7 - Sudah Nyaman

32 0 0
                                    

********

KRIIINGGGG....

Seperti biasa ketika bel sekolah yang menandakan akhir dari jam belajar mengajar berbunyi siswa dan siswi SMA GARUDA bergegas keluar kelas,

ada yang nongkrong di kantin, perpus sekolah maupun halaman sekolah.
Tapi saat itu Alana ingin segera pergi keperpus biru menenangkan pikirannya untuk sejenak,

karena Alana tipikal orang yang tidak bisa atau tidak kuat menahan masalahnya rasanya ingin diluapkan saat itu juga.

Langkah kaki Alana dan Atika yang mengikuti langkahnya pun menghentikan dengan seketika, mata Alana tertuju pada satu titik diluar gerbang sekolah,

Alfin, pandangan Alana tertuju padanya, pikirannya mulai lagi-lagi dan lagi diisi oleh pertanyaan, Ada apa Alfin di depan sekolahnya?

Bingung harus menghampiri Alfin di seberang sana atau melanjutkan langkah kakinya utuk ke halte bus depan sekolah.

"Lan kok berhenti? katanya mau ke perpus?" tanya Atika.

Pertanyaan Atika seketika membuyarkan apa yang sedang Alana pikirkan saat itu.

"Haaa... apa tik?gimana? sorry...sorry.." saut Alana.

Atika pun memperhatikan mata Alana yang selalu menatap keruang gerbang sekolah.

"Lo liatin apaan sih lan?"
tanya Atika sembari mengikuti arah mata Alana.

"Lho bukannya itu Alfin ya? Ngapain dia di depan SMA GARUDA? jangan-jangan."

"Jangan-jangan apaan tik? Btw lo kenal sama Alfin?" tanya Alana.

"Yakalik gue nggak tau dia, heloo..lan lo hidup dizaman apaan sih? Lo kenal sosmed kan? Kayak instagram, twitter, fb dan semacamnya itu lo tau kan?"

"Yaa tau lah."
Saut Alana dengan singkat.

"Alfin tuh anak Band N Bass, tau nggak?" tanya Atika.

"Nggak__." Jawab singkat Alana.

Belum sempat Alana menjawab pertanyaan dari Atika, Alana mendapati Atika yang sedang melangkahkan kakinya untuk menghampiri sih Alfin.

Alana pun dengan sigap langsung mengikuti langkah Atika.

"Lagi ngapain kak disini?"
tanya Atika kepada Alfin.

Alfin pun hanya tersenyum kecil dengan mata yang melirik kearah Alana yang berdiri tepat dibelakang Atika.

"Ooh gue paham deh sekarang, Lan sorry ya gue nggak bisa nemenin lo ke perpus tiba-tiba gue ada urusan, sorry ya lan, gue cabut sekarang bay."

Saut Atika yang langsung
Meninggalkannya bersama Alfin,

Maksud dari Atika ini Apa yang membuat Alana sangat bingung dengan tingkahnya.

"Hay, lana." Sapa Alfin.

"Ngapain kok kesini?"
tanya Alana.

"Lho kenapa emangnya nggak boleh? kan jalanan ini tempat umum bisa siapa aja berhenti disini bukan?" saut Alfin.

"Ok, terserah gue duluan."

Saut Alana yang membalikan badan ingin melangkahkan pergi meninggalkan Alfin.

Namun langkahnya pun terhenti ketika Alfin menarik tangannya seolah tidak membiarkan Alana meninggalkannya.

Frekuensi jantung Alana pun meningkat, sudah cukup lama Alana tidak merasakan rasa ini setelah 2tahun silam, dan rasa ini kembali, dikembalikan oleh dia orang yang dianggapnya sangat aneh oleh Alana.
Alana pun melihat kearah tangan Alfin yang memegamgi tangan Alana, seketika Alfin melepaskan genggaman itu.

"Eehh.. maaf."
Saut Alfin.
Alana pun hanya terdiam dan tidak mengeluarkan suara.

"Emm tadi kata Atika lo mau ke perpus? Gue anterin ya?" tanya Alfin.

"Nggak usah gue bisa naik angkot atau BRT kok." Penolakan Alana.

"Udah sini pakek hlemnya." Saut Alfin yang seketika memakaikan hlem kepada Alana.

Niah anak, dengan keanehannya itu yang nggak jelas kenapa aku suka dia ya? #batinalana.

Seketika dua kontak mata pun bertemu serasa waktu berhenti sejenak untuk mereka.
Rasa pandangan pertama itu memang menyenangkan apa lagi dengan orang yang benar-benar kita sayang pasti rasanya beda.

"Dah yuk naik, nggak usah bengong gitu."

Saut Alfin yang membuyarkan lamunan Alana.

Alana pun mengikuti perintah darinya, suasana sore itu cukup indah dengan langit yang bergradasi biru dan oren membuat suasana romantis saat itu,
Rambut alana yang terurang terkibas oelh angin membuat aura cantik dari Alana pun terpancar.

Kaca motor yang sengaja diarahkan ke Alana, membuat Alfin bisa menikmati senyuman Alana dari kaca motonya,

"CANTIK"
suara halus nan lirih yang muncul dari mulut Alfin.

Alana pun tersadar dengan suara yang terlontar dari mulut Alfin, hingga akhirnya Alana menyadari kalau Alfin sedang melihatinya lewat kaca motor motornya.

"Apaan sih, singkirin nggak tuh kacamotor dari muka gue, nggak mau di lihatin." Saut Alana dengan manja.

"Iyaa... iya lan." Saut Alfin yang merayu Alana.

Alfin hanya tersenyum dan ketawa melihat muka dan tingkah Alana yang baru saja Alana lakukan kepadanya.

"Alfin jangan ketawa, konsen depan."
"hahahahaha... kamu lucu."

"Aku cubit lhooo." Saut alana yang seketika mencubit perut Alfin.

"Aduh..duhh... sakit." Saut manaja Alfin.

"Biarin, biar sakit aja biar kamu diem."

"Kalau nanti aku sakit siapa yang jagain coba?"
lagi-lagi saut manja dari Alfin.

"Apaan sih fin? Jijik gue sumpah." Saut singkat Alana.

Alfin lagi-lagi haya ketawa melihat tingkah laku Alana saat ini, gemes, lucu mungkin itu yang sedang dirasakan Alfin saat melihat tingkah laku Alana yang sedikit kayak anak kecil.

Naum dengan tingkah Alana yang seperti itu membuat perjalanan yang Alana rasakan tak membosankan seperti ia bersama abangnya yang tak ada kata yang terlontar dari mulut mereka berdua.

Rasa nyaman, itu semakin lama dirasakan oleh Alana, rasa nyaman inilah yang Alana rindukan dari seorang laki-laki terutaman Ayah dan abangnya yang semakin lama jarang untuk memanjakannya lagi.

___________

Jika Tuhan memilihkan mu sebagai takdirku, aku akan berterimakasih kepada Nya,
Namun jika tidak, aku pun akan berterima kasih
telah memberikan sebagian waktuku untuk bersama MU.

_Alana.M



*******

🖤🖤🖤🖤🖤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALFINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang