Jimin menyandarkan kepalanya ke bantalan di kursi penumpang, pandangannya tertuju pada jalanan sekitar yang sangat familiar. Saat ini, perempuan cantik itu sedang berada di dalam mobil sang mertua yang berjalan menuju rumahnya; rumah di mana Taehyung kecil menghabiskan waktunya. Di sebelahnya, mami (re: ibu mertua) sedang sibuk dengan ponselnya dan sesekali memperhatikan menantu kesayangannya dengan senyum sumringah menghiasi wajah.
Merasa terus diperhatikan, Jimin menjadi kikuk. Dia bingung harus bertingkah bagaimana, karena biasanya, mami akan mengajaknya berbincang mengisi kesunyian yang ada. Sedangkan kali ini, bahkan sejak dirinya ditemukan tergeletak tidak sadarkan diri, mami menunjukkan gelagat yang menurutnya aneh. Semenjak sadar dari pingsannya, perempuan itu sudah merasa sangat merepotkan karena mami berulang kali menawarkan air hangat, minyak kayu putih, bahkan mengajukan pilihan untuk mengunjungi rumah sakit atau memanggil dokter keluarganya. Jimin berusaha sehalus mungkin menolak tawaran terakhir, tidak ingin terlalu banyak merepotkan apalagi tanpa sang suami di sisinya. Lagi pula, dia hanya merasa sedikit kelelahan dan tidak membutuhkan penanganan yang lebih serius.
Jimin menolehkan kepalanya ke sisi lain, mendapati mami yang menatapnya dengan senyuman sayang. Perempuan itu ikut menaikkan sudur bibirnya, sebelum memulai percakapan dengan suara yang pelan. "Mam, padahal aku bisa nunggu di rumah aja. Kak Taehyung juga gak bakal sampe malem nyampenya."
Mami menggeleng, kemudian menghela nafasnya pelan menanggapi menantunya yang cukup keras kepala. "Nanti Taehyung marah kalo istrinya gak ada yang jagain."
Nada menggoda itu menimbulkan semu merah di pipi gembil Jimin, membuat sang empunya mengeluarkan kekehan pelan. "Aku udah gapapa, mam."
"Iya." Mami menangguk, lalu mengambil tangan kecil sang menantu ke dalam genggamannya. "Makanya temenin mami di rumah. Oke?"
Jimin menangguk. Pada akhirnya, dia hanya bisa pasrah dan menuruti permintaan ibu mertuanya yang sangat baik itu. Memanfaatkan kesempatan ini untuk meluangkan waktu agar semakin dekat dengan ibu dari suaminya. Sekaligus menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang bisa dia percaya untuk menjaga sekaligus menjadi teman hidup anak laki - laki semata wayangnya.
.
.
.
Sore menjelang malam, dua orang perempuan yang terpaut usia cukup jauh itu tersenyum puas saat hasil karyanya tersaji dengan cantik di atas meja makan. Chocolate Eclair Cake, mami memberi tahunya jika ini adalah salah satu dessert kesukaan anaknya. Dan Jimin sangat antusias ketika mami mengajaknya untuk membuat dessert itu sebagai sambutan bagi Taehyung yang akan tiba dari perjalanan kerjanya.
"Jimin, kamu mandi dulu aja ya, sayang? Biar mami yang beresin ini."
"Aku aja, mam, yang beresin."
Saat perempuan muda itu hendak mengambil kain lap, mami segera menarik tangannya. "Menantu kesayangan mami ini bandel banget, ya." Jimin menunjukkan cengiran polosnya. "Taehyung sebentar lagi pasti nyampe, masa disambut istrinya yang berantakan gini?" Sebelah tangan mami yang lain terangkat, merapikan helaian rambut si cantik yang sudah mencuat ke mana - mana dan keluar dari ikatannya.
Setelah berdebat dengan pikirannya sendiri, dan tentunya dengan mami juga, Jimin akhirnya memutuskan untuk membersihkan diri. Membuat dirinya terlihat segar saat menyambut suaminya pulang nanti, berharap dapat mengikis kekhawatiran yang sangat besar dari lelaki tampannya karena mendengar kabar yang disampaikan mami tadi siang. Dan sore itu, setelah selesai mengeringkan badannya, Jimin lebih memilih untuk memakai kaus suaminya yang ukurannya terlalu besar di tubuhnya, tanpa mengetahui hal apa yang kini merasuki pikiran mertuanya.
YOU ARE READING
Baby, You Guess It Wrong
FanfictionPark Jimin telah menjadi milik Jeon Jungkook selama lebih dari 5 tahun. Sebuah cincin di jari manis menjadi bukti pengikatnya untuk tidak pergi ke lain hati. 3 tahun setelahnya, Kim Taehyunglah yang memiliki kuasa penuh terhadap Park Jimin. Not in a...