Bab 4• Rencana 2✨

10 3 0
                                    


    ---- Bab 4 ----

Perempuan tersebut mematut dirinya sendiri di cermin. Melihat penampilannya apakah ada yang kurang atau tidak. Dia memakai baju berwarna putih serta sneakers senada dengan bajunya. Dan jeans yang pas ditubuh mungilnya itu. Juga tidak lupa memakai bedak serta lip balm agar bibir tidak terlalu pucat.

Setelah merasa cukup puas, dia lalu keluar dari kamarnya. Dia turun ke bawah untuk segera pergi ke tempat tujuan. Belum sempat dia sampai di depan pintu rumahnya, seseorang memanggil nya.

"Naura!"

"Eh, ada mama"

"Mau kemana kamu udah rapih?"

Ya perempuan tersebut adalah Naura. Setelah selesai mengantarkan kakaknya membeli kado untuk temannya, Naura langsung ke kamar niat ingin beristirahat. Tetapi tiba-tiba sahabatnya tersebut menerornya terus menerus, membuat dia geram. Dan akhirnya dia menyetujui untuk pergi bersama.

"Mau ke rumah Ranti ma"

"Mau apa kesana?"

"Mau belajar bareng dong mah"

"Mama gak yakin kamu disana belajar"

"Ya ampun mah nething banget sama anak sendiri"

"Bukannya emang kamu gitu, dari sini bilang belajar. Disana mama kan gak tau kamu bener belajar atau gak?"

"Belajar dong ma"

"Yaudah, jangan pulang malam-malam. Ini udah jam 8 hati-hati!"

"Ok sip"

"Kamu naik apa ke sana?"

"Naik ojek online aja, kakak udah tepar tuh di kamar"

"Yaudah"

"Sip ma Love you. Aku berangkat dulu, assalamualaikum"

"Waalaikum sallam"

   ***

Sesampainya Naura di rumah Ranti, dia langsung ke kamar Ranti. Setelah meminta ijin kepada ibunya Ranti yang sedang ada di dapur. Di kamar sudah ada Noureen yang sedang membaca bukunya. Memang Noureen tidak pernah lepas dari buku, hobinya membaca buku. Tidak dimana-mana dia selalu membaca buku, entah itu buku pelajaran, atau pun buku yang lainnya.

"Lama banget sih Lo Naura, dari tadi gue telfon gak di angkat"

"Ya sorry, gue abis anterin Abang gue"

"Doi minta di anterin kemana emang?" Ucap Ranti dengan ingin tahu

"Beli kado, buat temennya"

"Cewek?"

"Cowok"

"Huh, untung aja cowok!"

"Kenapa emang kalo cewek?"

"Gue masih punya kesempatan buat deketin kan?"

"Yee, ogah gue punya ipar kayak Lo. Lagian cowok masih banyak kali Ran. Masih aja ngejar Abang gue, yang gak peka itu"

"Kan Lo tau, gue udah lama suka Abang Lo. Emang abang Lo tuh gak peka-peka, capek gue nunggu nya"

"Yaudah yang lain aja gak usah dia!"

"Udahlah gak usah ngomongin itu lagi"

"Kan Lo yang mulai duluan"

Ya, Ranti memang menyukai kakaknya Naura. Semenjak dia kenal dengan Naura, dan pertama kali dia datang untuk main ke rumah Naura. Dan kebetulan kakaknya Naura sedang di rumah, lalu Naura mengenalkan kakaknya itu kepada Ranti juga Noureen. Semenjak itu lah Ranti suka pandangan pertama kepada kakaknya Naura. Menurutnya kakaknya itu laki-laki yang bertanggung jawab dan pengertian. Laki-laki seperti itu lah yang di sukainya. Dan yang sangat amat dia sesali yaitu, kakaknya Naura yang tidak peka. Dia menganggap Ranti hanya sebagai sahabat adiknya, dan lebih parah lagi Ranti pun sudah di anggap adik sendiri. Miris sekali nasibnya, sekalinya suka dengan laki-laki di anggap hanya adik.

"Ra"

"Iya?"

"Lo masih suka Abi?"

"Ya gitu deh, susah deketin dia. Sebenarnya tipe nya tuh yang kayak apa sih?" Kata Naura dengan frustasi

"Yang jelas bukan kayak Lo Ra"

"Sialan Lo"

"Hahaha, gue punya rencana Ra buat Lo. Biar Lo bisa deket sama Abi"

"Ha? Rencana apa?"

"Hmm, gue sih gak yakin ya ini berhasil atau gak. Tapi bisa lah ya di coba dulu"

"Rencananya apa Ran?"

"Gimana kalau Lo deketin Rafa, biar Lo bisa deket sama Abi. Secara kan mereka tuh Deket bgt, ibarat tuh kembar Siam. Dimana ada Rafa di situ ada Abi, ya walaupun kepribadian mereka beda sih"

"Ya kali Ran gue deketin si cowok mulut pedes itu. Bukannya gue deket sama Abi malah gue yang panas denger kata-kata tajamnya. Gak deh!"

"Hm iya sih, tapi gak ada salahnya Ra di coba dulu"

"Gue gak mau! Dia tuh cowok nyebelin banget tau gak sih. Gak ada rencana lain apa Ran?"

"Gak ada Ra, menurut Lo gimana Ren?"

"Boleh tuh saran lo Ran"

"Tuh Noureen aja setuju, coba dulu Ra"

"Hm gitu ya?"

Lalu terjadi keheningan di antara mereka. Sementara Naura memikirkan kata-kata Ranti yang menyuruhnya untuk mendekati sahabatnya Abi agar Deket denganya. Masalahnya kalau yang di dekati adalah Rafa dia yakin, dia tidak akan bisa tahan dengan mulut pedas nya Rafa dan juga kata-kata tajamnya yang tepat sasaran. Mana kalau ngomong gak di saring dulu lagi, kan bikin Naura pengen nonjok kalau bicara sama Rafa. Muka sih oke, otak juga lumayan oke, tapi mulutnya itu loh yang kalau ngomong pedes kayak abis makan cabe sekilo.

'Apa gue harus deketin?' Batin Naura


---

Vote and komen ya😆





01, Maret 2020


-To Be Continued-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love You 3000 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang