2

1.9K 332 64
                                    

"Ah, ga usah gapapa." Tolak Jungkook halus dengan senyuman di wajahnya. Sudah kubilang, Jungkook itu orang yang sangat tidak enakan pada orang lain.

"Eh gapapa, sayanya ga enak udah buat nunggu." Taehyung sedikit memaksa Jungkook agar menerima pemberiannya.

"Gapapa, makasih tawarannya." Jungkook tersenyum sambil menampilkan gestur tangan tidak mau menerima pemberian Taehyung. Bukannya tidak suka, tapi Jungkook kasihan dengan Taehyung. Bayaran untuk koojeknya lebih murah dibandingkan teh kotak akibat dirinya memakai promo. Rasanya akan aneh saja jika Jungkook menerimanya.

Sakit. Entah kenapa hati Taehyung menyelekit ketika Jungkook menolak pemberiannya.

"Ya udah kalo gitu." Taehyung kembali menaruh teh kotak dengan terpaksa di dalam kantung plastik sambil tersenyum menutupi kekecewaan dalam dirinya.

Situasinya menjadi canggung sejak saat itu. Terkadang keduanya saling melirik tanpa ada niat membuka pembicaraan. Ketika kedua mata itu saling bertemu, keduanya langsung mengalihkan pandangan dengan wajah memerah malu. Lucu sekali, serius.

Nada dering telepon milik Jungkook berdering memecah keheningan. Jungkook dengan cekatan mengangkat telepon tersebut lalu menaruh ponselnya sedikit jauh dari telinganya. Jungkook sudah siap untuk diteriaki oleh ibundanya.

"AVERY KAMU DI MANA? BUNDA TUNGGUIN DARI TADI ASTAGA." Teriak Seokjin dengan heboh.

"Bunda, ini lagi neduh dulu sebentar soalnya hujan besar. Lagian kan acaranya mulai nanti sore jam 6." Balas Jungkook dengan nada lembutnya sambil melirik Taehyung yang kini menatapnya.

"KAMU KAN HARUS DANDAN SAYANG. Ini acara penting!" Seru Seokjin dengan nada kekesalan di sana.

"Aduh, Avery itu cowo bunda. Udah ya bentar lagi juga nyampe kok." Jungkook berdecak kesal lalu mematikan sambungan teleponnya.

"Buru-buru ya?" Tanya Taehyung dengan sedikit panik.

"Engga kok, ga buru-buru." Jungkook tersenyum lalu kembali menatap langit yang enggan bekerja sama dengannya.

"Hujannya awet ya. Apa artinya kalo kamu sama saya berhubungan bakal awet juga kaya hujan hari ini?" Celetuk Taehyung dengan kekehan di akhir.

"Hah? Bisa diulang? Saya kurang denger gara-gara suara hujan." Jungkook mendekati dirinya ke arah Taehyung agar mendengar suaranya lebih jelas.

"Lupain aja, ga penting kok." Taehyung menggeser dirinya menjauhi Jungkook. Taehyung salah tingkah sekarang. Seketika dirinya merutuki diri sendiri telah berkata yang aneh-aneh.

"Ohh gitu." Gumam Jungkook lalu kembali tenggelam dalam ponselnya.

Taehyung bernapas lega, untung saja Jungkook tidak dengar. Bisa saja Jungkook akan risih dan memberinya bintang 1. Sial, itu tidak boleh terjadi. Taehyung sudah berusaha menjaga rating bagus selama ini sebagai ojol yang berkualitas.

Berada 30 menit di indomaret akhirnya hujan menjadi reda. Orang-orang yang berteduh di indomaret mulai berpergian satu persatu. Jungkook mendongakkan kepalanya lalu menaruh ponselnya dalam saku.

"Ayo sekarang aja, nanti takut hujannya besar lagi." Ajak Taehyung lalu mengelap jok motornya dengan kanebo yang disiapkannya.

Jungkook mengangguk mengiyakan lalu kembali duduk manis di jok motor nmx milik Taehyung. Tangannya mengaitkan helm dengan hati-hati sambil berdoa semoga hujan cepat berhenti.

Rintik hujan yang semakin mengecil menemani perjalanan mereka melintasi kota Bandung. Kota yang  penuh dengan kenangan. Mungkin detik ini Bandung tengah menyimpan kenangan kembali dari dua orang pemuda yang tengah berbocengan di bawah rintik hujan ditemani dengan suara detak jantung mereka yang tidak karuan.

Koojek - Tk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang