"Ah, akhirnya sampai juga di Rio. Punggungku rasanya mau patah karena kebanyakan duduk."
Ye Shi mencoba meregangkan tubuhnya ketika mereka berdua sudah sampai di luar bandara Antonio Carlos Jobim.
"Bagian mana yang sakit?"
Yoongi memegang punggung Ye Shi dengan penuh perasaan dan rasa sedikit cemas.
"Semuanya!"
Ye Shi merengek seperti anak kecil. Dia mempoutkan bibir dengan memasang tampang aegyo.
Yoongi tertawa pelan. Mencubit hidungnya. Kemudian, mendekapnya di dalam pelukan hangat yang singkat.
"Kita akan naik taksi."
"Kenapa?"
Yoongi menatap istrinya penuh cinta.
"Menikmati kebersamaan kita."
Yoongi menggandeng tangan Ye Shi. Dan dia menghentikan taksi. Yoongi membuka pintu dan menyilakan istrinya masuk duluan.
Dia berjalan memutar sambil dibantu sopir taksi memasukkan koper ke bagasi.
"Kau sudah siap?"
Ye Shi meremas erat tangan Yoongi untuk memberi pria itu jawaban. Yoongi menatapnya sekilas kemudian menatap ke depan.
"Vamos embora, senhor!"
Ye Shi membelalakan mata tidak percaya.
"Sejak kapan kau belajar bahasa Portugis?"
"Sejak aku memutuskan akan melakukan perjalanan bulan madu ke sini."
Yoongi membelai pelan rambut Ye Shi dengan rasa sayang dan cinta.
"Wah!! Daebak! Bagaimana bisa dalam waktu singkat?"
"Aku kan jenius."
Ye Shi memutar bola matanya, dia tidak percaya Yoongi bicara dengan begitu percaya diri.
Dengan wajah pura-pura panik dan serius, Ye Shi memegang dahinya.
"Apa yang kau lakukan?"
"Memeriksamu. Mungkin, kau tertular virusnya Seokjin oppa."
Yoongi mencubit pipi Ye Shi.
"Yak!!!! Kenapa kau suka sekali mencubit pipi ku, sih? Sakit!"
"Kau terlihat menggemaskan. Dan, jika sakit, aku akan menyembuhankannya."
"Bagaimana?"
"Seperti ini!"
Yoongi mulai mencium kedua pipi Ye Shi. Mereka lupa dengan sopir taksi yang tidak sengaja mengintip lewat kaca.
"Ah, lepaskan! "
Ye Shi mendorong dada Yoongi. Kemudian pria itu tertawa pelan.
"Baiklah. Kita hentikan."
Mereka berdua kembali berpegangan tangan. Dan Ye Shi baru menyadarai keindahan kota Rio de Janeiro di malam hari.
"Jam berapa sekarang? Kenapa masih ramai?"
Yoongi ikut mengintip melalui kaca jendela.
"Jam dua belas malam!"
"Wah! Jinjja? Kenapa masih ramai?"
"Itulah alasanku mengajakmu ke sini. Apa kau mau keluar sebentar?"
Ye Shi menganggukan kepala.
"Pare senhor. Por favor, espere por um tempo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Marriage [Min Yoongi]
Storie d'amoreSekuel : OBLIVIOUS Yoongi hampir kehilangan istri dan anak-anaknya dalam sebuah peristiwa mengerikan sekaligus. Tetapi, dia harus membuat pilihan, satu selamat dan yang lain pergi untuk selama-lamanya. Apa dan siapakah yang akan di pilih Yoongi? Se...