CHAPTER 3

8.1K 1.2K 377
                                    

BECAUSE of LOVE 🧸
.
.
.
.
.

Bel pulang baru saja berbunyi.
Hongjoong buru-buru keluar dari kelas. Ia menengok ke kanan dan ke kiri. 'Ah itu dia.'

Hongjoong sedikit berlari-lari kecil ke arah Seonghwa pergi, ia kembali berjalan normal setelah dirasa jaraknya dengan Seonghwa sudah cukup dekat. Entah kenapa, Hongjoong sangat penasaran dengan Seonghwa, apalagi tatapan tajamnya yang menyiratkan hal lain.

Hongjoong terus mengikuti Seonghwa sambil sesekali bersembunyi jika Seonghwa menengokkan kepalanya ke belakang. Hongjoong merasa dia sudah berjalan sangat lama, tapi Seonghwa belum juga sampai di tempat tujuannya.

"Sebenernya mau kemana sih? Rumahnya jauh amat, gak ada niatan buat naik bus apa?" gumam Hongjoong, ia mulai lelah.

Hongjoong melihat Seonghwa menghampiri sekumpulan orang-orang yang bertampang preman. Mereka terlihat bercakap-cakap sebentar sebelum berjalan memasuki gang yang lebih sempit.

"Hah? Mau kemana lagi? Apa aku ikuti saja ya? Preman tadi terlihat mencurigakan." Hongjoong melihat hpnya. "Tapi sudah sore, aku lapar, pulang aja lah." Hongjoong bangun dari posisi jongkoknya dan mengedarkan pandangan. "Nah loh mampus aku dimana??"

_🧸_

"Makasih ya paman."

"Sama-sama tu- eh maksud saya dek Hongjoong. Kalau saya boleh tau kenapa dek Hongjoong bisa tersesat sampai ke tempat itu?" tanya supir mobil yang mengantar Hongjoong.

"Ah itu tadi ... " Hongjoong garukin kepalanya yang gak gatel, dia bingung mau ngomong apa. Masa mau bilang tadi dia lagi nguntit teman sebangkunya kan gak lucu.

"Ahahaha gak papa kalau dek Hongjoong gak mau bilang."

"Eh bukan gitu," jawab Hongjoong cepat. "Paman, tolong jangan kasih tau mamah ya? Tadi Hongjoong cuma pengen jalan-jalan eh gak taunya malah kejauhan dan gak tau jalan pulang." Hongjoong menatap supir pribadi keluarganya yang sudah ia anggap seperti pamannya sendiri dengan memelas. Tadi Hongjoong menelpon, meminta untuk dijemput dengan melacak ponselnya.

"Baik dek." Pak supir mengangguk dan memberi gestur 'oke' dengan tangannya.

"Terima kasih paman."

Hongjoong masuk ke dalam apartemennya setelah mobil yang mengantarnya pulang sudah pergi.

"Huuff hampir saja." Hongjoong melepas semua seragam sekolahnya dan menggantinya dengan pakaian yang lebih santai. "Tapi kok aku malah kepikiran Seonghwa terus ya?"

_🧸_


@malam hari

Hongjoong membuka bungkus es krim yang baru saja dia beli dari minimarket di belakangnya. Entah kenapa tiba-tiba dia pengen beli es krim. Padahal mamahnya sudah mengisi kulkas yang di apartemen dengan berbagai jenis es krim, tapi Hongjoong malah keluar dan membeli es krim baru.

Hongjoong melangkahkan kakinya melesuri jalan, ia tidak takut tersesat. Karena dia sudah mempersiapkan semuanya. Ia membeli hp baru. Hp barunya ia tinggal di apartemen dengan lokasi yang menyala. Jadi kalau dia tersesat dia tinggal lacak hpnya yang di apartemen.

Entah ini bisa dibilang inovasi, kegoblokan yang haqiqi, atau malah kegiatan buang-buang duit, entahlah suka-suka Hongjoong aja. Dia terus berjalan sampai ke tempat yang cukup kumuh, ada gang sempit di depannya. Hongjoong melihat ponselnya, mengecek lokasi ponsel yang satu lagi. Ini sudah larut, dia harus pulang.

GLLABBRRUUGGG

"Eh?"

Hongjoong menatap gang gelap di depannya. Ia melihat siluet seseorang yang terbaring telungkup di tanah.

Hongjoong mendekat dengan ragu, ia menyinari gang sempit itu dengan fitur senter dari ponsel. "Halo? Apa kau ... " Hongjoong menjeda ucapannya, "baik-baik saja? Eh tunggu."

Hongjoong semakin mempercepat langkahnya karena orang yang tergeletak itu memakai seragam yang sama dengan miliknya. Perasaan Hongjoong jadi tidak enak.

"ASTAGA PARK SEONGHWA!"

Hongjoong panik saat melihat orang yang baru saja resmi jadi teman sebangkunya itu penuh luka dan darah hampir mewarnai semua seragam putihnya. Wajah cantik itu tampak lebam di sana-sini.

Tanpa pikir panjang Hongjoong segera menggendong Seonghwa dan berlari membawanya ke apartemen. Dengan susah payah Hongjoong menghubungi seseorang.

"Halo -hah- dokter Jung. Tolong -hahh- ke apartemenku sekarang -hah hah- darurat!"

_🧸_

Hongjoong berjalan bolak-balik di depan pintu kamarnya. Menunggu Seonghwa yang sedang diperiksa Dr. Jung, ia sangat khawatir.

Ceklekk

"Dokter Jung! Bagaimana keadaan teman saya?"

Dr. Jung tersenyum. "Dia baik-baik saja. Saya sudah mengobati semua lukanya, jadi jangan khawatir." Dr. Jung mengeluarkan sesuatu dari dalam saku snellinya. "Ini obat yang harus temanmu minum saat dia sudah bangun nanti."

Hongjoong mengangguk dan menerima obat itu. "Terimakasih."

Dr. Jung memperhatikan Hongjoong dari atas sampai bawah, khawatir jika trauma Hongjoong kambuh. Ia sangat terkejut karena Hongjoong tiba-tiba menelponnya dengan terengah-engah. Tapi Hongjoong tampak baik-baik saja, tidak mengeluarkan peluh yang banyak ataupun gemetaran. 'Syukurlah.' Dr. Jung menyentuh noda darah yang ada di baju Hongjoong.

"Bukan aku," cicit Hongjoong, tapi masih bisa didengar Dr. Jung.

Dr. Jung tersenyum lembut. "Iya tau. Gak ada yang bilang juga kalau itu ulah kamu. Lagi pula anak mamah mana bisa mukul orang." Dr. Jung tertawa, ia juga tidak berbicara formal lagi dengan Hongjoong, karena mereka sebenarnya memang sangat dekat. Hongjoong sudah menganggap Dr. Jung seperti kakaknya sendiri.

"Ihh apasih udah sana pulang." Hongjoong sedikit mendorong dokter Jung sampai depan pintu apartemen.

"Iya iya. Sana mandi dan istirahat."

Hongjoong mengangguk, Dr. Jung mengusak rambut Hongjoong sebentar sebelum melangkah pergi.

"Pake air anget."

"Iya astaga!"

_🧸_


Hongjoong memandang wajah damai Seonghwa sambil masih mengusak rambut basahnya. Ia menghela napas. "Apa yang membuatmu menjadi seperti ini? Kenapa tatapan matamu selalu seperti itu?"

"Park Seonghwa ... "

" ... Boleh kah ... "

" ... aku masuk ke dalam kehidupanmu?" gumam Hongjoong tanpa sadar, ia memandang wajah Seonghwa lama sebelum mengerjap. "Eh tadi aku ngomong apaan yakk?"

Hongjoong berbalik dan berjalan menuju sofa panjang di kamarnya. "Tidur di sofa deh :( " Hongjoong mulai membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata. Padahal masih ada satu kamar lagi di apartemen. Tapi Hongjoong memilih tidur di sini, untuk mengantisipasi kalau Seonghwa bangun dan membutuhkan bantuan.

Kenapa gak tidur di samping Seonghwa? Kan kasurnya gede? Alasannya simpel, Hongjoong gak mau Seonghwa salah paham dan menghajarnya, kan serem.




Tbc

Itu Hongjoong gendong Seonghwa di punggungnya ya~~ bukan ala bridal :v

Dan,,,
Jangan ber-ekspektasi terlalu tinggi sama epep authan yg satu ini (╥╯﹏╰╥)ง
Takutnya nanti malah ngecewain (╥╯^╰╥)
Gak sesuai harapan kalian huuhuuhuu (ुŏ̥̥̥̥םŏ̥̥̥̥) ु

Yg berpikir kalau Hongjoong bakal meped meped Seonghwa dengan penuh tantangan, mon maap mungkin itu tak akan pernah terjadi, otak authan yg dapet giveaway ini gak mampu mikir sampe situ (ुŏ̥̥̥̥םŏ̥̥̥̥) ु

Authan-♡

[✔]Because Of Love . JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang