COMA

61 6 6
                                    

"Tolong selamatkan anak-anak kami." pernyataan itu langsung membuat Jin dan dokter laki-laki itu sedikit agak terkejut.

Tetapi, Jin akhirnya hanya diam. Dia paham, pasti berat menentukan pilihan ini. Dokter itu, setelah membungkukkan badan dan permisi, segera kembali masuk ke dalam ruang operasi.

Yoongi kembali merasakan tubuhnya lemas. Dia mencari tempat duduk dengan posisi terhuyung-huyung. Jin mengikutinya, dia duduk di samping Yoongi. Yoongi mengusap wajahnya kasar. Kemudian, menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Maafkan aku, hyung! Aku tidak bisa menjaga Ye Shi. Hanya ini yang bisa kuberikan untuknya!" Yoongi mulai menangis. Dia tidak bisa lagienahan perasaan sedih. Entah, apakah orang akan memandangnya sebagai pria cengeng, dia tidak peduli.

Jin juga dilingkupi perasaan sedih. Dia juga ingin menangis. Tetapi, jika dia melakukannya, tidak ada yang bisa menguatkan Yoongi dan yang lainnya.

Tiba-tiba, Kim Seok Joong datang. Kakat tertua para Kim itu, baru saja datang dari New York. Dia segera meninggalkaan pekerjaannya begitu tahu apa yang menimpa adik perempuannya itu. Wajah SeokJoong bahkan lebih berantakan dari Jin.

"Bagaimana keadaannya? Bagaimana dengan bayi-bayinya?" Seok Joong menatap kedua dongsaengnya itu.

Jin tahu, Yoongi masih kacau karena peristiwa dan keputusan yang baru saja dibuatnya itu. Jadi, dia bangkit berdiri dan menjelaskan awal mula masalah dan kondisi adik perempuan mereka. Serta, Jin tidak lupa memberitahu keputusan yang baru saja diambil Yoongi.

Seok Joong memandang ke arah Yoongi yang masih tertunduk sedih. Mereka benar-benar merasa sedih. Dan diantara mereka, bisa dipastikan, yang paling menderita adalah adik iparnya itu. Dia juga tahu, bagaimana perjuangan mereka untuk sampai di jenjang ini. Dan sekarang, mereka dihadapkan pada kenyataan yang sangat melukai perasaannya. Perasaan mereka semua yang mencintai dan menyayangi Ye Shi.

Seok Joong melangkah mengahampiri Yoongi. Dan Jin, dia kembali duduk di samping Yoongi. Seok Joong memilih duduk di sisi yang lain. Dia menepuk-nepuk pelan pundak laki-laki itu. Dia berharap, apa yang dilakukannya ini, bisa sedikit meringankan beban hati Yoongi. Walaupun dia tahu, sebenarnya, itu tidak berefek apa-apa.

"Kau harus tegar, Yoongi-ah! Ye Shi tidak mengharapkan dirimu terpuruk seperti ini! Mungkin, dia akan sangat terluka dan menderita jika melihatnya. Tegarlah! Demi dirimu. Demi Ye Shi. Dan demi anak-anak kalian."

Kata-kata Seok Joong itu, seketika membuat Yoongi tersadar. Dia mengangkat kepalanya. Menatap Seok Joong dan memberinya ucapan terima kasih lewat ekspresi wajahnya.

"Tegarlah! Masih ada harapan Ye Shi akan hidup. Walaupun hanya sepuluh persen."

Yoongi merasa dikuatkan. Akhirnya, mereka bertiga hanya bisa menunggu dengan cemas. Sampai Yi Bo, Na Yoo, Han dan Sung Jun datang. Mereka semua menunggu di luar ruang operasi dengan perasaan cemas dan gelisah.

Setelah menunggu selama hampir tiga jam, akhirnya dokter keluar. Di belakangnya, menyusul dua perawat perempuan yang sedang mendorong dua inkubator. Inkubator-inkubator itu berisi dua makhluk mungil yang begitu kecil dan kemerah-merahan.

Semua orang bangkit dari duduknya. Mereka menghampiri inkubator-inkubator itu. Yang paling awal dan mengambil langkah pertamanya tentu saja Yoongi. Dia menghampiri dengan air mata berlinang. Ada perasaan senang dan bahagia ketika melihat anak-anaknya selamat.

"Terima kasih sudah mau berjuang untuk appa dan eomma! Terima kasih!...." Yoongi menyentuh permukaan kaca inkubator salah satu bayi itu.

Kemudian, dia memandang dokter. "Bagaimana dengan istri saya?" dari nadanya, terdengar Yoongi sedang mempersiapkan diri untuk situasi terburuk dan paling buruk dalam hidupnya.

Tiba-tiba, dokter yang awalnya terlihat serius itu, sedikit melepaskan ketegangan dari wajahnya. "Ini seperti keajaiban. Istri anda berhasil selmat."

Seketika semua pasang mata yang ada di sana memandang si dokter. Semua akhirnya merasakan kelegaan yang luar biasa. Mereka seperti baru saja mendapatkan sebuah hadiah yang paling berharga sepanjang hidup mereka. Terutama Yoongi. Seketika, kesedihan dan bebannya seperti terangkat begitu saja.

"Tetapi....." seketika, beban di pundak Yoongi seperti diletakkan kembali.

"Ada apa,?" tanyanya dengan perasaan was-was dan cemas.

"Nyonya Min sedang dalam masa yang sangat kritis. Dia baru saja mengalami masa-masa yang sangat menentukan keselamatannya. Dan dia mengalami koma."

Seketika, hati Yoongi seperti di hantam ribuan barbel besi. Menyakitkan dan sungguh-sungguh meremukkan. Dia tidak tahu, apa lagi yang mampu dia ucapkan dan lakukan.

Dokter itu memberikan pemberitahuan lebih lanjut lagi. Tetapi, Yoongi tidak mendengarkannya. Dia benar-benar hilang fokus. Jadi, Jin dan Seok Joong yang menggantikannya mendengarkan. Na Yoo dan Yi Bo sudah jatuh terduduk lebih dahulu. Mereka benar-benar shock. Apalagi Na Yoo. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan peristiwa yang menimpa eonninya itu. Sung Jun menghampiri dan mencoba menenangkannya. Han semakin merasa bersalah.

Yoongi juga membiarkan begitu saja, inkubator-inkubator yang membawa bayi-bayi mungil itu, pergi. Dia sepertinorang linglung. Tidak tahu apa yang bisa dan akan dia lakukan.

Setelah dokter itu pergi, dari ruang ICU, keluar Ye Shi yang terbaring dengan tenang di atas tempat tidur pasien. Yoongi menghampirinya dengan perasaan yang campur aduk. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia hanya memandangi istrinya itu dengan perasaan kacau yang lebih kacau dari kata kacau itu.

Dokter dan para perawat membawa Ye Shi ke ruang perawatan. Diikuti dengan yang lainnya di belakang. Jin harus mengarahkan Yoongi untuk berjalan. Pria itu sedang diserang dilema yang memusingkan.

"Setidaknya, Ye Shi benar-benar membuktikan kata-katanya. Dia tidak akan meninggalakan kalian sendirian." Jin mencoba memberi semangat dan harapan.

Yoongi berpikir dan menimbang-nimbangnya lagi. Benar apa yang dikatakan hyungnya itu. Sekarang, tinggal pilihannya. Dan dia akan menjaga wanita yang dicintainya itu. Dia akan menunggu. Sama seperti janji yang sudah dia ucapakan di depan altar. Dalam suka maupun duka. Dalam untung maupun malang. Mereka akan tetap saling menjaga dan mencintai.

Tidak ada waktu untuk merasa bimbang dan menganggap semua salahnya. Lagipula, dia sekarang sudah menjadi seorang appa dari dua malaikat kecil yang baru saja hadir di dalam kehidupannya dan Ye Shi. Buah cintanya dengan satu-satunya pendamping hidupnya, Min Ye Shi.

Sekarang, dengan langkah matap, Yoongi melangkahkan kakinya. Menapaki hidup baru yang membentang di depannya. Setidaknya, Tuhan masih menginginkan dia dan Ye Shi menikmati kebahagian mereka.

Dia akan tetap menggenggam tangan istrinya itu. Dan tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sampai ajal sendiri yang mendatangi mereka. Dan Yoongi berharap itu masih jauh. Dia berharap, Ye Shi akan bangun secepatnya dari koma yang baru saja dialaminya.

Yoongi menyunggingnkan senyuman di bibirnya. Senyum kelegaan. Hatinya merasa tenang kali ini.

*******

Life After Marriage [Min Yoongi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang