"J-jadi aku akan tinggal disini?"
Manik [e/c] memandangi setiap sudut mansion megah di hadapannya, halaman yang luas bahkan ada pancuran air dengan kolam ikan di depannya.
Seijuurou menatap gadis disampingnya, Seijuurou bisa melihat kilau dari manik cantik tersebut.
"Ayo masuk," ajak Seijuurou, tangannya yang bebas meraih tangan mungil sang gadis, digenggamnya erat, memasuki rumah.
Di depan pintu, Seijuurou menempelkan ibu jarinya di kotak akses, lalu terdengar suara seperti "beep" yang membuat gadis disampingnya terlonjak kaget dengan cepat sebelah tangan sang gadis yang bebas menarik kemeja yang dipakai Seijuurou.
"Nii," kata [Name] terdengar gemetar.
Seijuurou yang melihat hanya bisa mengulum senyum, melihat tingkah gemas [Name].
"Tenanglah, hanya suara monitor," jelas Seijuurou.
"M-motor?" Bingung [Name].
Sejujurnya [Name] tidak pernah mengenal hal-hal canggih seperti ini, bahkan untuk ponsel sekalipun [Name] belum pernah melihatnya secara langsung apalagi dengan kemajuan teknologi seperti ini, rasanya [Name] tidak bisa hidup dengan damai.
"Sudah, lebih baik kita masuk," ajak Seijuurou sambil membuka pintu mansion, namun sayang kegiatannya terhenti karena [Name] menahan lengan Seijuurou.
"Ada apa lagi, [Name]?" Tanya Seijuurou.
"L-lebih baik jangan masuk, Nii, bagaimana k-kalau--,"
"Tenanglah, ada aku," tukas Seijuurou cepat, tangannya yang besar semakin erat menggenggam tangan [Name] yang lebih mungil.
[Name] akhirnya mengangguk mengiyakan, tangannya balik menggenggam erat tangan Seijuurou yang membalutnya begitu hangat.
🍑🍑🍑🍑
"Kamarmu disini," kata Seijuurou, menunjuk sebuah pintu cokelat besar.
"Kenapa dilantai atas?" Tanya [Name].
"Karena aku yang mengisi ruangan dibawah, ruang kerjaku lebih dekat dengan ruangan ku," jelas Seijuurou.
[Name] mengernyit, "Jadi kita tinggal bersama?" Tanya lagi [Name].
"Mengapa? Kau tidak suka?" Tanya balik Seijuurou.
[Name] menggeleng, tersenyum lembut, "Tidak, aku senang,"
Seijuurou hanya menatap sekilas tanpa menjawab, lalu memalingkan wajahnya, tangannya yang sedari tadi menggenggam tangan [Name] dilepaskannya, "Lebih baik kau membersihkan diri, lalu istirahat, ketika makan malam, aku akan memanggilmu," kata Seijuurou selepas itu pergi meninggalkan [Name] yang hanya mematung menatap punggung Seijuurou.
🍑🍑🍑🍑
"Terimakasih atas makanannya," ucap [Name] sambil mengatupkan kedua tangan.
Gadis itu beranjak dari duduknya, sambil membawa mangkuk dan piring yang sudah ia pakai tadi.
"Kau mau apa?" Tanya Seijuurou, membuat sang gadis yang sudah berjalan menuju tempat yang ia yakini untuk mencuci piring terhenti.
"Mencuci piring?" Jawab [Name] namun terdengar seperti pertanyaan.
Seijuurou bangkit dari duduknya sembari membawa beberapa peralatan yang sama seperti [Name].
"Biar aku saja," kata Seijuurou ketika sudah sampai di samping [Name].
[Name] menggeleng, "Tidak, Nii, biarkan aku yang mencucinya, Nii sudah membuatkan makan malam, jadi biarkan aku yang mencuci,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Fate | Akashi Seijuurou.
Fanfiction"Apakah kau percaya takdir?" Tanya seorang anak lelaki kecil matanya menatap tepat menusuk kelereng jernih dihadapannya. "Ung? Twa?" Tanya balik seorang balita, matanya membulat lucu, pipinya memerah natural. Anak lelaki hanya bisa mengulum senyum...