6. Hamil

5.5K 347 10
                                    


Eva menatap langit-langit kamarnya, teringat kembali kebersamaannya dengan Adnan. Malam itu begitu indah, Adnan melakukannya dengan lembut.

Adnan, nama itu terukir di hati Eva. Tiap kali ia menyebut nama itu ada getaran di hatinya.

Apakah ini cinta? tanya Eva di hatinya.

Eva tersenyum sendiri mengingat kebersamaannya bersama Adnan.

"Eva, giliran kamu,"

"Hah?" Eva yang merasa dirinya dipanggil menoleh pada Susan.

"Giliran kamu periksa darah,"

"Oh iya, iya."

6 bulan sekali para PSK di rumah bordil Mami Cila selalu diperiksa oleh dokter. Periksa kesehatan dan tes darah. Mami Cila tidak mau ada anak buahnya yang membawa penyakit yang bisa menular pada pelanggannya.

***

Selepas maghrib, Eva telah berdandan cantik. Malam ini ada tamu spesial yaitu Adnan. Ia tak sabar menunggu kedatangan kekasihnya.

Sekali lagi Eva merapikan make upnya, gaun pendek bertali spaghetti berwarna baby pink membalut tubuhnya.

"Dari tadi keliatan gak tenang, ada apa?" Sang bartender bertanya pada Eva.

"Lagi nunggu seseorang,"

"Tamu spesial?"

"Iya, spesial pake banget."

"Hati-hati jangan jatuh cinta sama pelanggan."

Eva hanya tersenyum menanggapi ucapan sang bartender. Ia makin tak sabar bertemu Adnan.

Eva menyesap minuman berbuih yang diramu oleh sang bartender beberapa saat lalu sambil mengetukkan jarinya di meja.

"Va, tamu yang kamu tunggu datang tuh," ucap sang bartender sambil menatap ke arah pintu masuk.

Eva membalikkan tubuhnya, ia melihat Adnan yang dibalut kemeja slimfit berwarna dark blue dengan celana hitam. Pesona Adnan membuat Eva seakan hanya melihat dirinya saja.

Eva menghampiri Adnan dengan senyum mengembang. Kerinduannya akan sosok Adnan membuncah.

"Mas Adnan, Eva kangen." bisik Eva di telinga Adnan.

Adnan merasakan hal yang sama, ia memeluk Eva lalu berlanjut dengan kecupan dan masuk ke dalam kamar.

Adnan dan Eva menikmati kebersamaan penuh gairah di kamar berukuran 3×3 meter. Peluh menetes dari tubuh keduanya.

"Va," panggil Adnan setelah pelepasan keduanya yang penuh dengan kenikmatan.

"Iya, Mas." ucap Eva lirih. Tubuhnya terasa lelah, ia sedikit melonggarkan pelukan Adnan di tubuhnya.

"Aku mau kamu cuma untukku,"

"Maksud, Mas?" Eva sedikit mendongak melihat wajah Adnan.

"Aku gak bisa bayangin kamu sama laki-laki lain,"

Eva terdiam mendengar perkataan Adnan. Pekerjaannya menuntut ia untuk melayani birahi para lelaki. Apa yang harus ia lakukan jika Adnan melarang?

"Ini pekerjaanku, Mas."

"Aku cemburu, Va. Aku cinta kamu, sungguh."

"Cari kerjaan lain susah, Mas. Aku harus menghidupi ibu dan adikku."

"Aku akan kunjungi kamu tiap minggu, aku akan tetap bayar ke mami."

"Tapi Mas, itu aja gak cukup. Biaya sekolah adikku besar."

Struggle For LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang