Chapter 1: Fiance

6.2K 415 10
                                    

.

.

.

Tak ada yang spesial.

Pesta mewah dengan berbagai macam hiburan dan makanan lezat yang tersedia, seolah tak ada apa-apanya bagi pemuda yang kini menginjak usia tujuh belas itu. Mungkin ayah dan ibunya telah habis-habisan mengadakan pesta sebesar ini untuk merayakan ulang tahunnya. Semua teman-teman sekolahnya diundang, bahkan rekan-rekan bisnis ibunya pun diundang juga. Untuk alasan memperkenalkan satu-satunya generasi penerus Keluarga Uchiha.

Tapi Sasuke tak peduli, dari tahun ke tahun pestanya selalu sama saja. Membosankan.

"Yo!"

Sasuke melirik pemuda berambut hitam yang baru datang dengan menebar senyum manis. Itu Sai, sepupunya.

"Selamat ulang tahun, Sasuke." Sai mengulurkan sebuah kotak kecil berwarna hitam ke arah pemuda itu. Dari bentuknya saja Sasuke sudah bisa menebak apa isinya, karena Sai selalu memberikan hadiah yang sama setiap kali ia berulang tahun. Katanya, pemuda itu tidak bisa memikirkan benda lain untuk hadiahnya. Aneh, memang.

"Hn, terima kasih." Sasuke meraih kado itu dan menaruhnya di atas meja. Di samping kue besar tempatnya berdiri, sudah terkumpul beberapa kado dari ukuran kecil hingga besar.

"Ku dengar paman Fugaku tidak bisa hadir," kata Sai kemudian. Pemuda itu beberapa kali melambai pada gadis-gadis yang tersenyum genit ke arahnya. Tak jarang juga membalas kedipan genit mereka.

Sasuke memutar bola matanya bosan melihat tingkah sang sepupu. "Ya, begitulah. Ayah selalu sibuk dengan urusan bisnis."

Alis Sai terangkat, "Tentu saja, bukankah dia adalah Uchiha terbaik? Dia kesayangan kakek Madara kalau kau lupa."

Sasuke mendengus, "Aa. Itu karena mereka sama 'gilanya'."

Sai menggeleng pelan dan terkekeh geli. Meski Sasuke sepenuhnya adalah cerminan Fugaku, tetapi nyatanya kedua orang itu begitu bertentangan. Bagi Sasuke, Fugaku adalah musuh abadinya, sedangkan bagi Fugaku, Sasuke adalah pembangkang nomor satu. Meski di balik itu, keduanya saling menyayangi lebih dari siapa pun.

Hei, Sai tentu tak melewatkan sebuah bugatti keluaran terbaru yang terparkir manis di garasi Mansion Uchiha tadi.

"Meski begitu, hadiah dari ayahmu tidak mengecewakan, bukan?"

"Itu sogokan, Sai."

"Hm, sogokan yang manis dan... mewah."

Sasuke berdecak, "Berhentilah membahas itu."

Sai mengangguk melihat wajah masam Sasuke. "Baiklah-baiklah," matanya kemudian tak sengaja menangkap sesosok gadis yang sedang berbincang dengan Mikoto di depan pintu masuk. Khususnya yang berambut nila. Dan gawatnya, gadis itu sekarang mulai berbalik dan berjalan menuju tempat mereka berdiri.

Sai berdehem pelan, tangannya menepuk bagian belakang Sasuke, membuat pemuda itu menoleh. "Aku haus, nanti aku kembali." Katanya sambil berlalu dan menghilang di balik kerumunan orang-orang.

Sasuke menghela napas pelan setelah kepergian Sai. Acara intinya bahkan belum dimulai dan ia sudah merasa bosan setengah mati.

The Taste of CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang