apakah ini cinta?

19 2 0
                                    

Apakah ini Cinta?
Karya_Mulyani El-Hafizhah Amin

Lagi-lagi yang namanya virus merah jambu menjangkit, si cupid kini menyapa. Aku tak tahu entah kenapa hal itu bisa terasa. Lantunan lagunya yang semula ber-genre country atau bahkan nge-rock kini bersenandung mellow, lembut.
Semua bermula dari acara bedah buku yang beberapa waktu lalu diselenggarakan di kampus. Hal yang tak pernah terpikir akan terjadi. Hal yang tak pernah masuk dalam prediksi. Dan berawal dari sini...

Terdengar grasak-grusuk di belakang. Sebentar-sebentar ada pula suara kursi yang digeser yang tentu saja semakin bising dengan suara-suara ocehan yang tak bisa ku tangkap dengan jelas. Kalau aku sih udah Pe-We abis.. ga perlu lagi grasak-grusuk ga jelas seperti itu. Apalagi posisi duduk ku tepat berada di kursi bagian depan di ujung paling kiri jika dilihat dari belakang.
Tiba-tiba aku menguap. Yah, biasa... akibat dari kurang tidur. Tadi malam aku disibukkan dengan buku kumpulan cerpen dari Ifa Afianty yang berjudul “Mencari Belahan jiwa”. Sweet story bagi penggemar cerita romantis seperti ku. Makanya aku bela-belain buat baca buku tersebut sampai selesai walau harus memakan waktu sampai tengah malam.

Huft, betew (bete). Apalagi acara pembukanya formal banget. Bikin acara menguapku semakin cepat dan beruntun. Acaranya datar saja, tak ada guyonan yang bikin kantukku ngibrit.

“Assalammu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh...” suara Pembawa acara untuk sesi acara inti rupanya mulai terdengar. Kulihat sekilas, ‘oh, dia berkaca mata.’ Desisku tanpa sadar. Lebih mirip dengan berbicara sendirian. Suaranya pelan, maka sahutan yang tercipta pun hanya ala kadarnya. Hening. Kurang bersemangat. “Hayoo! Kalau ngejawab salam itu, harus semangat dong! Sekali lagi... assalammu’alaikumwarohmatullahiwabarokatuh...!!” Seru si pembawa acara dengan suara yang lebih lantang. Namun ini bukan suara pembawa acara yang tadi. Oh, ternyata ada dua host di acara ini. Host pertama ialah orang yang berkacamata tadi, kalau ga salah namanya Ka Helmi Abbas sedangkan host yang ke dua biarlah ku sebut MC-2 karena aku belum tahu siapa namanya. Setahu ku Kak Helmi adalah mahasiswa lulusan tahun ini alias baru banget, sedangkan si MC-2 saat ini baru semester lima. Lucu kan? Tak tahu nama tapi aku tahu dari semester berapa dia berasal. Haha #tak ada yang ketawa, Vril!

“Oke deh! Sekarang waktunya kita buat refreshing. Kita uji konsentrasi. Saya minta perwakilan dari ikhwan satu orang. Dan bla,,, bla,,, bla,,,” otakku ikut bekerja. Apakah aku sudah konsentrasi?ternyata kantuk yang ada tak jua hilang hingga konsentrasi ku pun buyar. Huuaaaahhh,,, nampaknya kantukku lagi-lagi menyerang. Apa harus sebetah itu wahai kau, ngantuk? Gerutu ku.

Aku tersenyum. Haha, ga usah bingung gitu deh! Ini adalah salah satu risetku tentang senyum. Jangan cepat su’udzan sama orang dong! Orang senyum sendiri itu bukan berarti dia sedang error atau sejenisnya. Senyum itu tanda hati lapang. Senyum adalah obat awet muda. Awet muda karena hati gembira. Ya kan? Ya kan? Ya kan? Hehee... Aku punya satu statement tentang kebahagiaan. Begini bunyinya “Jangan menunggu peristiwa baik, baru tersenyum:; tersenyumlah,, dan hatimu akan membaik. Orang-orang yang paling berbahagia pun tidak selalu memiliki hal-hal yang terbaik. Mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.” So’ orang bijak itu tak akan menunggu dirinya bahagia baru tersenyum, tapi tersenyum untuk bahagia.

Seperti pada kasus yang terjadi sekarang ini. Senyum bisa jadi penawar rasa kantuk. Ga percaya? Sama! Aku pun demikian. Tapi memang benar, kalau yang namanya tawakkal itu selalu ada yang bisa kita ambil hikmahnya.
Senyumku bisa memudarkan kantuk. Hanya bisa pudar, bukan hilang. Itu artinya risetku belum berhasil. Tapi itu bukanlah hal yang memalukan. Karena yang lebih memalukan itu adalah tertawa yang bukan pada tempatnya. Yaa, meskipun dengan tertawa kita bisa mengurangi kantuk, but how embarrasing when we laugh in the wrong place? Halaaaahh,,, ngaco! Pikiranku melanglang buana lagi. Sampai-sampai microphone yang ada tepat di depanku tak lihat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

one shootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang