DIP OUT (Part.02)

2K 259 67
                                    

YiZhan Oneshoot Story Collection
By Zora Lin

Dengan langkah gontai kakiku melangkah, pandangan buram dan beberapa luka lebam di sekujur tubuhku kini sama sekali tak kurasakan. Kepalaku menunduk, mengingat kembali ucapan Yibo. Hatiku lega dan aku ingin segera lepas dari semua kerisauan yang melanda. Jika Yibo bersungguh-sungguh mencintaiku dan ingin menjagaku maka aku tidak akan ragu lagi. Tapi aku harus tetap waspada ... karena tak ingin mengalami hal yang serupa untuk kedua kali.

Langkahku terhenti saat sepasang sepatu tertangkap indra penglihatanku. Perlahan kepalaku terangkat guna mengetahui siapa yang ada di hadapanku ini. Manik mataku melebar, jantungku bertalu secara tak normal ... rasanya aku ingin berlari, sebelum air mataku jatuh kembali. Namun, entah mengapa kaki ini sulit sekali untuk digerakkan, tubuhku terasa kaku dan seolah terpaku pada tempatku berdiri.

Ayungga, lelaki yang tak ingin kulihat dan kutemui itu kini berdiri di depanku. Dengan ekspresi wajah datar namun tatapan yang terlihat sendu. Apa?? Ia pasti senang melihat wajahku yang sudah memiliki memar kebiruan di sana-sini.

Tangannya terulur—berniat untuk menyentuh wajahku—tanpa sadar dan dengan gerak refleks, aku menepisnya. Raut terkejut terlukis di wajahnya, tentu saja, ia hanya pernah melihat aku yang lemah, yang selalu lembut dan bersikap baik. Tangkisan kasar yang kulakukan tadi mungkin membuatnya tak habis pikir.

Dengan lirih aku berkata, "Mau apa? Mau apa lagi kau menemuiku? Hanya ingin menertawakan aku atau apa?"

" ...."

Sama sekali tak ada jawaban terlontar dari bibirnya, namun matanya masih bertahan dan menatapku lekat. "Menyingkirlah!" Perintahku.

"Kau— tidak apa-apa kan?” Tanyanya.

"Apa aku tidak salah dengar?" Tanyaku padanya.

"Kau menanyakan apa aku baik-baik saja? Ya, aku baik! Hanya beberapa luka di wajahku saja dan ini tidak sakit, tapi hatiku— hatiku yang sakit. Apa kau tahu itu?" Ujarku.

"Xiao Zhan, aku ...." Ia mengehentikan ucapannya, kalimatnya terpotong begitu saja dan berakhir mengambang.

"Kenapa? Kenapa kau hanya diam saja kemarin? Kau senang melihat mereka memperlakukan aku seperti sampah tidak berguna? Aku melihatmu Ayungga! Aku melihat kau ada di balik pintu itu, tapi sama sekali tak ada niatan darimu untuk menolongku. Kau bahkan hanya terdiam seolah tengah menonton sebuah pertunjukan. Sekarang aku tanya padamu, Kau menikmatinya bukan?" Ujarku dengan nada suara yang cukup terbata-bata.

Air mataku kembali menetes, saat aku teringat kejadian kemarin sore. Sial! Kenapa aku jadi lemah seperti ini?

"Kau melihatnya dengan mata kepalamu sendiri bagaimana mereka menyiksaku? Mereka mengumpat dan berkata kasar padaku, mereka mengataiku anjing gelandangan yang tengah mengemis cinta. Kau tahu apa artinya?" Aku berujar dengan air mata yang terus menetes, membasahi pipiku dan turun perlahan.

Apakah aku seburuk itu di matamu, Ayungga?

"Aku tidak perlu menjelaskannya bukan? Mulai saat ini, kurasa kita tidak perlu bertemu lagi. Anggap saja tidak pernah ada hubungan apapun di antara kita. Tch! Sepertinya tanpa aku memintamu pun kau memang tidak pernah menganggap hubungan kita pernah ada bukan? Benar apa kata teman-temanmu, selama ini hanya aku yang mencintaimu, aku yang menempelimu, dan aku yang mengemis cinta padamu. Ya, mereka benar, aku terlihat seperti anjing gelandangan, tsk! Mengenaskan." Ujarku seraya mendecih.

Corner Story; Catalog Fanfic by Zora LinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang