Hari yang sial

71 27 1
                                    

Saat ini pukul menunjukan pukul 06.30 AM suasana di kediaman rumah mewah pagi ini sangat sunyi.

"Um baju seragamku di mana ya?" tanyaku dalam hati sambil mengobrak abrik pakaian lemari.

"Lagi cari seragam ya?" jawab kak susan yang tiba tiba bersender pada pintu kamarku. Iya dia kak susan kakakku yang kedua

"Nih baju lo! gw kembaliin tadi gak sengaja kecemplung di kloset" Melihat muka mikha yang kaget dan mata yang terbelalak Yiska pun tertawa bersamaan dengan susan.

Setelah Yiska dan Susan berangkat untuk pergi ke sekolah terlebih dahulu aku pun saat ini sedang mengeringkan seragam skolahku dengan kipas.

"Heh mikha gausah skolah aja kamu hari ini bantuin kerjaan ibu" Bentak ibuku dari blakang yang tiba tiba mengagetkan ku.

"Maaf bu bukan nya mikha gamau tapi hari ini mikha ada ulangan bahkan 3 mata pelajaran sekaligus" Jawab ku dengan memelas dan tergesa gesa memakai seragam. Melihat ibuku yang berdiri dengan melotot aku cepat cepat mengambil tas dan mengucapkan salam untuk pergi.

Pukul 07.15 aku datang dengan terburu-buru namun tetap saja pagar skolah yang sudah terkunci tak bisa ku buka. Tapi sebuah ide muncul tiba-tiba di otak ku. Aku memanjat tembok skolah blakang dengan penuh hati-hati supaya tidak ketahuan dengan satpam skolah .

Tiba-tiba saja..

"Bruk.. akhh!" suara itu mengagetkan Devano dan teman teman nya yang sedang meminum kopi di warung blakang skolah

"Bro bro denger suara desahan cewek gak?" sahut Rangga dengan serius sehingga membuat smua murid yang berada di warung menoleh padanya

"Huhh otak lu kaga pernah beres rang" jawab Bima sambil menoyor kepala rangga

"Yeu anjir serius gua mah" jawab rangga lagi dengan nada yang agak menjengkelkan.

"udah udah brisik lo pada,mending gw cari sumber suaranya dari mana sapa tau kan nemu kelapa jatuh" Sahut Devano yang mulai berjalan kluar dari warung kopi.

Flashback on

"Brukk..akhh!" Aduhh bego banget sih mikhaaaa kok lu jatuh disini bahkan rok skolah sobek.

Dengan posisi yang masih tetap yaitu jatuh di bawah mikha pun langsung duduk dan melihat bahwa rok skolahnya yang robek sehingga memperlihatkan paha nya yang putih dan mulus.

Flashback off

"Woi lu maling ya?" teriak devano dari jarak yang hampir dekat dengan ku

"Enak aja maling bb-uu-kkann tauk" jawab ku grogi dan dengan cepat aku berdiri untuk menutupi rok ku yang sobek

"Lah cewek toh gw kira maling" jawab sosok pria yang tak ku kenali itu. kalau dilihat lihat wajah tampan dan mata bule itu sangat indah ketika tatapan nya bertemu dengan mata coklatku.

Nih cewek cantik juga kalo diliat liat tapi dari modelan nya nih anak kalem juga keknya bukan dari kluarga yang kaya

"Eh btw itu lutut lu berdarah" jawab pria itu sambil berlutut untuk melihat kaki ku.

sontak saja aku kaget karna pasalnya belom pernah ada seorang laki laki menyentuh kaki ku hingga ke area lutut

"Eh mau ngapain?!" jawabku emosi saat melihat laki laki di depan ku ini menggendongku tanpa izin

"Mau bawa lo ke uks" jawab nya dengan nada dingin

"Ihh turunin gak, malu tau" jawabku yang tanpa ku ketahui bahwa pipiku mulai memerah dari tadi.

Sesampai nya di ruang uks cowok yang tidak ku kenali namanya ini menurunkan ku di atas kasur uks. Memang jika di lihat-lihat sepertinya pria ini baik

"Sini gw obatin" suara berat yang tiba-tiba terdengar mulai menghancurkan lamunanku

"Humm iya" jawabku sambil melihatnya dengan teliti. Warna rambut yang coklat dan aroma tubuh mintnya sangat membuat hati ini berdetak tak karuan.

"Lo anak kelas brapa?" tanya pria dihadapanku ini sambil mengoleskan obat merah ke kakiku

"Kelas x-ipa 2" ohh. jawabnya cuek

"Kalau lo?" Tanyaku balik

"Kelas xi-ips 3" jawabnya lagi

"Ahh..pantesan aja gak pernah keliatan. Kakak kelas toh ternyata. Eh?! kakak? kakak kelas ku" karna malu wajah ku yang gampang sekali memerah ini pun akhirnya berwarna merah lagi untuk yang kesekian kalinya.

"Iyee gw kakak kelas lo tapi gausah manggil kakak panggil ae Devano toh lo dari tadi juga lo-gw lo-gw an" jawabnya ketus

"Hehehe maaf deh" tawa ku sambil menggaruk kepala yang sebenernya tidak gatal.

"Udah beres skrang lo balik aja ke kelas" kata devano sambil tersenyum.

"Oh oke. Makasih" Balas ku dengan senyuman

"Eh tunggu" suara berat itu terdengar kembali.

"kenapa?" jawabku penuh heran

"Nih pake jaket gw, gaenak kalo sampe anak cowok lain liat" jaket itu terlempar tepat di hadapan ku

"YAAMPUN DARI TADIIII GW LUPA KALO ROK GW SOBEK" jawabku dengan suara kelas sampil menepuk jidat akibat malu

Efek malu yang tak karuan ini akhirnya aku segera berlari untuk masuk ke dalam kelas tak lupa memakai jaket dari devano dengan mengikatnya pada pinggang.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang