Setelah lulus aku langsung bekerja di salah satu rumah sakit di Jakarta. Alasannya kenapa aku gak jadi ikut Rendra untuk mengelola rumah sakit disana karena aku sangat di butuhkan di rumah sakit Jakarta ini. Rumah sakit ini adalah sebuah jasa yang mulia oleh kakek ku. Bagaimana tidak kakek sengaja mendirikan rumah sakit ini gratis bagi yang tak mampu.
"Hai dokter cantik?" Lagi dan lagi makhluk satu ini terus menganggu ku. Yah dia adalah salah satu anak magang di rumah sakit ini. Tidak, aku tidak membencinya, hanya saja tingkah konyol nya itu yang membuat aku naik darah.
" Pagi." Aku berjalan melewati kerumunan orang-orang yang tidak ku mengerti. Dan kejutan..
"Aaa....love kok bisa ada disini,kapan datang, terus love tadi kesini naik apa?" Berbagai pertanyaan aku lontarkan dan see dia hanya tersenyum lebar dengan deretan gigi nya yang rapi itu.
" Lepasin dulu pelukan nya Bu dokter." Aku melepaskan pelukan erat ku terhadap dia.
"Gue kangen loe tau." Seraya mencubit pipi ku.
"Dok, dia siapa?." Mulai kan resek nya.
" Kenalin gue pacar nya dokter cantik ini." Seketika aku memukul pundaknya...enak aja bicara sembarangan.
Sudah 1 tahun aku tak bertemu dengan Rendra, yah karena kesibukan dia menjabat sebagai direktur di rumah sakit swasta di Singapore. Rasa nya rindu ini sudah tidak tertahan lagi. Keusilan Narendra yang membuat aku rindu akan dia. Kami memang gini sahabat rasa pacar. Kalian pernah dengar kan tak ada yang murni dari persahabatan antar cowok dan cewek. Seperti halnya dengan ku, aku sudah lama menyukai dia. Namun aku tak bisa berterus-terang takut jika persahabatan kami nanti runtuh dan kami ini berbeda dari semuanya. Budaya, suku, agama dan bahkan tahta. Dia keturunan ningrat sedangkan aku hanya orang biasa. Kadang aku bingung gimana bisa melupakan perasaan ini. Namun lagi dan lagi aku tidak bisa semakin berusaha semakin kuat rasa cinta ini untuk diri nya.
" Gue udah pernah bilang kan, loe ikut gue aja ke Singapore. Gue gak bisa jauh dari loe rain." Ujar nya memelas. Plis jangan kayak gini ini akan menyulitkan aku untuk melupakan diri mu ren.
"Mau nya ren, tapi gue gak bisa. Tanggung jawab gue disini udah banyak banget, gue gak bisa ninggalin tanggung jawab gue, lagipula ini rumah sakit almarhum kakek gue diri kan. Gue janji deh sekali-kali gue akan kunjungi loe disana." Gue tersenyum dihadapan dia.
"Rain?. " Aku menoleh ke arah Rendra.
"Kenapa ?ngomong aja gue dengarin kok." Terlihat helaan nafas dari Rendra.
" Nanti lagi lanjutkan periksa data pasien. Gue mau ngomong serius ni!" Aku masih sibuk dengan data pasien sampai akhirnya Rendra memegang tangan ku. Dan jarak wajah kami berdua begitu dekat. Aku semakin deg degan melihat wajah yang sudah 1 tahun aku rindukan. Jarak Singapore dan Indonesia lumayan dekat, tapi namanya juga jarak jauh mau seberang lautan, daratan apalagi ya banyak pulau juga. Tetap rindu dan kalau kata anak jaman sekarang LDR oke Kembali ke topik.
"Gue gak bisa bohongi perasaan gue terhadap loe rain. Gue gak sanggup liat loe di goda sama mereka, gue gak suka tatapan dokter muda disini baik yang koas maupun dokter umum disini. Plis ikut gue ya kesana?." Jujur aku gak tau berkata apa gak pernah terbayangkan dalam pikiran ku dia akan berkata seperti ini. Ingin aku mengatakan ' gue juga ren' , tapi perbedaan sangat terlihat disini. Gue yakin jika kita pacaran ujungnya gak bertahan lama. Pasti mommy udah menjodohkan Rendra dengan pilihan mommy yang seiman, sederajat dengan keluarga mereka. Gue hanya cewek biasa bukan keturunan ningrat.
Aku terdiam seribu bahasa. Ku tatap wajah Rendra yang sangat penuh harapan untuk menunggu Jawaban ini.
"Jawab rain, gue butuh jawaban dari loe?." Ujar nya.
"Gue bingung ren, gue takut? Setelah kita pacaran dan hubungan kita lama, kita gak direstui." Ujar ku.
" Apa yang loe takutkan sih rain, gue sayang sama loe, keluarga kita udah saling kenal dan dekat. Apalagi rain?." Aku dapat melihat wajah nya yang berharap aku menerimanya.
"Kita beda ren, loe harusnya paham itu. Jangan lupa perbedaan kita sangat terlihat ren. Loe keturunan ningrat dan kita beda agama ren. Bagaimana kita menjalankan rumah tangga ren, Loe pasti tetap memilih agama loe begitupun gue ren." Jangan tanya air mata ku, aku menangis kenapa disaat kami saling mencintai, ada perbedaan yang sulit di tembus.
"Kita bisa menjalankan nya rain, loe bisa bersama agama loe begitupun gue." Aku melihat dia dengan tatapan tajam.
" Loe gak akan paham ren, loe ngerti gak sih bagaimana kita bangun rumah tangga sedangkan tiangnya saja berbeda. Sama seperti nya kita dirikan antara semen dan kayu ren...mereka bisa bersatu tapi gak sepenuhnya kokoh. Dan Tuhan kita saja beda, keyakinan dan perbedaan kita gak sejalan ren. Agama gue gak bisa nikah seperti itu, gue harus nikah dengan yang seiman sama gue ren. Kita gak akan bisa bersama. Kita beda dari segi agama, budaya bahkan kasta. Loe keluarga ningrat lah gue? Cuman orang biasa yang gak ada sama sekali keturunan ningrat. Gue paham betul eyang putri Gimana ren. Eyang sayang sama gue tapi bukan untuk cucu menantunya, tapi sebagai sahabat loe. Harusnya loe paham itu." Aku terduduk sambil memegang pelipis kepala ku.
"Maaf gue takut kehilangan loe rain. Hati gue sakit saat liat loe bersama yang lain. Gue memang gak bisa ikut agama loe begitupun loe. Gue sayang rain sama loe haruskah gue masuk agama loe rain? Biar kita bisa bersama?. " Aku kaget mendengar hal itu, jujur aku gak suka Rendra yang seperti ini. Aku gak mau dia terpaksa masuk agama Islam hanya demi aku. Aku ingin dia masuk Islam karena keyakinan dari dirinya.
" Meskipun kamu Islam nanti kita masih terhalang oleh kasta ren. Kita harus menerima kenyataan ren. Gue juga sayang sama loe. Gue ingin bersama loe, tapi keadaan dan keyakinan kita berbeda ren. Ren.. percayalah meskipun kita tidak bisa bersama kita masih bisa bersahabat kok. Jujur berat bagi gue ren, namun gue mencoba untuk ikhlas." Aku menghapus air mata ku. Dan tanpa ku sadari air mata ku semakin deras tidak bisa berhenti, Rendra yang melihat kondisi ku pun memeluk ku erat aku pun memeluknya erat, bahkan sangat erat. Sungguh ini menyakiti hati ku.
"Mari kita pacaran rain. Kita jalani keadaan kita walaupun kita beda agama. Aku yakin jika memang Tuhan menjodohkan kita akan ada cara nya nanti rain." Ingin aku berkata iya, namun aku takut hal itu tidak akan pernah terjadi, dimana aku dan Rendra akan memiliki keluarga kecil.
"Ren..." Ucapan ku terhenti saat Rendra semakin erat memeluk ku .
"Plis jangan berkata seperti itu, gue mau loe bukan yang lain. Walaupun mommy dan eyang menjodohkan gue dengan Monica, gue tetap mau bersama loe rain." Aku semakin terisak.
" Gue sayang loe ren, gue mau jadi pacar loe ren." Rendra melepaskan pelukannya dari gue.
"Serius loe rain?." Aku pun tersenyum dan mengangguk.
Kita tidak pernah tau jodoh itu datang kapan dan sama siapa ren, tapi untuk saat ini aku ingin menghabiskan waktu bersama kamu ren orang yang sangat aku cintai.
~raina~
Gimana nih greget gak, tunggu cerita selanjutnya ya...
Salam dari
2R💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
bersama bukan takdir kita
General FictionMengertilah kita berbeda, mulai dari segi budaya, tahta dan bahkan agama. Jika kita terus memaksa untuk bersama maka tak hanya kita yang terluka namun juga tuhan. Terimalah takdir dari Tuhan. Karena sejati nya kita beda dalam segala hal... ...