chapter 2

483 60 4
                                    

Bukan namanya Jisung kalau putus asa. Tidak menerima penolakan, tanpa aba-aba Jisung langsung menarik pergelangan tangan Chenle tanpa peduli dengan teriakan-teriakan Chenle yang meminta untuk dilepaskan. Jisung membawa Chenle ke tempat sepi, yang jauh dari jangkauan siswa-siswi.

"Kau gila?!"

Chenle berteriak begitu tangannya terlepas dari genggaman besar Jisung. Mukanya merah karena marah. Namun Jisung justru memasang wajah tak bersalahnya.

"Dengarkan penjelasanku dulu!" pinta Jisung

Chenle berdecih "Kau baru mau bicara? Kau darimana saja? Selama ini kau melakukan apa bahkan pesanku hanya kau baca?! Huh? Jawab aku jisung!!" karena terlalu kecewa, Chenle tidak bisa lagi menahan amarahnya.

Jisung yang menyaksikan bola mata itu terbendung airmata lantas merasa beribu-ribu kali bersalah. Sebelum airmata itu jatuh, Jisung segera mengalihkan matanya dengan menarik tubuh yang lebih kecil kedalam pelukannya.

Chenle lagi-lagi dibuat shock.

"Jangan menangis. Kumohon jangan menangis," lirih Jisung

Chenle berusaha sekuat tenaga agar tidak menangis. Tapi bagaimanapun kerasnya batu akan berlubang jika terkena tetesan air berulang-ulang.

Pertahanan Chenle runtuh ketika tangan Jisung lebih memeluk erat punggungnya.

"Kau jahat jisung!"

Jisung memejamkan mata kuat-kuat, tidak lucu kalau dia ikut menangis.

"Aku disini chenle, aku tidak akan pergi lagi. Aku tidak akan membiarkanmu sendiri lagi. Percayalah,"

"Bahkan alasanmu kemarin belum jelas dan kau seenaknya bicara seperti itu? Kau mau mempermainkan aku?"

Jisung menggeleng "Tidak. Tolong dengarkan penjelasanku dulu,"

Jisung pelan-pelan menjauhkan tubuhnya. Chenle menyeka airmatanya dengan kasar. Dadanya kembang kempis karena terisak. Jisung antara gemas dan kasihan menyaksikan dia.

"Baiklah. Sebenarnya waktu itu aku-,"

"Park jisung?"

Ucapan Jisung terputus berkat suara lain yang tiba-tiba muncul ditengah-tengah mereka. Chenle menajamkan penglihatannya pada orang itu. Dahinya mengernyit heran. Jisung berbalik, orang itu datang dari arah belakangnya.

"Kau ngapain disini?" tanya orang itu

Seorang gadis cantik, tinggi dan memiliki proporsi tubuh yang hampir sempurna. Untuk ukuran anak SMA dia sangat sempurna. Dia sangat cocok menjadi tipe ideal perusahaan-perusahaan yang bergerak sebagai agensi idola-idola ternama.

Gadis itu juga tampak ramah.

"Iya? Aku, aku ada urusan. Kau sendiri ada disini?" Jisung mencoba menutupi . Gadis itu menampakkan seluruh giginya. Manis sekali. "Jangan-jangan kau lupa kalau aku anggota osis," katanya

Beberapa detik selanjutnya Jisung baru sadar kalau ruang osis berada tepat diatas mereka. Yakni lantai 2. Wajar saja jika anggota osis ada disekitar sana.

"Oh astaga. Maaf-maaf, aku kurang fokus,"

"Hahaha, kau perlu minum sepertinya,"

"Y-ya,"

Ketika berbalik kembali . Jisung terkejut mendapat ruang dihadapannya sudah kosong. "Ha? Dia kemana?" monolognya. Jisung menatap gadis itu lagi, tapi sang gadis hanya mengedikkan bahunya tidak mengerti.

"Ya ampun. Dia pergi?" berkacak pinggang, Jisung berbicara pada dirinya sendiri

"Dia siapa?"

Jisung menatap gadis itu "Dia. Yang tadi bersamaku," kata Jisung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Happy NewyearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang