chapter 1

438 57 0
                                    



Chenle

Sekarang aku sudah sampai pada tujuan utamaku datang ke kota ini, Seoul National High School. Gedung tinggi menjulang dihadapanku itu adalah tempatku menempuh pendidikan baru. Ternyata sekolahnya besar sekali. Tapi tidak jauh beda dengan sekolahku di Shanghai. Aku menghela nafas sedikit pasrah sebelum melangkah masuk kedalam sekolah.

"Anak-anak, seperti yang kalian tahu, Chenle ini adalah siswa pertukaran pelajar. Dia datang untuk menggantikan posisi Jeongin yang berangkat ke China. Ibu harap, kalian bisa saling menghormati satu sama lain ya... Mengerti?"

Mereka menjawab iya dengan serempak. Daritadi kuperhatikan wajah mereka semua seperti biasa-biasa saja. Aku tidak berharap lebih, justru aku beryukur itu artinya aku tidak perlu dikerubungi seperti kebanyakan 'anak baru' pada umumnya.

Ibu Taeyeon, guru yang katanya wali kelas dikelas ini menyuruhku untuk segera duduk dibangku kosong yang mungkin bekas si Jeongin itu. Untung bangkunya bukan yang paling pojok belakang. Aku tidak akan betah kalau belajar terhalangi dengan punggung orang-orang.

Pembelajaran berlangsung biasa-biasa saja. Tidak terlalu menarik menurutku. Mungkin karena aku sudah pernah melewati masa sekolah di kota ini. Jadi aku tidak terlalu bersemangat sebagaimana mestinya. Empat jam berkutik dengan buku, akhirnya waktu istirahat tiba. Kesempatanku untuk mengelilingi sekolah ini.

Waktu aku berdiri, aku merasakan seseorang menyentuh bahuku. Aku berbalik dengan spontan. Orang itu mengulurkan tangannya padaku. Aku menjabatnya dengan senang hati.

"Choi Beomgyu,"

"Zhong Chenle,"

"Mau berkeliling?" aku mengangguk

"Ku temani?" aku menggeleng cepat

"Tidak usah. Aku mau jalan sendiri saja. Terimakasih," dia tampak terkejut,

"Wah.. bahasamu fasih ya," aku tersenyum tipis, bisa saja ku bilang kalau aku pernah bersekolah di kota ini, tapi aku memilih mengurungkannya "Terimakasih. Kalau begitu, saya duluan," aku pergi meninggalkannya yang masih terus memasang wajah terheran-heran.

Dikoridor kelas aku sadar beberapa siswa dan siswi memperhatikan pergerakanku. Aku senyum saja dan tidak mau peduli. Aku berbelok setelah membaca penanda jalan yang menunjukkan 'Ruang Musik' . Saat aku masuk, ada beberapa orang didalam sana. Ada yang berhenti bermusik ada juga yang tidak peduli kedatanganku. Aku masuk lebih dalam untuk menyentuh piano diruangan itu. Aku hendak memainkannya tetapi tidak jadi karena mataku secara tidak sengaja, melihat seseorang yang sangat familiar.

Karena pintu ruang musiknya terbuat dari kaca, kita bisa melihat langsung apa yang terjadi diluar. Aku melihatnya, dia berjalan diluar sana dan ternyata beberapa anak gadis tengah mengikutinya dari belakang.

"Aku tidak salah lihat, kan?"

Tidak mungkin. Itu benar-benar dia.

Dia, Park Jisung.

******

"Kau buat kegaduhan lagi,"

Jeno berbicara santai sambil memperhatikan siswi-siswi yang sedari tadi mengikuti Jisung yang sekarang mengambil tempat duduk diarea meja mereka.

"Cepat, mau bicara apa?" Jisung to the point

Mereka memang sengaja berkumpul bukan sekedar untuk makan siang bersama. Tadinya Jisung juga mengerjakan laporan di perpustakaan tapi setelah mendapat panggilan bahwa mereka harus kumpul jadi dia terpaksa pergi ke TKP.

Happy NewyearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang