Part 2 (Dasar Pelupa!)

24 8 0
                                    

Sepertinya lo punya kepribadian ganda yang nggak semua orang tau.

Arkanendra Baskara

***

Abitha berjalan dari ruang osis menuju loker, ia melewati koridor sekolah. Namun, saat berjalan melewati pinggir lapangan ia melihat seorang yang tak asing di pengelihatannya. Seorang cowok sedang berlari mengelilingi lapangan basket. Dia adalah Arkan, orang yang ingin Abitha hindari.

Namun sepertinya pandangannya sudah bertemu dengan Arkan. Jantung Abitha berpacu cepat seiring pandangan mereka bertemu. Ia segera memutuskan kontak matanya dan berlalu melewati pinggir lapangan. Sebisa mungkin ia harus menghindar.

Setelah Abitha berjalan cepat ia sampai di lokernya, ia memasukkan kunci ke lokernya. Kemudian Abitha mengambil bagian proposalnya yang tertinggal. Namun saat ia menutup pintu loker ia melihat Arkan, tampaknya Arkan sedang mencarinya.

Gue harus ngumpet  Batin Abitha.

Kemudian Abitha bersembunyi di samping loker. Saat ia sedang mengintip disamping loker tempat persembunyiannya, ada yang menepuk bahunya dari belakang. Lalu Abitha menoleh.

"Ngapain? Mau ngumpet?" tanya Arkan. Ya. Yang menepuk bahu Abitha adalah Arkan.

"Kok lo? Tadi kan...."

"Kenapa? Mau ngumpet dari gue?"

"Ng...nggak kok. Itu anu... Gue nggak bawa uangnya, besok ya. Gue lupa." jawab Abitha terbata.

"Oo jadi lo ngehindar dari gue karna itu? Astaga." kata Arkan sambil tertawa.

"Apanya yang lucu?"

"Nggak si haha." jawab Arkan masih dengan tawanya.

Tiba tiba Pak Sapri guru piket hari itu datang.

"Lho Arkan kamu sudah selesai larinya?" tanya Pak Sapri.

"Udah dong Pak." jawab Arkan dengan santai.

"Ya sudah, habis ini kamu ambil buku buku yang ada di depan ruang tata usaha kamu pindahin ke perpustakaan."

"Lho kok saya si Pak? Tadi kan saya udah lari 10 kali. Masa di tambah lagi si?" protes Arkan tak terima.

"Itu hukuman buat kamu. Makannya jangan terlambat lagi. Sudah sana segera pindahin buku bukunya. Bapak mau ke kantor dulu."

"Yah.." Arkan menghela nafas panjang.

Abitha memperhatikan Arkan yang masih kelelahan setelah berlari apalagi sekarang hukumannya ditambah. Karena merasa iba, Abitha pun menawarkan dirinya untuk membantu Arkan. Itung itung ucapan terimakasih karena Arkan telah meminjaminya uang.

"Ee...perlu bantuan nggak?"tanya Abitha hati hati.

"Lo mau bantuin gue?"

"Kalo boleh, itung itung ucapan terimakasih. Maaf juga gue nggak bawa uangnya."jawab Abitha dengan menunduk.

"Masih aja bahas itu. Yaudah yuk." Kemudian Arkan berjalan mendahului Abitha. Dan Abitha pun mengikuti dari belakang. Hingga mereka berdua sampai di depan ruang tata usaha. Ada setumpuk buku, lalu buku tersebut dibagi dua. Arkan membawa sebagian banyak dan Abitha membawa sisanya.

Mereka berjalan bersama melewati koridor, banyak pasang mata yang memperlihatkan mereka berdua. Namun Arkan mengabaikan pandangan mereka. Lain halnya dengan Abitha, ia terlihat gugup dan tidak percaya diri. Jika sedang ada kegiatan osis Abitha terlihat percaya diri dengan wibawanya, berbeda jika ia sedang berjalan bersama seorang cowok. Pasti setelah ini banyak gosip yang tersebar.

IneffableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang