4. Teman Tidak Cemburu

10.5K 1.5K 535
                                    

"Jeno!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeno!"

Tarikan kasar, cengkeraman, langkah lebar.

Renjun meringis merasakan pergelangan tangannya yang dicengkeram terlalu kuat. Langkah kakinya mencoba menyamakan langkah Jeno yang lebar, terburu seolah dikejar sesuatu.

Ruangan kesenian didepan mata. Pintu dibuka dengan kasar oleh sosok lelaki didepannya, lalu ditutup dengan bantingan keras hingga membuat tubuhnya tersentak.

Jeno terlihat menakutkan.

Lelaki itu membanting tubuhnya pada sofa hingga memantul, lalu berputar-putar didepannya dengan napas memburu dan wajah mengeras, merah dan marah.

Jeno membuatnya takut.

"Berhenti melakukannya, Renjun!"

Pergelangan tangan dielus dengan pelan, ada bekas kemerahan disana, Jeno terlalu erat mencengkeram. Melalui poni yang menjuntai, Renjun menatap lelaki yang berdiri didepannya dengan bingung dan takut. "Berhenti dari apa?"

"Berdekatan dengan Hyunjin dan Guanlin. Berhenti tertawa bahagia bersama mereka. Berhenti mengobrol bersama Shuhua dan Somi hingga berpelukan! Berhenti melakukan itu!"

Jeno berteriak didepannya, dengan marah dan itu membuat Renjun semakin ketakutan dan bingung.

Bingung atas apa yang lelaki itu ucapkan.

"Mengapa aku harus berhenti? Mereka temanku!"

"AKU JUGA TEMANMU!"

Ah ya, mereka hanya teman.

Renjun terkekeh, masih mengusap pergelangan tangannya. "Ada denganmu, Jeno?" Kepala menggeleng pelan, Renjun mendongak, menatap sosok lelaki yang sedang berdiri di depannya dengan sorot luka. "Aku tak mengerti denganmu."

Tak pernah mengerti.

Jeno selalu bertindak dengan sesuka hati.

"Jeno." Renjun bergumam lirih. "Kita ini apa?"

Dan Jeno menjawab dengan pedih, "kita teman, Renjun."

"Lalu atas dasar apa semua hal ini?"

Semua kemarahan dan bentakan ini.

Jeno membuatnya bingung.

Lelaki itu tak menjawab, hanya terdiam menatapnya dengan kosong, tak seperti biasanya. Dan itu membuat Renjun heran sekaligus dengan berani mulai menyimpulkan sesuatu. Sesuatu yang terasa tak mungkin untuk terjadi.

"Jeno," bangkit berdiri, kini mereka berhadapan, Renjun menatap Jeno dengan sorot mata geli dan terluka, "kau cemburu?"

Jeno terlihat bingung dan terkejut. "Tid—"

"Kau cemburu! Kau cemburu karena aku menjauhimu beberapa hari belakangan ini. Kau cemburu karena aku sering bermain dan tertawa bersama teman-temanku dan berakhir mengabaikanmu. Kau cemburu. Jangan membuat dirimu terlihat dungu, Jeno."

FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang