1

2.1K 349 15
                                    

Jalan raya yang terasa menyesakkan dengan debu jalanan sudah biasa bagi Taehyung. Tidak seperti biasanya, matahari tidak muncul di pandangannya. Sepertinya awan kelabu menutupi sang mentari, atau mungkin karena sang mentari berada di motornya saat ini. Siapa lagi jika bukan penumpangnya yang kelewat manis?

Taehyung mengakui pemuda bernama Jungkook Avery itu manis melebihi perempuan atau pemuda lainnya. Sebenarnya sedikit tak rela saat Taehyung harus memberinya masker yang menutupi kemanisan wajah penumpangnya itu. Tapi mau bagaimana lagi? Rasanya Taehyung lebih tak rela wajah itu terkena debu jalan. Sebenarnya Taehyung sedikit heran, penumpangnya ini padahal dari atas hingga ke bawah bernilai sangat tinggi dan terlihat berada. Tumben sekali orang seperti ini menggunakan ojol.

Suara gemuruh di langit membuat Jungkook termenung. Sial, sepertinya akan hujan. Seharusnya dirinya memesan mobil saja dibandingkan motor. Rintik hujan sedikit demi sedikit mengenai kaca helm miliknya. Semoga saja pemuda yang mengendari motor ini membawa jas hujan.

"Maaf saya ga bawa jas hujan. Mau neduh dulu atau gimana?" Ucap Taehyung sambil menatap penumpangnya dari kaca spion motornya.

Rasanya Jungkook ingin mengumpat saja. Batinnya menggerutu kenapa pemuda yang menjadi supir ojolnya tidak membawa jas hujan. Percuma saja bermotor nmx dengan iphone mahal jika tidak membawa jas hujan. Pantas saja perasaanya tidak enak sejak tadi. Mana dirinya tidak membawa jaket. Sial sekali dirinya hari ini.

Jungkook menghembuskan napasnya berat. "Neduh dulu aja gapapa." Balas Jungkook sambil memperhatikan hujan yang semakin deras.

Warung yang berjarak 300 meter dari pandangan Taehyung menjadi tujuannya untuk berteduh sejenak. Taehyung benar-benar merasa bersalah penumpangnya menjadi susah begini akibat kesalahan dirinya. Ck, andai saja Jimin tidak meminjam jas hujannya, pasti tak akan begini.

Motornya diparkir di pinggir jalan lalu Taehyung dan Jungkook berteduh di sana. Untuk sesaat Jungkook terkesima ketika pemuda yang berstatus ojol itu membuka helmnya. Demi panci pink bundanya, pemuda itu tampan sekali. Jantungnya seketika berdegup kencang memperhatikan ciptaan Tuhan yang sebegitu indahnya. Jungkook tidak menyangka ada supir ojol setampan ini.

"E-eh ada yang salah ya sama muka saya?" Taehyung menggaruk tengkuknya canggung sambil melihat penumpangnya yang sedang memandang wajahnya dengan tatapan berbinar-binar.

Sial, Jungkook malu sekali. Bisa-bisanya dirinya tertangkap basah sedang menatap pemuda di sampingnya. Rasanya Jungkook ingin jadi rintik hujan saja sekarang.

"A-ah engga." Jungkook langsung mengalihkan pandangannya lalu mengambil ponsel di saku celananya dengan gugup.

Setelah itu, tidak ada percakapan lagi antara mereka. Hanya ada suara hujan yang menemani. Jungkook terlalu malu sekarang untuk memulai percakapan dan Taehyung tidak terbiasa untuk memulai percakapan. Pada akhirnya, Jungkook lebih memilih menyibukkan diri dengan game di ponselnya mengabaikan keberadaan pemuda yang tengah menatap langit dengan rintik hujan.

Detik demi detik berlalu, hujan pun mulai reda secara pasti. Taehyung melirik pemuda di sebelahnya yang sedang menatap ke arah jalan raya dengan kendaraan yang berlalu lalang. Ponselnya sudah tidak berada di tangan. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk kembali melajukan motornya dan mengantarkan penumpangnya sampai tujuan.

"Mau sekarang aja?" Tanya Taehyung dengan suara baritone miliknya yang membuat Jungkook terperanjat terkejut.

"Oh iya boleh." Jungkook tersenyum lalu kembali mengenakan helmnya.

"Pake jaket saya aja mau?" Taehyung menatap Jungkook sambil menunujuk ke arah jaket bomber miliknya.

Jungkook menegak ludahnya gugup lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Ga usah, gapapa." Jungkook menolak halus sambil tersenyum.

Jika boleh jujur, sebenarnya Jungkook ingin sekali menerima tawaran menggiurkan itu. Apalagi wangi supir ojol itu terlampau memabukkan. Sayangnya Jungkook adalah tipe orang yang tidak enakan. Lagipula Jungkook bukanlah tipe orang yang tak tega melihat supir ojol hanya memakai kaos dan melawan angin dan hujan yang menerpa badannya.

Taehyung segera menggunakan helmnya lalu menyalakan kembali motor nmx miliknya ditemani rintik hujan yang sudah mereda. Jungkook harap hujannya segera berhenti. Bisa gawat jika dirinya kena omel maminya yang terlampau cerewet itu. Aish, sebenarnya Jungkook sudah yakin sih dirinya kena omel akibat lebih memilih memesan koojek motor dibandingkan mobil.

Entah kenapa dewi fortuna benar-benar sedang tidak berpihak pada Jungkook hari ini. Hujan kembali deras secara tiba-tiba dengan angin yang cukup kencang. Rasanya Jungkook mau menangis saja.

"Maaf neduh lagi aja gapapa?" Tanya Taehyung sambil meringis akibat alam yang tidak mendukung.

"Iya." Jungkook menjawab terlampau singkat. Jungkook benar-benar bad mood sekarang.

Kali ini Indomaret menjadi pilihan Taehyung untuk berteduh. Sial, hari ini kenapa hujannya tidak berhenti-berhenti sih? Tidak seperti biasanya. Sedikit banyak Taehyung bersyukur bisa berlama lama dengan pemuda manis yang menjadi penumpangnya. Tapi di sisi lain dirinya merasa bersalah ketika melihat penumpangnya kebasahan.

"Bentar ya saya tinggal dulu." Taehyung tersenyum lalu memasuki indomaret.

"Oh iya." Balas Jungkook sambil tersenyum tipis.

Kaki jenjang yang berbalut jeans hitam itu akhirnya memasuki ke dalam Indomarer. Mata elangnya dengan teliti memandang ke sekeliling mencari jas hujan plastik yang biasanya dijual. Aish, kenapa tidak ada?

"Misi mas, ada jas hujan ga?" Tanya Taehyung sopan ke pegawai yang berada di belakang kasir.

"Kebetulan lagi kosong mas." Jawaban dari pegawai itu membuat bahu Taehyung melemas.

"Oh gitu ya, makasih." Taehyung mendengus kecewa lalu berlalu dari sana.

Mata elangnya menatap punggung pemuda yang tak lain adalah penumpangnya. Terbesit rasa bersalah begitu besar ketika melihat penumpangnya menderita akibat kelalaian dirinya.

Tanpa pikir panjang Taehyung mencari sesuatu sebagai permintaan maaf. Sekotak teh kotak menjadi pilihannya. Sebenarnya Taehyung sedari tadi mundar mandir melihat minuman mana yang kemungkinan menjadi kesukaan penumpangnya. Mengandalkan instingnya, teh kotak pun menjadi pilihan akhir.

Taehyung keluar dari indomaret dengan membawa sekantung kresek lalu berdiri di samping Jungkook. Jantungnya berdegup kencang seakan dirinya akan menyatakan perasaan yang nyatanya hanya memberi teh kotak sebagai permintaan maaf. Pengecut sekali memang Taehyung itu. Wajah saja playboy, padahal kenyataannya Taehyung adalah orang paling payah dalam berhubungan.

"Ini, maaf ya jadi harus neduh." Taehyung memberikan teh kotak sambil tersenyum.

Pada pukul 15.57, jantung kedua pemuda yang berstatus supir ojol dan penumpang pun berdetak dengan kencang dengan pipi yang memanas akibat permintaan maaf dan sebuah teh kotak.

.

Tbc

Aneh ga sih? Aku sebenernya ga percaya diri buat bikin cerita ini 😭

Semoga suka ya 💜

Salam dari mas karel :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam dari mas karel :)

Koojek - Tk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang