Chapter 2: Brother-in-law

3.9K 330 20
                                    




Sasuke memasuki dapur ketika Mikoto masih sibuk berkutat dengan apron dan spatula. Wanita itu sesekali bersenandung sambil mengaduk makanan di atas teflon sementara Sasuke menarik salah satu kursi dan bertopang dagu di atas meja. Hari ini Sasuke ingin bermalas-malasan saja di rumah, mengingat besok ia harus kembali ke sekolah.

"Sasuke?"

"Hn?"

"Bisa tolong ambilkan telur di kulkas?" Mikoto melirik putra semata wayangnya sejenak, sementara tangannya masih sibuk menggoyangkan spatula.

Sasuke bangkit dari kursi dan berjalan ke arah sebuah kulkas besar yang dipenuhi catatan-catatan kecil berisikan tulisan tangan Mikoto. "Berapa yang Mama butuhkan?" tanyanya setelah membuka kulkas.

"Tiga butir saja."

Sasuke meraih tiga butir telur dari kulkas dan menutupnya kembali. Pemuda itu hampir saja berbalik ketika matanya tak sengaja menangkap sesuatu yang mencurigakan di antara tumpukkan tong sampah di dekat kulkas.

Sasuke mengernyit. Ia mengambil langkah lebih dekat dan saat itu juga kedutan di dahinya terlihat. "Kenapa susu kotak itu ada di sana, Ma?" ia berbalik dan menatap Mikoto dengan was-was.

"Susu kotak yang mana?" Mikoto melirik sejenak.

"Yang rasa stroberi." Katanya tidak sabar.

Mikoto tampak berpikir beberapa saat, "Oh... yang itu? Mama meminumnya semalam. Memangnya kenapa?"

"Itu kan milikku, Ma!" kata Sasuke setengah menjerit. "Kenapa Mama tidak bertanya padaku dulu?"

Mikoto mengernyit, kembali melirik pada Sasuke. "Lho, itu punyamu? Bukannya kau tidak suka susu stroberi?"

"Ini berbeda, Ma..."

"Berbeda bagaimana? Lagi pula Mama sudah terlanjur meminumnya, kenapa kau terlihat kesal begitu sih?"

Sasuke kembali mendesah frustrasi. Nasi sudah terlanjur jadi bubur mau di apakan lagi? Memungut bekas susu kotak itu dan kembali menaruhnya di kulkas?

Mikoto menghela napas melihat Sasuke yang tampak cemberut. "Oke, maafkan Mama. Nanti Mama akan belikan yang baru—"

"Tidak perlu." Sasuke menjawab pelan sambil menyerahkan tiga butir telur itu pada Mikoto. Pemuda itu kembali duduk di kursi dan menghabiskan jus tomatnya dalam satu kali tegukan. Beruntungnya, pelaku yang meminum susu itu adalah ibunya sendiri. Jika orang lain, Sasuke mungkin sudah menggorok lehernya sejak tadi.

Mikoto geleng-geleng kepala. Tentu saja wanita itu tidak mengetahui bahwa susu yang diminumnya adalah susu pemberian dari Hinata–nya yang berharga.





.


.

Happy reading ^^

.

.








Hinata berjalan di samping Sasuke sembari menjilati es krim cokelat yang dibelikan pemuda itu saat mereka melewati supermarket tadi. Sementara Sasuke tampak berjalan dengan tenang di sampingnya—dengan kedua tangan tersimpan di saku celana—dan sesekali melirik ke arah Hinata. Hari ini Hinata sengaja meminta Kou untuk tak menjemputnya dan menerima ajakan Sasuke untuk pulang bersama.

The Taste of CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang