5 - Dia kuncinya

27 0 0
                                    

"Jika setiap orang beranggapan jodoh itu akan datang dengan sendirinya,

Maka aku akan menciptakan suatu hal yang membuat jodohku segera datang padaku."

*******

Perjalanan yang cukup jauh, dan dengan kecepatan diatas rata-rata membuat angin yang cukup kencang menimpa muka Alana,

Sehingga membuat Alana sedikit mengantuk mungkin juga karna perjanan itu sendiri membuat Alana bosan dan memilih tidur dan bersandar di punggung Alfin, memang cukup bahaya,

Dengan sigap Alfin meraih kedua tangan Alana agar Alana berpegangan padanya, pelukan erat yang Alana buat pada tubuh Alfin membuat Alfin mengurangi kecepatannya.

Alfin pun sesekali melihat kondisi Alana memlalui sepion motornya untuk memastikan Alana masih tertidur atau sudah terbangun, dengan muka lugu milik Alana membuat Alfin selalu tersenyum tipis saat melihat Alana yang sedang tidur di punggungnya.

Kini telah sampailah ketempat tujuan Alfin, membawa Alana kesuatu tempat yang cukup indah dan suasananya cukup sejuk disana,

GEDUNGSONGO tempat yang mereka hampiri sekarang. Pemandangan yang berbeda bagi Alana, yang biasanya identik dengan kota atau gedung-gedung tua kini Alana menikmati segarnya udara pegunungan.

"Wooww."
Terbelongo Alana melihat sekelilingnya.

Dengan mata yang enggan berpaling Alfin menatap Alana dengan sangan jeli, hingga membuat Alana agak risih dengan tatapannya Alfin itu.

"Ngapain?bisa kedi kan tuh mata?" sikap ketus Alana.

Alfin pun mengalihkan pandangannya yang sudah diketahui oleh Alana.

"Haaa...bisa lah, nih kedip."

Menunjukan kedipan mata dengan muka yang semakin mendekati wajah Alana,
Sampai dua bolah mata pun bertemu, saling pandang dan tatap tanpa menghiraukan suasanan sekitar.

"Iiih apaan sih, modus lu ya?"

saut Alana yang seketika mendorong tubuh Alfin agar menjauh dari tatapan matanya.

"Gitu juga kamu suka kan?"
Saut Alfin sambil menggoda Alana.

"Apaan sih."
Langkah Alana yang menjauhi Alfin, segera di ikuti olehnya.

Mungkin kini dibenak alana sangat bingung masa tempat wisata yang sedang populer saat itu sesepi ini, seperti sudah di rekayasa saja oleh si Alfin,

Mulut Alana ingin bertanya apa maksud dari semua ini tapi nggan Alana untuk melontarkan pembicaraan pada cowok aneh itu.
Belum selesai unek-unek Alana kepada Alfin tentang tempat ini, pembicaraan pun dimulai Alfin.

"Kok sepi amat sih nih tempat, perasaan harusnya masih rame."
Rasa heran yang dirasakan Alfin.

"Lhoo kok dia ngomong gitu, berarti bukan dia yang rencanain itu semua dong?tapi kok sepi banget sih?" #batinAlana.

Alana yang hanya terdiam dan mengikuti langkah kakinya yang entah akan membawanya kemana, jalan yang menanjak membuat nafas Alana sedikit terengah-engah apa karna mungkin Alana yang jarang untuk berjalan jauh dan menanjak itu.

"Kamu capek?aku gendong mau?" ajakan Alfin kepada Alana.

"Nggak lah apaan gue bukan cewek manja."

"Yaa udah gue duluan ya, siapa yang dulu sampek atas dia yang traktir makanan, Ok?"

Saut Alfin yang melemparkan senyuman tipis kepada Alana dan melangkahkan kakinya meninggalkan Alana.

ALFINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang