Peranan Sakit Dalam Cinta

240 22 17
                                    

.

Apa yang kau harapkan saat kata cinta tertulis?
Bunga? Kasih sayang? Hadiah? Berkah? Atau sekedar limpahan rindu?

Ada pada masanya, cinta tak se-simple itu. Kau harus banyak memecahkan riddle dan melewati maze berkali-kali, walau jawaban belum juga di temukan.

Ayolah, ini bukan hal bodoh. Bagaimana bisa sepotong kata 'Cinta' serumit ini?

Huh, aku tak berpikiran sejauh itu. Tapi untuk bulan ini...
Februari? Yap, tentu saja!

Aku berharap untuk mendapatkan suatu kenangan ataupun hal spesial lusa depan, pada hari Kasih Sayang.

12 Februari 2020
-Little Chewy

Tzuyu P.O.V (On)

Lekas saja aku tutup buku diary unguku, menarik selimut hingga merasa semua tubuhku tertutup oleh selimut tebal ini. Aku meringkup memeluk handphone milikku, membayangkan apa yang baru saja kutulis.

Andai sebulan yang lalu se-menyenangkan ini.

Tak terasa malam semakin larut, tapi mata ku tak bisa terpejam. Selalu basah, dengan air mata bodoh ini. Ck, untuk apa kau menangis Tzu?

Setiap aku mengingat keinginan untuk hari itu. Ia selalu melintas di kepalaku. Ya, dia yang mengakhiri cinta kami sebulan yang lalu.

Kim Taehyung.

Nama itu, nama milik seseorang yang telah menemani hari-hariku selama 2 tahun silam.

Jika kau bertanya apa yang kurasa, jawabannya adalah hal ini membuatku tak rela, aku benci di tinggalkan. Tapi aku juga tak boleh egois.

Aku harus apa Tuhan?
Meng-ikhlaskan mungkin jalan yang tepat, tapi itu berat. Sangat berat.

"Aku benci dirimu."lirihku setiap malam. Berusaha untuk membuat rasa cinta ini perlahan menghilang, walau tak pasti kapan.

"Selamat malam, masa depan." bisikku berharap mimpi membawa ku menyalami esok.

Tzuyu P.O.V (Off)

Pagi ini, burung berkicau ria. Membangunkan sesosok gadis yang masih terbungkus oleh selimut tebalnya.

"Eunghh..."lenguh gadis tersebut terbangun dengan mata sedikit membengkak.

"Semangat Tzu!"serunya bermonolog menyemangati diri sendiri. Tzuyu pun membuka selimut, lalu berjalan ke kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.

Sejak lama Tzuyu telah tinggal sendiri. Mengharuskan ia mandiri hingga sekarang.

Oh ya, hari ini?
Kamis, 13 Februari 2020

Menurut kalian apa yang akan Tzuyu lakukan?

Membeli coklat?

Huh, Seriosly?

Tidak, itu terlalu norak. Bila saja patah hati tak melanda, Tzuyu pun takkan pernah membeli benda itu.

Why not?

Dari mana pun, hadiah berasal dari sosok lelaki bukan perempuan.

Aneh bukan bila sang perempuan yang memberi coklat?
Oh, tidak. Maafkan, dia bukan budak cinta.

"Humm, semoga hari ini dosennya tertimpa musibah. Khehehehe," pintanya berdoa diakhiri kekeh-an singkat.

"Yosh, berangkat Tzuu!" ucapnya menaiki sepeda lipatnya dengan tas selempang.

Univ Sunthercal

Tzuyu menaruh sepedanya di parkiran tepat di sebelah mobil putih. Entahlah, ia tak tau itu milik siapa. Yang jelas ia telah memarkirnya.

Tzuyu berjalan masuk ke kampusnya. Banyak orang berlalu menghiraukannya.

Tzuyu pun menengok menyadari sesuatu, langsung saja ia terburu-buru masuk kelas.

"Tzu, aku ingin bicara!" seru seorang lelaki tinggi berkulit putih.

Tzuyu terus berlari hingga sampai di kelasnya dengan menahan air mata.

"Maafkan aku, ini terlalu melelahkan," ucapnya terduduk dilantai kelas yang masih kosong.

"Bukankah melelahkan kan hilang bila kau mencari pengganti?" tanya sosok tinggi membuka pintu kelas.

Jakarta Timur
-08-02-2020-

T. B. C.

Thank's

Valley Your Heart [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang