Dinner

26 7 7
                                    

Kita ga akan nikah
Atau
Kita ga akan cerai ?

Kinaya - Devin

Malam ini Kinaya duduk termenggu di teras kamar nya, entah apa yang dia pikirkan, satu hal yang dia tahu, Rindu.

Dia tidak begitu mengerti apa arti rindu, baginya rindu itu ketika sebuah rasa ingin bertemu dengan seseorang ngelunjak tanpa disadari, dan tentunya ada alasan dibalik itu, apa dia? Kenangan.

Kinaya sempat menyesal pernah mendengarkan kata hatinya.

'Pelacur' Kata itu sakit nya sampe ketulang hitam.

Kalian tahu? Mana mungkin!

₩₩₩₩₩₩₩₩₩

Yapp itu kata terakhir, terindah, terkesan dari Daniel. Mantan Kinaya waktu smp.

Dia tidak tahu pasti atas dasar apa si Daniel menjulukinya dengan sebutan pelacur.
Dan apa mungkin untuk malam ini dia merindukan seorang lelaki yang telah menghancurkan dirinya?

Daniel adalah seorang lelaki yang sangat dia percaya akan bahagianya, dia menopangkan segala harapan kepada Daniel, dan seperti nya Daniel pun begitu.

But, apa yang buat mereka pecah?

Mungkin si Daniel disantet kunti janda pohon jati dekat rumahnya? Maybe. Positif aja dulu.

"Adekku tersayaaaaaanggg.....!!!!", Teriak seseorang dari sudut rumah Kinaya yang tak asing lagi suaranya.

Devin meneriaki Kinaya dengan suara berat khas cowo itu, entah apa pula gayanya.

"Ngapain lo kesini malem-malem hah?", Kinaya masih setia dengan tempat nya, cuma posisinya udah berubah dari duduk jadi berdiri.

"Gua rindu looooo," teriak nya lagi.

Kinaya sangat malu waktu itu, apalagi jika ada tetangga yang mendengar nya, mau ditaruh dimana muka iniii.

Dengan terburu buru Kinaya turun kebawah menemui Devin agar tak terjadi suatu hal yang menjadi shit night nya.

"To the point aja, lo mau apa?", tanya Kinaya setelah bertatap dekat dengan Devin, dengan wajah menyebalkan. Devin tak peduli itu dia masih aja dia senyum-senyum cengingiran.

Sahabat masih menjaga image? Ga Devin banget tuh, apalagi sahabatnya Kinaya, mana mungkin ambayyrr.

"Gua mau ajak lo dinner", ujar Devin santai dan masih dengan ekspresi tersenyum, sebenarnya dia mau memberi tahu Kinaya siang tadi, tapi saat dia mau pulang saja Kinaya slow respon bagaimana caranya. Akhirnya Devin diam diam menjemput Kinaya untuk membuat Kinaya good mood lagi dan biar kaya supraiseeee gituu hehe.

"Apa? Dinner, coba ulang kaya nya telinga gua kesumbet barusan," jawab Kinaya menyodorkan telinga nya kedepan muka Devin.

"Gua mau aja lo dinneeeeerrrrrrrrrrr.... cepeten ganti bajuuuuu........" teriak nya lagi, sumpah ini bukan buat Kinaya good mood malah bad mood.

"Woi anak kambing lo ngomong sama orang hutan? Sama anak pantai? Teriak teriak mulu," ujar Kinaya judes, abis Devin nya nyebelin.

"Hehe maaf yaah Adek sayang, ganti baju gih siap siap", celetuk Devin pelan dengan senyum nya yang begitu indah, sebenarnya dia mau buat Kinaya kesal lagi tapi ga deh.

"Hayuu, nanti keburu la---," lanjutnya.

"GA!" Sahut Kinaya memotong ucapan Devin.

"Apa lo bilang tadi? Ga? Gamau? Nothing, ga terima penolakan!" Ujar Devin.

2RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang