya ini.

"Terima kasih banyak, sayang. Aku sangat senang karena sudah mengungkapkan semuanya."

Keduanya kembali berpelukan. Saling mengucap kata cinta satu sama lain. Rasa bahagia benar-benar sangat terasa di hati keduanya. Janji untuk saling mencintai, mengasihi dan melindungi terucap dengan lancar dari bibir kedua pemuda yang sedang dipenuhi dengan rasa bahagia penuh cinta itu.









Manusia hanyalah makhluk yang menginginkan banyak hal, salah satunya adalah kebahagiaan di setiap harinya. Namun, sepertinya sang Pencipta tidak memberikan banyak kemudahan untuk keduanya.


















TBC …




Selamat datang di cerita kedua saya^^
Semoga kalian suka^^💜💜💜












©daιnιғeι yυzι
—February 5, 2020—

✔ Orecchio / Ear [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang